FAFNIR : 7

5 2 0
                                    

"Jenderal!" Ravell berlari menuju ke depan Spencer merentangkan kedua tangannya menghalau.
Setitik raut keterkejutan Jarnalas muncul walau hanya sedetik dan kemudian berganti lagi menjadi wajah marahnya.

"RAVELL!! MENJAUH DARINYA!!" Teriak Jarnalas, ia maju selangkah diikuti pasukannya yang berjajar semakin mendekat.

"Jenderal Jarnalas kumohon! Dia tidak bermaksud jahat, benar dia kenalanku!"
Gigi Jarnalas saling bergemeletuk menahan amarah mendengar Ravell memohon untuk pria tersebut. Walaupun sudah diberitahu sebelumnya oleh Ravell, Jarnalas pun berpikir bahwa Ravell hanya mengutarakan alibinya karena selama ini dia tidak pernah melihat Ravell bertemu atau berkomunikasi dengan gadis itu.

Ravell, "Jenderal aku bisa menjaminnya, dia memiliki satu tujuan dengan kita" sekali lagi mencoba.

"Kalau begitu dia harus ditahan karena berusaha melakukan penyerangan terhadap pahlawan!!"

Menggeleng pelan namun Ravell merasa bahunya di sentuh oleh sesuatu. Gadis itu menoleh menatap Spencer. Pria bak serupa dewa itu menggeleng dan hanya berkata seperti bisikan kecil padanya, "Aku akan menunggu di pintu gerbang kota besok. Cepat selesaikan masalahmu! Pria itu sangat tempramental"

"JANGAN SAMPAI LOLOSSS!! MAJU!"
Namun secepat datang, secepat itulah Spencer pergi. Gelar petualang terbaik di Fafnir yang hanya diperoleh dalam kurun waktu dua bulan ini bukanlah bualan belaka. Buktinya dia bisa dua kali lolos dari Jarnalas dan pasukannya.
Jarnalas mendekati gadis itu dengan langkah lebarnya. Dia berdecak sembari menyentuh bahu Ravell, "Kau tidak apa apa? Apa yang diinginkah bedebah itu padamu Ravell?! Kenapa kau melindunginya?!!"

Ravel melepas tangan Jarnalas dipundaknya dengan sopan berharap tidak menyinggung pria itu, "Dia kenalakanku di tempat asalku Jenderal, dan dia tidak memiliki niat buruk selain pulang. Tentu saja setelah urusan di Livgarr selesai"

"Kau berbohong!"

"Tidak Jenderal, aku bersungguh sungguh!"

"Kau iya!"

"Jenderal—

"Ravell tidakkah kau mengerti bahwa aku mengkhawatirkanmu?! Kau yang hanya sendirian disini, sebagai seorang yang diharapkan menanggung beban seluruh Livgarr?! Kemudian di haruskan bertanggungjawab lagi untuk memulangkan satu bedebah memusingkan. Kau pikir masalahmu tidak lebih besar dari dia?!"
Gadis itu menghela nafasnya pelan, "Aku tahu Jenderal. Tapi aku sudah berjanji padanya untuk membantunya dan aku tidak bisa menolak hal tersebut" Ravell menatap iris mata kelabu Jarnalas yang berkelap kelip seperti langit berbintang, "Aku pasti akan menyelesaikan semua masalah disini sebelum aku dan Spencer kembali kedunia asalku!"

Jarnalas tidak mungkin bisa membantahnya karena Ravell benar benar serius dengan hal tersebut sehingga ia berakhir mengalah pada debat kusir diantara keduanya.
Jarnalas berjalan menjauhinya kemudian berbalik menyusuri senja yang sudah lewat. "Ikutlah Ravell ada yang harus kita bicarakan."

Pasukan Jarnalas sudah berjalan mengambil posisi berada dibelakang Ravell, sehingga mau tidak mau Ravell juga menyusul mengikuti langkah kaki Jarnalas.

Jarnalas, "Sepertinya kita harus berangkat lebih cepat ke perbatasan Ugr" ujarnya begitu Ravell telah berada disampingnya. Gadis itu hanya diam membiarkan Jarnalas kembali melanjutnya penjelasannya. "Olipira mengatakan bahwa Mayor Kustyol ingin kau segera tiba diperbatasan. Retak rambutnya sudah sangat banyak sekali digerbang dan tidak ada seorang pun yang bisa memastikan berapa banyak waktu tersisa untuk bertahan dan mengumpulkan pasukan"

"Baiklah Jenderal"

"Apa bedebah itu akan ikut?" Ravell menoleh mendengar pertanyaan Jarnalas kemudian mengangguk.
"Iya Jenderal tapi aku bisa pastikan dia tidak akan mengacau. Jika dia melakukan sesuatu yang merugikan kita, kau bisa menahannya Jenderal aku tidak akan menghalangi lagi!"

Ravell Mogarr and The Legend of Ugr : City of Dragon | ft. TkHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin