MY SAVAGE BOY -- 28

164 9 2
                                    


Kevin dan Marina kini sudah berada di kediaman orang tua Naura. Setelah berpikir sejenak mereka memutuskan akan memberitahu orang tua Naura. Bahwa mereka bertemu Naura disekolah bahkan dengan pria dewasa.

"Kami lihat Tante, hari ini Naura masuk sekolah." ujar Marina semangat. Deni dan Ratih tidak bisa merespon ucapan Marina. Mereka hanya terdiam saling adu pandang. Hal tersebut membuat Kevin yang duduk di sebelah Marina menatap curiga.

Tentu, orang tua Naura mengenal pria dewasa yang bersama putrinya. Sebab mereka bertiga sewaktu kecil bermain bersama. Orang tua Naura pun mengenal orang tuanya.

"Tante udah tahu pria yang bersama Naura? Kevin melihat mereka pulang bersama." ujar Kevin.

Deni mengambil nafas lalu menatap Kevin dalam. "Kamu sudah tahu siapa dia."

Kevin tidak bisa menjawab, tentu ia tahu. Sedangkan Marina adalah satu-satunya orang yang tidak mengerti alur yang Kevin dan Deni katakan.

Sebuah senggolan terasa di lengan berotot milik Kevin. "Kamu tahu pria itu?" bisiknya.

Kevin tidak menjawab hanya melepaskan pandangan. "Sejak kapan, Om? Mereka tidak ada ikatan apapun, kenapa Om biarin Naura sama dia. Apa Om yang menyetujui mereka?"

"Kekuasaan. Dia punya itu. Kami sudah berusaha Kevin."

Laki-laki 17 tahun itu berdecak tak suka. "Aksa pria dewasa, Naura masih 17 tahun. Apa Om tidak berpikir aneh-aneh?"

"Tante merasa apa yang kamu pikir itu tidak akan terjadi. Tante yakin Aksa tidak berani melakukan itu." sela Ratih entah kenapa merasa tidak senang karena ucapan Kevin yang seakan mengotori pikiran suaminya untuk berpikir buruk tentang Aksa.

Aksa memang sedikit angkuh tetapi memiliki sisi lembut pada Naura.

***

Seorang gadis dengan dress santainya itu tengah menikmati sore hari dengan membaca sebuah novel bergenre komedi romantis.

Pikiran Naura sedikit tidak bisa fokus pada novel yang di baca sepenuhnya. Ucapan Aksa yang tiba-tiba masuk dalam pikirannya membuat gadis itu berdegup tanpa sadar.

Buk

Ini menutup novel sedikit keras. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. Kepalanya menoleh ke samping kiri,"Kenapa aku jadi memikirkan ucapan Aksa tadi sore ya?" gumamnya.

Bibirnya mengerucut seketika. Cemburu?

Suara derit pintu kembali menarik persensi Naura. Gadis itu segera mengembalikan raut wajahnya menjadi biasa. Seorang lelaki gagah berdiri dibalik pintu kamarnya.

"Waktunya makan malam, Naura. " ucap Aksa seperti biasa. Tangan mungil itu menaruh novel yang semula di pangkuan bergeser ke atas kasur. Kakinya perlahan menginjak ubin lantai,"hm, iya." sahutnya.

Tanpa banyak kata Naura segera berjalan dan melewati Aksa begitu saja di balik pintu. Lelaki itu pun tidak mengalihkan pandangan dari Naura. Ia memperhatikan dengan diam.

Setelah melihat gadisnya benar-benar menuruni tangga, Aksa pun menyusulnya. Dari kejauhan mata tajamnya sempat bersinggungan dengan mata indah milik Naura, beberapa saat kala gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang.

"Aku ingin serakah memilikimu Naura." katanya pelan dan penuh keseriusan.

Sampailah mereka berdua di meja makan, Nina dan Oka berdiri tak jauh dari mereka. "Udah," kata Naura, saat Nina menambahkan beberapa lauk di piringnya.

"Kalian ikut makan juga. Duduk." pinta Naura, dua perempuan muda itu saling menatap. Tak lama keduanya menggeleng bersamaan.

"Tidak, kami sudah makan, Nona." ujar Oka tersenyum manis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY SAVAGE BOYWhere stories live. Discover now