MY SAVAGE BOY - 10

314 23 2
                                    

📖 Selamat Membaca 📖

📖 Selamat Membaca 📖

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naura dan Aksa

Mendengar suara tepakan sepatu membuat fokus satu gadis duduk di ruang tv pun menoleh ke belakang.

Pandangannya mengikuti langkah orang itu, penampilan seperti Aksa dengan pakaian formal. Bedanya ada earphone di telinga kirinya, Aksa tidak menggunakannya.

Berinisiatif, gadis itu bangkit dari duduknya dan hendak menghampiri pria itu.

"Nina, mau kemana?" suara Nina mengejutkan Naura.

"Tadi aku lihat ada pria masuk pakaian formal terus naik ke atas. Aku ingin menghampirinya," jelas Naura padanya.

Nina berjalan mendekati Naura dan meletakan jus di meja sofa. "Oh, dia sekretarisnya Tuan, namanya Radit."

Naura mengangguk mengerti. "Apa jika aku meminta bantuannya dia akan menolongku?" Batinnya berpikir.

Tak lama suara tapakan sepatu pantofel membuat atensi keduanya teralih. Nina menunduk, sedangkan Radit menghentikan jalannya dan menunduk pada Naura dengan memberi sapaan. "Pagi Nona,"

"Ah, Pagi." ucapnya tersenyum ragu. Naura menatap Radit dari atas sampai bawah. Hal itu Nina saksikan.

"Apa yang kamu bawa?" tanya Naura melihat sebuah map biru di tangan kanannya. Radit meliriknya,"berkas Tuan muda tertinggal, saya mengambilnya."

Naura mengangguk pelan. Dilihat-lihat sekretaris Aksa memiliki wajah manis, dan baik.

Dengan tak tahan Nina menyenggol bahu Nona-nya sebab gadis itu merasa takut sendiri melihat Naura terus menatap sekertaris Tuan mudanya. Ia jadi takut kalau Naura menyukainya, bisa bisa Tuan muda semakin gila.

"Ish, kenapa?" sungut Naura.

"Ekhem, Nona saya permisi pamit. Tuan muda sudah menunggu saya!" jelas Radit menyadari hal aneh.

"Ah, iya iya."

Radit menghilang dari pandangan, Naura langsung menatap tanya Nina. "Kamu kenapa nyenggol aku sih?"

"Maaf Nona, tapi Nona aneh terus melihat Pak Radit." ucapnya memanyunkan bibirnya.

"Apa salahnya?"

"Salah Nona, salah!" tegas Nina spontan. Hati Naura menjadi kesal dengan nada Nina. Gadis itu menekuk wajahnya duduk kembali seperti semula.

Nina menepuk kepalanya sekarang, ia salah bicara. "Maaf Nona, bukan maksud saya berbicara keras seperti itu. Saya cuma, saya cuma tidak mau hal buruk terjadi!"

"Hal buruk apa, sih?"

Nina berdiri di sebelah Naura yang duduk menekuk wajahnya." Tuan muda itu sangat kejam, posesif, kasar, sebaiknya jangan membuat Tuan muda emosi."

MY SAVAGE BOYWhere stories live. Discover now