MY SAVAGE BOY -- 26

152 9 1
                                    

"Nona sudah bangun, ternyata." ucap Nina, gadis berusia 20 tahunan itu baru saja akan membangunkan Nonanya untuk kedua kalinya.

Pagi sudah menyapa, satu jam lalu Naura masih bergelung nyaman. Kini gadis itu sudah terlihat lebih segar. "Bunga siapa itu?" tanya Naura berjalan mendekat padanya.

Nina tersadar niat awalnya ingin memberikan bunga pemberian dari Aksa untuk Naura. "Ah, ini bunga dari Tuan muda untuk Nona."

Butuh beberapa detik Naura terdiam sebelum tangannya meraih sebucket bunga mawar.

Jangan membenciku. Aku minta maaf, untuk kemarin.

"Mari sarapan dulu, Nona. Tuan muda sudah berangkat pagi sekali jadi tidak bisa sarapan bersama." ujar Nina tersenyum lebar.

Naura meletakan bunga itu pada meja rias. "Sepagi itu?" Nina berdehem.

Setelah menyelesaikan sarapannya. Kini Naura sudah duduk manis di taman belakang. "Nona sedang memikirkan apa?"

Perasannya ragu untuk bercerita pada Nina. Tetapi hatinya terasa janggal. Naura berdehem,"Nina, menurutmu persahabatan antara laki-laki dan perempuan mustahil tanpa ada perasaan?"

"Menurutku mustahil. Bahkan sangat. Pasti salah satu diantara keduanya ada yang memiliki perasaan lebih dari teman. Hanya saja mungkin sebagian memilih disimpan sendiri, sebab banyak sekali yang takut mengakuinya dan berdampak buruk ke pertemanan itu." jelas Nina.

"Aku dan Aksa dulu teman kecil." akhirnya Naura mengatakannya. Gadis itu menunduk sendu.

Nina merasa Naura tidak baik-baik saja. "Aku siap mendengarnya, jika Nona mau."

Pandangan mereka beradu. "Aku--aku melukai perasaan Aksa. Tapi niatku supaya dia mengerti kalau aku hanya menganggapnya sebagai kakak, bukan lebih."

Naura menoleh,"Bukankah cinta tidak bisa di paksa?"

Semula Nina diam, ia mengangkat satu tangannya guna mengusap tangan Naura yang hangat. "Cinta bisa tumbuh melalui apa saja. Kadang, seringnya perhatian, kasih sayang, atau bahkan hanya dari sekedar rasa empati bisa membuat kita tumbuh memiliki perasaan cinta."

"Maksudnya?" Naura hanya gadis berusia 17 tahun yang sebentar lagi akan lulus SMA. Tetapi gadis itu sangat minim pengalaman cinta. Masalahnya Naura belum pernah berpacaran. Beberapa cowok menembaknya namun gadis itu menolak sesopan mungkin agar tidak menyakiti hatinya.

Begitu pula dengan Kevin Jean. Teman masa kecilnya bersama Aksa. Cowok itu pun menyimpan perasaan yang sama. Hanya saja Aksa lebih gamblang mendekati.

Menunjukkan ketertarikan pada gadis itu.

"Kata psikolog sih kalau kamu mencintai orang karena dia mencintaimu itu bukan karena cinta, tapi empati. Begitu pula Nona, rasa empati itu lambat laun bisa menumbuhkan benih-benih cinta untuk tuan Aksa." ucapnya terkekeh geli.

"Memangnya kapan aku terlihat berempati?" serunya tidak setuju. Menarik tangannya dari usapan kecil maid pribadinya.

"Nona tidak tahu saja. Kata leader maid, pekerja di mansion ini sebelumnya laki-laki semua. Tidak ada perempuan, baru sehari sebelum Nona kemari Tuan muda meminta leader maid yang bekerja di mansion keluarga Naresha ke mansion sini. Lalu dibukanya pendaftaran lowongan kerja,"

Nina berbisik di telinga Naura,"Untuk bekerja disini bahkan sangat susah, kita harus diseleksi di bidangnya."

"Tuan muda sangat penurut jika Nona perintah." bisiknya lagi.

"Kapan dia menurut? Justru dia yang memaksaku untuk menjadi penurut. Aku tidak suka sikapnya!" ketus Naura menggembungkan kedua pipinya.

"Memangnya Nona tidak mau sedekat dulu?"

MY SAVAGE BOYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt