7

26 6 0
                                    

"Mereka pindah tempat atau pulang?"

"Kata waitress itu tadi, mereka ribut-ribut ngomongin soal pindah tempat, Tapi nggak tahu ke mana mereka pindahnya."

"Mau susul mereka?"

"Nggak usah deh. Atau... gimana ntar aja. Gue minum Honey Moon, boleh nggak?"

"Minuman ара itu?" sambil Kanda manggut-manggut mengikuti irama musik yang penuh energik itu.

"Honey Moon itu campuran Brandy, Honey sama Cointreau. Belum pernah, ya?"

Kanda menggeleng.

"Boleh nggak aku minum itu?"

"Asal jangan sampai mabuk."

"Nggak deh. Gue bisa kontrol diri kok."

Lalu, gadis itu pun memesan minuman tersebut kepada seorang bartender. Diam-diam Kanda merasa salut dengan Tika. Bukan hanya supel dan cuek, tapi gadis itu juga punya pergaulan yang luas dan gaya hidup yang cenderung high class. Mungkin saja Tika terlahir sebagai jetset sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam jenis minuman beralkohol.

Ada rasa bangga tersendiri di hati Kanda manakala Tika meminta izin padanya lebih dulu sebelum memesan minuman Honey Moon itu. Sikap tersebut menimbulkan kesan seolah-olah Tika sangat menghormati kawan barunya, dan tidak ingin dikecam negatif. Permintaan izin minum itu juga membuat suasana hati Kanda semakin ceria, hubungannya terasa kian akrab lagi, sehingga Kanda pun tidak ingin membuat gadis. itu kecewa oleh keputusannya.

"Kamu mau minum whisky, Kanda?"

"Nggak ah. Takut mabuk. Aku minum bir hitam aja."

"Tapi jangan banyak-banyak, ya? Nanti perutmu buncit!" sambil tangan Tika menepuk perut Kanda seenaknya, tanpa sungkan-sungkan. Gadis itu tampak semakin riang dan lebih lincah lagi ketimbang sebelum masuk diskotek.

"Turun, yuk?" Tika mengajak Kanda bergoyang disko di arena.

"Nanti aja. Badanku belum panas."

"Ambil korek, bakar! Nanti kan panas," canda Tika. "Aku turun ke sana sendiri boleh nggak?"

"Kalau mau goyang di sini aja, jangan ke depan sana. Ntar digangguin cowok-cowok kurang ajar."

"Okey, Boss," katanya sambil turun dari bangku tinggi, dan ia bergoyang-goyang di samping Kanda. Benar-benar tak mau ke arena, seakan sangat menghargai keputusan Kanda.

Hal itu membuat Kanda bertambah bahagia berada di samping si tomboy doyan disko. Lama-lama Kanda merasa kasihan, seolah- olah ia telah membatasi kebebasan Tika. Маkа ia pun segera turun dan gadis itu dibawanya ke arena. Mereka bergoyang disko di sana dengan penuh semangat dan hati
berbunga-bunga indah sekali. Ketika mereka kembali ke tempat duduk semula, Kanda menawarkan pengertian khusus untuk menyenangkan hati Tika.

"Mau nyusul teman-temanmu sekarang? Mumpung masih pukul satu lewat sedikit."

"Nggak, ah. Aku suka di sini aja."

"Tapi kamu nggak punya teman. Mereka..."

"Kan ada kamu?" sahutnya sambil tersenyum dan napasnya masih agak ngos-ngosan karena bergoyang disko tadi. Tika meneguk minumannya. Ia juga memesan bir putih untuk dirinya sendiri.

"Di sini aku sudah bisa merasakan kebahagiaan bersamamu, buat ара nyusul teman-temanku. Nanti di sana kamu malah dijadikan rebutan mereka, uuh... nggak happy lagi deh hatiku."

"Ара benar aku bisa membuatmu bahagia?"

"Aku senang sekali dapat teman seperti kamu. Nggak tahu kenapa perasaanku malam ini jadi gembira dan bahagia sekali. Aku seperti mendapat semangat baru, sehingga gairah hidupku yang nyaris pudar ini menjadi berkobar kembali."

46. Misteri Bocah Jelmaan✓Where stories live. Discover now