14

27 5 0
                                    

BOBBY merasa penasaran juga setelah mendapat penjelasan dari Kumala tentang keadaan di rumah Kanda. Sementara Kanda yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba di cafe, maka Bobby memutuskan untuk menunggu Kanda di rumahnya. Bobby sudah mencoba menghubungi HP-nya Kanda sebelum itu, tapi HP Kanda dalam keadaan tidak diaktifkan.

Sepuluh menit sebelum Bobby dan Kumala tiba di rumah Kanda, handphone itu baru bisa dihubungi. Maka, mereka tiba di rumah Kanda lebih dulu, dan Bobby melihat sendiri tempat tidur di kamar Kanda dalam keadaan kosong.

"Aku akan melakukan jebakan untuk bocah itu," kata Kumala, entah ditujukan kepada siapa. Yang jelas gadis cantik itu segera keluar. Bobby dan Sandhi mengikutinya.

Kumala Dewi berdiri di halaman rumah yang tak seberapa lebar itu. Ia menyentilkan tangannya ke langit.

Claap...!

Segumpal cahaya hijau berkabut meluncur ke atas. Kecil seukuran gundu. Tapi dalam ketinggian tertentu cahaya hijau kecil itu pecah bagaikan kembang api.

Pyaaaarrrr...!

Kabut hijau turun ke bawah setelah menyebar memayungi rumah tersebut. Cahaya hijau itu padam, tapi aroma wangi cendana dan pandan semakin tajam. Rupanya kabut hijau tipis yang sekarang tak kentara itu menyebarkan wewangian lembut yang memenuhi setiap jengkal tanah.

"Kalau roh bocah itu masih bisa menerobos masuk pagar gaibku, berarti ilmunya lebih tinggi dariku. Dan ia patut untuk semakin dicurigai," kata Dewi Ular kepada Sandhi.

Bobby memang belum tahu persis, siapa Kumala sebenamya. Tapi melihat sinar hijau yang keluar dan sentilan tangan Kumala, Bobby hanya bisa menyimpulkan bahwa Kumala pasti orang pintar, yang mempunyai kekuatan supranatural cukup tinggi.

Mereka duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan Kanda. Маk Sanah dan Rusmi di ruang tengah, menunggu perintah. Pintu kamar tidur Kanda dibuka lebar-lebar, supaya jika terjadi sesuatu di dalam kamar itu, Маk Sanah dan Rusmi dapat mengetahuinya.

"Coba hubungi Kanda, sudah sampai mana dia!" perintah Kumala kepada Bobby. Tanpa rasa keberatan Bobby segera mengambil HP-nya.

"Hallo, Da... sudah sampai mana kamu?"

"Hmmm... sampai Apotik Mulya. Lima menit lagi aku tiba di rumah. Kalian sudah ada di rumahku, уа?"

"Ya. Dan aku lihat sendiri, anakmu memang nggak ada. Kata Kumala, dia akan muncul lagi setelah kau tiba di rumah."

"Kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya. Tapi tolong beri tahu kepada Kumala agar jangan mengganggu Uca kalau dia benar-benar kembali dalam keadaan masih tertidur seperti  kemarin."

Tiba-tiba terdengar suara ledakan sebelum percakapan melalui handphone berakhir. Ledakan itu sangat keras, menggelegar, mengguncangkan rumah dan sekitarnya. Маk Sanah sempat terpelanting jatuh bersimpuh akibat guncangan menyerupai gempa bumi itu.

Semua orang tersentak kaget dan menjadi tegang, termasuk Kumala Dewi. Sementara itu, suara Kanda sempat terdengar berseru meminta balasan dari Bobby. Pada saat itu Bobby yang sangat terkejut dan menjadi takut itu tak sempat menjawab seruan Kanda.

"Bobbyyyy...! Heei... Boob, ada ара tuh?! Aku mendengar suara ledakan dahsyat! Bobby...! Halloooo... hallooo Bobbyyyy...!!"

"Kanda...!" Bobby baru sadar dan membalasnya. Tapi hubungan telepon itu segera terputus. Gemerisik mendesis kasar. Sepertinya jaringan komunikasi itu telah rusak, dan ada pihak yang sengaja merusak saluran tersebut.

"Kumala, ledakan ара itu tadi?!" tanya Sandhi setelah getaran bumi berhenti.

"Ada kekuatan gaib yang menabrak pagai gaibku! Kita lihat di luar sana, siapa yang berani coba-coba menerjang pagar gaibku!"

46. Misteri Bocah Jelmaan✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon