13. First Time Working

82 25 6
                                    

Hai Readers apa kabar kalian?

Semangat semangat ! Ayo baca bab 13 biar nambah semangat.

***

"Bangsat ya lo! Anjing! Lo nyadar bego, lo ngga pantes buat Dean, Anjing!" Bentak Rania tersenyum miring bersamaan dengan mukanya yang sangat marah. Rania juga menjambak rambut Lintang sampai Lintang kesakitan dan mencoba untuk melepaskan tangan Rania dari rambutnya.

"SADAR BEGO! LO JELEK BABI! KUMAL! NGGA PUNYA ORTU! LO CUMAN ANAK PUNGUT! HAHAHA!" bentakan Rania disertai Tawa yang keras menggema di gudang sekolah mereka.

"PUTUSIN DEAN!" Bentaknya dan juga mendorong tubuh Lintang sampai ia terhuyung ke belakang.

PLAK!

Satu tamparan di pipi kanan Lintang yang dibuat oleh Rania. " Pipi lo bagus juga haha mungkin ini bakal jadi bagian favorit gue" bisiknya ditelinga Lintang.

"Gue ngga mau putus sama Dean!"

PLAK!

"BERANI LO SAMA GUE ANJING!"

Rania mengambil ember berisikan air bekas pelan kamar mandi lantas Rania mengguyurkan air pelan itu ditubuh Lintang dari kepala hingga ujung kakinya. Rania tertawa puas melihatnya.

"Iuuhh.. bau banget, huek! Jijik banget! Lo mirip babi kalo udah gini." Rania pergi begitu saja meninggalkan Lintang yang masih berdiri dengan kepalanya yang menunduk.

Kemudian tangis Lintang pecah begitu saja. Mengingat ketika seperkian menit tadi ia dibully habis habisan oleh Rania. Pipinya pun kini memerah dan terasa sangat sakit.

"Hikss.. hikss.. aku salah apa? Kenapa mereka jahat sekali? Aku pengen hidup tenang tuhan apa itu susah?"

Lintang menghela nafas panjang ia mengusap air matanya lantas berdiri dan menuju lokernya untuk mengambil baju ganti.

***

Lintang kini tengah berada di Cafe yang membutuhkan karyawan menjadi barista. Lintang kini tengah melamar kerja ditempat itu dan ia tengah duduk berhadapan dengan sang anak dari pemilik Cafe tersebut.

"Oke. Selamat lo diterima kerja disini dan hari ini juga lo kerja," ucap Anak laki-laki si pemilik Cafe itu.

"Terimakasih tuan," kata Lintang tersenyum lebar. Hatinya sangat senang ketika ia diterima kerja.

"Win, antar dia ganti baju." Titah Leonord kepada karyawan yang lainnya.

"Baik tuan."

"Oh ya buat lo ngga usah panggil gue tuan cukup nama gue aja, tidak ada bantahan." Leonord menunjuk jarinya ke arah Lintang lantas pergi begitu saja meninggalkan ruangannya.

Beberapa menit kemudian Lintang sudah mengenakan baju khas Cafe itu ia kini menjadi seorang Barista di sebuah Cafe besar bernama Leonord is a Cafe.

"Makasih ya mba Winda, udah ngajarin saya gimana cara kerja jadi barista." Lintang tersenyum lebar kepada Mba Winda.

"Iya sama-sama Lin, semoga kamu betah kerja disini yo," jawab mba Winda dengan logat khas jawi-jawian.

Luka Lintang Donde viven las historias. Descúbrelo ahora