prolog

10.8K 633 0
                                    

"Ini cuma perjanjian, kamu jangan naksir sama aku!"

Laki-laki yang lebih kecil dengan kepala mendongak dan ekspresi wajah congkak menunjuk ke arah si lebih tinggi di hadapannya. Deburan ombak menjadi pengiring percakapan mereka di tengah keheningan malam itu. Wajah mereka tersinari sinar rembulan.

Yang lebih tinggi mengalihkan pandangan, menyingkirkan jari yang sedaritadi menunjuk-nunjuk wajahnya, senyum meremehkan terbit di wajah yang harus semua akui bahwa dia memang tampan.

"Nggak ada yang punya keinginan buat naksir sama kamu. Begitupun saya, ini cuma demi nama baik saya dan keluarga saya saja, don't worrying too much, kita sudah buat perjanjian di atas kertas dan materai, kan?" Dia berjalan makin dekat ke arah si mungil yang masih bersungut menatapnya penuh kebencian. Lalu, dia menunduk, mendekatkan kepala ke arah telinga kiri sosok lebih kecil itu. "Tapi, mungkin kamu yang bakal jatuh cinta sama saya." Dia berbisik pelan di telinga si lebih kecil.

cup

"Hey!"

"Selamat malam, Renjun, saya duluan ya."

Renjun — yang lebih kecil — tidak diberi kesempatan buat membalas perbuatan si lebih tinggi yang menciumnya dengan seenak jidat karena lebih dulu ditinggal pergi, senyuman meremehkan itu selamanya tidak akan Renjun lupakan.

Kalo bukan karena skandal bodoh itu, Renjun tidak mau terlibat dengan sosok yang punggungnya makin mengecil ditelan pandangan.

"Sampai kapanpun, aku nggak akan suka sama kamu, Lee Jeno!"

[]

to be continued
disclaimer; semua yang di cerita ini itu fiksi ya!

Scandal | ft. NorenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt