bab-32

6.3K 219 25
                                    

Arsen menatap cessa yang tengah menikmati coklat nya dengan tenang, kini kedua nya tengah berada di apartemen arsen, arsen ingin berduaan dengan cessa tanpa di ganggu siapa pun termasuk Angga dan untung lah sang bunda pengertian.

"Mauuu?" Cessa menyodorkan coklat nya kedepan wajah arsen

Arsen mengeleng, membuat cessa kembali menikmati coklat nya dengan tenang

"ih kenapa si liatin Mulu??!!!" Cessa sedikit risih terus terusan di perhatikan dengan tatapan dalam oleh arsen

"Cantik" satu kata yang membuat kedua pipi cessa memerah sempurna

"Apa sih, gajelas " cessa memalingkan wajah nya

"Hahaha gemes banget si cill" arsen segera merengkuh tubuh mungil itu kedalam dekapan nya

Lagi lagi arsen labuhkan hidung nya di rambut cessa yang beraroma strawberry

"Sensen lepasss, pengappp!!" Cessa berontak dalam dekapan arsen, sudah salting makin salting saja cessa

"Coba panggil sayang dulu cill, nanti di lepas" goda arsen semakin mengeratkan pelukan nya

"Ih gamauuu, lepas "

"Yaudah aku juga gamau lepass" arsen menyembunyikan wajah nya di leher cessa membuat sang empu merinding karena nafas arsen

"arsennnnnnnn lepasss kamu mau aku matii?!!"

bukan jawaban yg cessa dapat, melainkan gelengan pada perpotongan leher nya

"sayangg" cicit cessa pelan

Arsen langsung melepas pelukan nya, menatap cessa dengan kedua tangan di bahu

"apa?"

"Apa?" Tanya cessa

"Ulangi cill" cessa mengeleng dan melepaskan tangan arsen di bahu nya

"Ihhh cill, ulangiii" arsen merengek

Cessa merasa takjub, seorang arsen  merengek? Omo!!!

"Gamau, dasar budek" cessa langsung berdiri, meninggalkan arsen menuju dapur

Tentu saja arsen langsung membuntuti cessa

"Aku mau ini boleh?" Cessa menunjukan minuman soda yang berada di kulkas arsen

"gabole, ini minuman anak gede cill" arsen langsung merebut minuman dingin itu dari tangan cessa

"Aku juga udah gede"

"engga kamu masih kecill" arsen berlanjut membuka botol minuman dan meminum nya

"Ih bagi dong sensenn pelit amat"

Arsen yang melihat cessa cemberut pun tersenyum

"Ahh, seger banget" arsen langsung menutup kembali botol minuman itu

"Ih arsennn mauu!!!" Cessa merengek

"gabole cill, ini minuman anak gedee"

"Rasain dikit aja, dikit"

"Ga, udah tuh minum aja minuman lain"

"Gamauuu!!!" Cessa mencoba mengambil botol minuman yang tinggal setengah itu, arsen dengan sengaja menyimpan botol itu di atas kulkas membuat cessa tidak bisa menjangkau nya

"Ambil sendiri dong kalo mau" arsen tersenyum jahil

"Ih ngeselin banget si" cessa menginjak kaki arsen dan langsung pergi dari sana

Arsen meringis sebentar dan segera menyusul cessa.

Cessa ingin duduk di bangku ruang tengah, namun mata nya malah salfok oleh pemandangan di luar tepat nya di balkon, terlihat jelas langit sore.

Cessa melangkahkan kaki nya kesana dan duduk di sofa kecil yang memang tersedia, arsen ikut duduk di sebelah cessa membuat kedua nya menatap langit yang indah

Arsen merapatkan tubuh mereka, memandang langit berwarna jingga

"Aku minta maaf ya?" Cessa menoleh pada arsen lalu menganguk

"Gausah di bahas lagi ya sensen, kata bunda kita berdua salah, jadi ini ga semua salah kamu"

"Tapi aku gagal jagain kamu, aku bikin kamu takut, aku bikin kamu nangis"

"Itu juga kan gara gara aku, tapi lain kali kamu harus bisa atur emosi ya?biar aku ga takut" cessa mengusap pipi arsen dengan tangan munggil nya

Arsen tersenyum, membawa tangan kecil itu untuk ia genggam, menatap dalam mata gadis cantik di hadapan nya, merekam senyum itu agar saat nanti bisa terus ia ingat

"Aku sayang kamu cill, aku bakal lakuin apa pun buat kamu, kamu percaya kan?" Pipi cessa memerah

"Percaya"cessa menganguk

Arsen membawa cessa kepelukan nya,

"Cill, kalo semesta coba buat pisahin kita, kamu mau kan sabar nunggu aku buat pulang?"

Cessa diam mencoba untuk mengerti arti dari perkataan arsen

"kamu mau pergi?" Arsen semakin mendekap cessa

"Aku ga pergi cill, aku selalu disini dihati kamu"

  Arsen melepas peluk nya, menatap cessa yang terdiam, lalu menarik kedua tangan cessa dan mengecup nya lama membuat cessa merasa tersentak dan pipi nya memerah

"Lucu banget si cill, sampe rasa nya pengen aku lempar ke bawah" cessa langsung melepas kasar tangan nya dari genggaman arsen

"Dasar ngeselinnn" cessa memukul mukul acak ke arah arsen membuat arsen bangkit dan menghindar berlari memutari apartemen nya sendrii

"Ih sini GAKKK?!!! Jelek!" Cessa terus berusah mengejar arsen yang berada di belakang sofa

"Tangkap dong cill bisa gak?" Cessa yang merasa kesal pun berlari mendekat membuat arsen segera berlari menjauh

'semakinn kau kejar semakin ku jauh'

"ARSENN!!!"  Cessa berteriak lantang

"Sttt gabole teriak teriak cill, kedengaran tetangga tar"

"Bodo amat kan kamu ngeselin!!"

Arsen lengah membuat cessa mendapatkan nya dan segera mencubit lengan berotot itu

"Aww aww sakitt cill"

"Makanya jangan ngeselin" bukan melepas cubitan nya cessa malah semakin mengencangkan nya

"Ampun ampun cill, engga lagi" cessa memutar cubitan nya

"Bener ya???"

"Iyaaaa"

Cessa melepas cubitan nya membuat arsen segera mengusap usap bagian tangan yang terasa panas itu

"Sen aku pengen ayam pedas"

"So jago banget pengen ayam pedas"

"Mau di cubit lagi?!!!" Arsen langsung munduru

"Eh engga engga, ayo beli ayam pedass"

Cessa langsung sumringah mengandeng tangan arsen menuju pintu luar

Arsen menatap cessa sedikit menunduk, merekam wajah manis itu dalam ingatan nya mengikuti kemana cessa membawa nya pergi.

"Eh bentar cill, kunci sama dompet"

"Ck yaudah sana aku tunggu sini"

Arsen segera berlari meninggalkan cessa menunju kamar nya, mengambil barang yang tertinggal tadi, dan cessa menunggu dengan pikiran yang berkecamuk

"Aku percaya kamu sen, kamu gaakan lakuin hal yang ada dipikiran aku kan"

Cessa sadar, cessa pernah merasakan hal ini, dan cessa takut.

____________

Lupa punya wp, aku lagi bucinin AU 😭😭

Sowwiiii, oh iya kalian tenang aja aku ga suka cerita sad ending kok.

Hope you like, maap lama 😞😞😞

CESSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang