[41] Debat

353 68 22
                                    

Suho memperhatikan Irene yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya. Bahkan, di meja terlihat banyak berkas yang Suho sendiri tidak tau isinya.

"Sayang" lirih Suho menempatkan dirinya di belakang Irene yang duduk di sofa.

"Hmm"

"Gue perhatiin, belakangan ini lo sibuk banget kek orang kerja kantoran"

"Emang lagi kerja"

Irene menyerahkan beberapa berkas kepada suaminya.

"Ini apa?" tanya Suho lalu duduk di sebelah istrinya.

"Liat aja" jawab Irene.

Beberapa menit setelah melihat dan membaca berkas itu, seketika ekspresi Suho berubah.

"Kenapa jadi datar gitu mukanya?" tanya Irene.

"Lo gila?" tanya Suho, kini wajahnya terlihat marah.

"Gila?"

"Ini maksutnya apa!" kesal Suho meletakkan berkas itu di atas meja.

Jadi, berkas itu berisi projek yang sedang Irene kerjakan bersama rekannya. Ia berniat memulai karir di bidang fashion, tepatnya ia akan membangun sebuah butik.

"Gue pengin bikin usaha biar ga--"

"Gak! Kan gue udah pernah bilang, selama lo jadi istri gue gaada yang namanya kerja!" tegas Suho memotong ucapan Irene.

"Oke gini. Gue udah gagal jadi model, seenggaknya gue jadi wanita karier biar gak sia-sia gue kuliah. Lagian sayang otak gue kalo udah sekolah tinggi tapi ujung-ujungnya cuma gini-gini doang"

"Gini-gini doang? Maksutnya apa? Selama ini lo gak bahagia? Iya?"

"Bukan gitu! Gue cuma iri aja liat lo punya gelar CEO, sedangkan gue? Bisa dibilang kalo gue itu cuma ibu rumah tangga"

"Terus apa salahnya kalo lo cuma ibu rumah tangga? Lagian lo selebgram kok, masih sering  endors-in brand-brand ternama juga"

"Gue pengin jadi wanita karir titik!" ucap Irene penuh penekanan.

"Gue gak ijinin titik!" jawab Suho tak kalah menekan.

"Lo kenapa sih? Egois banget jadi orang?"

"Gue? Egois?"

"Iya! Lo selalu seenaknya"

"Gue cuma gak mau lo capek rin! Dikira kerja gak cape apa?"

"Jadi, selama ini lo capek? Iya?"

Mendengar itu, Suho hanya diam.

"Kali ini aja, ijinin gue mulai dari nol" ucap Irene memelas.

"Rin, mulai usaha itu harus dipikir mateng-mateng, gak mendadak kek gini"

"Gue gak mendadak kok, semua udah ada di otak gue jauh sebelum gue hamil, dan udah gue rancang juga dari lama tanpa sepengetahuan lo"

Suho menghela napasnya panjang, tidak tau apa yang harus ia katakan saat ini.

"Boleh ya?" tanya Irene.

Suho kembali membuka berkas-berkas yang dibaca beberapa menit lalu. Otak bisnisnya menilai jika semua projek yang Irene buat sangat sempurna dan bisa dibilang akan sukses kedepannya.

"Gue akui, lo cerdas. Tapi tetep aja gak gue ijinin" ucap Suho membuat Irene kesal.

Setelah mengatakan itu, Suho bangkit lalu meninggalkan istrinya keluar membuat Irene semakin kesal.

Karena merasa masih perlu dibahas, Irene menyusul suaminya keluar.

"Mau mohon-mohon kek apa, gue gaakan ijinin" ucap Suho menghentikan langkahnya karena tangannya di tahan oleh Irene.

100% my feelings for you [suho×irene]Where stories live. Discover now