[24] Tanda-tanda

564 73 12
                                    

Waktu berganti waktu, tak terasa tiga bulan berlalu. Tiga bulan adalah waktu yang singkat bagi sepasang suami istri yang baru memulai hidup bersama

Irene sedang duduk di balkon, melihat matahari yang mulai memancarkan sinarnya. Pagi ini ia merasa santai karena suaminya tidak pergi ke kantor

"Ngapain disini? dari tadi gue cariin sampe keluar angkasa" ucap Suho lalu mendudukkan dirinya di kursi dekat Irene

"Udah mandi?" tanya Irene

Suho mengangguk

"Tumben. Biasanya weekend bangunnya jam 12" cibir Irene

"Ngapain disini sendiri?" tanya Suho

"Gak sendiri kok, ini sama lo"

"Iya sekarang sama gue. Tapi tadi kan sendiri"

"Cari udara seger aja" jawab Irene menghela nafasnya

"Kenapa sih? hm?. Pasti lagi mikirin sesuatu" Suho menatap dalam istrinya

"Gakpapa. Cuma pengin santai disini"

"Liat mata gue!"

Mendengar itu Irene langsung menatap suaminya

"Kenapa?" tanya Irene

"Lo lagi mikirin apa sih? gue tau lo lagi gak baik-baik aja. Cerita sama gue"

Seketika Irene mengubah pandangannya, kini menatap jari-jari lentiknya. Seperti hendak mengatakan sesuatu tetapi ia ragu

"Rinn" lirih Suho

"Gue.."

"Gue apa?" Suho membangkitkan dirinya, lalu berjongkok di depan Irene

"Cerita sama gue" Suho meraih kedua tangan istrinya

Irene menatap dalam lelaki di depannya
"Gue malu ketemu mami sama bunda"

"Lahh? kenapa?"

"Belum bisa kasih cucu buat mereka" lirih Irene

"Ohh masalah itu. Kita baru nikah loh, wajar sayang"

"Tapi udah tiga bulan lebih..masa gue belum hamil"

Suho meraih kedua pipi wanitanya
"Sabar..bentar lagi. Gaada yang nuntut lo buat hamil secepatnya"

"Tapi bunda sering bi--"

"Bunda bukan maksa lo. Dia cuma exited, karena saking penginnya punya cucu"

Tanpa sadar air jernih menetes dari mata Irene, membasahi pipinya

"Hey..gausah nangis, baru tiga bulan bukan tiga tahun. Sabar aja" Suho memeluk erat istrinya

"Padahal udah sering bikin"

Mendengar itu Suho tertawa kecil,melepas pelukannya
"Nah itu. Di dalem lagi rebutan rin siapa yang mau jadi anak kita"

Irene memukul dada bidang suaminya
"Ngadi-ngadi"

Suho kembali ke tempat duduknya

"Kalo punya anak, penginnya cewe atau cowo?" tanya Irene tiba-tiba

"Anak pertama cowo, kedua cewe, ketiga kembar dua, keempat kembar tiga, kelima cowo lagi, ke en--"

"Heh! emang mau punya anak berapa!"

"Sebanyak-banyak nya rin biar kaya tim futsal"

"Kalo lo yang hamil mah silahkan"

"Mana bisaa, kan gue berpartisipasi dalam proses pembuatannya"

100% my feelings for you [suho×irene]Where stories live. Discover now