Part 49 - Apa Natha Bahagia?

7K 678 544
                                    

Aku balik lagi karena target di part sebelumnya udah tercapai, kali ini aku lumayan telat ya hehe

Ada yg kangen cerita ini?

Spam lalala yeyeye 👉

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Jenny 👉

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Udah makan?

Jomblo mana suaranya?

Happy reading ♥️

Apa tolak ukur kebahagiaan?
____

"Nath!" Jenny berjalan menghampiri Natha di lobi kantor.

Natha yang semula melangkah dengan cepat seketika berhenti. Dia menoleh pada Jenny yang hari tampak cantik dengan stelan bernuansa abu-abu, khas wanita kantoran.

"Untuk Shopia." Jenny menyodorkan paper bag. Isinya susu ibu hamil.

"Gak perlu, Jenny," tolak Natha halus.

Jenny menarik kembali tangannya. Lagi pula dia tidak sungguh-sungguh ingin memberi susu ibu hamil ini pada Shopia. Ini hanya alasan saja untuk bisa berinteraksi dengan Natha.

"Nath, terima kasih untuk yang kemarin," ujar Jenny sungguh-sungguh.

Benar, kemarin setelah pulang kantor Natha dan Jenny sempat bertemu.

"Jangan bahas itu lagi." Natha menatap serba salah.

"Kamu baik banget, Nath. Buat aku susah lupa." Jenny tersenyun sedih.

"Semua yang terjadi bukan apa-apa," kata Natha.

"Tapi bagi aku semua yang terjadi kemarin itu sangat berharga. Jangan minta aku hapus ingatan tentang kamu, Nath." Mata Jenny mulai berair.

"Iya, aku gak bisa paksa kamu untuk hapus semua kejadian yang lalu-lalu. Itu hak kamu. Tapi, apapun yang terjadi kemarin jangan sampai Shopia tahu." Natha mengingatkan.

Jenny menarik satu ujung bibirnya, menciptakam senyuman sinis. "Dulu waktu sama aku kamu gak pernah sepeduli ini."

"Kondisi kamu dan Shopia itu beda." Natha enggan membandingkan keduanya.

"Tapi kami sama-sama perempuan, Nath. Bedanya kamu sayang sama Shopia, dan ke aku enggak." Jenny membuat perasaan menyesal di hati Natha semakin besar.

Semakin besar perasaan menyesal itu, semakin sulit pula Natha untuk lepas darinya.

"Aku gak tahu gimana cara untuk buat hati kamu kembali utuh. Aku tahu pengkhianatanku dan Shopia meninggalkan luka yang besar untuk kamu. Tapi, satu yang harus kamu ingat. Kamu itu berarti di mata orang-orang yang sayang sama kamu. Jangan tenggelam terlalu dalam." Natha juga ingin Jenny bahagia.

Jenny menghela napas kuat-kuat, berusaha membuang semua rasa sakit yang ada. Namun sia-sia, semakin dia menarik napas luka itu semakin dalam.

"Aku harus pulang, Jenny. Maaf gak bisa ngobrol lama-lama." Natha harus mencari makanan Zimbabwe pesanan Shopia. Dan jangan sampai lupa Shopia juga memesan kepala Pak Batara, tapi tidak mungkin Natha bawa kehadapan perempuan itu.

"Nath." Lagi-lagi Jenny menghentikan langkah Natha.

"Aku boleh ikut mobil kamu... lagi?" tanya Jenny.

Hey Stupid, I Love You!Where stories live. Discover now