Part 32 - Rumit

11.8K 1.2K 1K
                                    

Hai, aku balik lagi. Semoga harimu senin terus ❤️ telat update soalnya aku kurang enak badan huhuhu 😥

Selamat menunaikan ibadah puasa 😊

Spam lalala yeyeye 👉

Udah pada mandi belum?

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Jenny 👉

❌️ Awas ada typo ❌️

Happy reading 💕

Siapa yang lebih berhak untuk bahagia?
_______

"Kemana saja kamu? Selama satu minggu bolos bekerja?" omel pak Batara.

Shopia mempersilakan pak Batara masuk ke ruangan tamu yang memang diberi fasilitas oleh pemilik kos. Shopia sajikan kopi dihadapan pak Batara. Karena efek kaget Shopia lupa tadi dia menambahkan gula atau garam ke dalam kopi itu?

"Kopinya hambar. Tidak pakai gula ya?" komentar pak Batara.

"Lupa, Pak." Ternyata Shopia lupa memasukkan gula. Itu lebih baik dari pada dia campur garam.

"Jadi, kenapa kamu bolos?"

Shopia memasang wajah memelas. "Saya lagi galau, Pak."

"Ck, anak muda jaman sekarang. Galau kamu itu bikin saya repot tau!" Pak Batara memasang wajah galak.

"Bapak ada apa jauh-jauh kemari? Ada urusan sama saya?"

"Ya sama kamulah! Nggak mungkin sama ibu kos kamu," sembur pak Batara.

"Memangnya ada yang urgent, Pak?" tanya Shopia hati-hati. Takut kena sembur lagi.

"Ada! Saya butuh laporan proyeksi arus kas! Laporan piutang terbaru. Bukti potong PPH 23 yang belum kamu serahkan. Invoicing setiap hari terganggu. Rekap sales juga nggak ada yang ngerjain!" Pak Batara menjelaskan panjang kali lebar.

"Kurang urgent apa lagi?" tambah Pak Batara sembari melipat tangannya di atas perut.

Shopia garuk belakang lehernya yang tidak gatal sama sekali. "Tapi-- saya lagi galau, Pak."

"Apa nggak bisa galaunya ditunda dulu?"

"Namanya juga lagi patah hati," cicit Shopia semakin galau.

"Jenny belum masuk kantor. Kamu bolos nggak karuan. Bisa pecah belah otak saya ini punya anak buah seperti kalian." Pak Batara ikut frustasi. Shopia juga semakin frustasi. Reader juga. Untung author masih waras.

"Iya, Pak. Besok saya masuk," kata Shopia setengah hati.

"Nah, gitu dong. Kalau mau resign selesai lebaran aja. Biar kebagian THR." Pak Batara sangat hapal akal bulus karyawan jaman sekarang.

"Pak," panggil Shopia pelan.

"Apa?" sahut Pak Batara galak.

"Anak Bapak mau nikah, ya?"

"Anak saya yang mana?" Pak Batara balas bertanya.

"Anak Bapak kan cuma ada satu. Pak Natha." Shopia mencibir sebal.

"Oh iya, lupa!" Pak Batara tertawa garing. Maklum saja faktor umur.

"Kapan, Pak?" Shopia sangat ingin tahu.

"Baru rencana. Belum ada pembicaraan serius. Proposalnya belum saya terima," ujar Pak Batara.

Lagi-lagi Shopia berusaha untuk tidak memutar kedua bola matanya, itu sangat tidak sopan.

"Kenapa? Kamu menyesal pernah nolak anak saya? Jangan-jangan kamu patah hati karena Natha," selidik Pak Batara.

Apa Shopia harus mengakui perasaannya di depan Pak Batara? Barangkali beliau mau membantu.

"Pak, saya berniat merusak hubungan anak Bapak," ujar Shopia.

Tapi dalam hati.

Ayolah, tidak mungkin Shopia selancang itu.

"Shopia, kalau kamu ada masalah bisa cerita ke saya," ungkap Pak Batara tiba-tiba.

"Apa, Pak?"

"Kamu sudah saya anggap seperti anak sendiri."

Hampir saja Shopia salah paham.

********

Untuk part lengkapnya ada di Karya Karsa. Cara baca :

1. Cari aja di Karya Karsa "HEY STUPID I LOVE YOU.

2. Author : Ami Rahmi

3. Baca sesuai part yang mau kalian baca 😊

4. Happy Reading 🤍🤍🤍


Tbc

Masih semangat baca?

999 komen + 800 vote yok bisa yok

Spam slebew 👉

Spam next 👉

Spam ❤️ nya mana cantiik 👉

Senyum dulu 😊

Satu kata untuk Shopia 👉

Kalimat untuk Natha 👉

Tetaplah hidup walau tidak berguna ♥️♥️

Ig : Ami_Rahmi98

❌️ Awas ada typo ❌️

Hey Stupid, I Love You!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant