Part 6 - Salah Paham

11.8K 1.6K 418
                                    

Hai, hai semua. Apa kabar? Aku lagi super duper produktif nih 🙃

Yuk cek semangat dulu, say lalala yeyeye 👉

Spam hai 👉

Spam nama kamu 👉

Spam judul dulu 👉

Jangan lupa doa dulu sebelum baca. Komen yang banyak di setiap paragraf 🤗🤗🤗

Happy reading

Ada seseorang yang membuat saya berdebar selain kamu.
______

"Pagi, Pak Natha."

Natha menoleh pada Mia yang menyapa. Tidak hanya Mia, ada Shopia dan Jenny juga. Mereka tidak sengaja berpapasan di depan lift.

"Kalian dari mana?" tanya Natha basa basi.

"Habis sarapan bubur Pak di depan kantor." Mei sangat aktif merespons Natha.

Natha menatap Jenny terang-terangan, ia memperhatikan wajah Jenny dengan seksama. Perempuan itu memang cantik dengan gaya yang tidak berlebihan. Kemeja berwarna biru muda, kaki Jenny di balut celana bahan panjang. Jenny mengikat satu rambutnya membentuk ekor kuda. Khas wanita karir.

"Kamu Jenny, bukan?" tanya Natha.

Jenny merasakan pipinya merona. Gugup lebih tepatnya. "Iya, Pak."

Shopia melirik ingin tahu.

"Tidak buruk," komentar Natha.

"Huh?" sahut Jenny tak paham.

Shopia pasang telinga mendengar perkapan singkat itu. Siapa tahu bisa jadi bahan gosip.

"Ah, lift-nya lama sekali saya buru-buru. Kalau begitu saya lewat tangga saja." Natha tersenyum tipis sebelum melangkah pergi.

Melalui ekor matanya Shopia mengikuti kepergian Natha. Laki-laki itu tidak melirik padanya sama sekali. Memang apa yang Shopia harapkan?

"Jen, kayaknya Pak Natha tertarik sama lo," ujar Mia.

Jenny tersenyum malu. "Ngaco lo!"

"Serius lagi! Shopia, lo lihatkan gimana tadi Pak Natha natap Jenny. Dalem banget. Kayak orang yang lagi terpesona." Mia meminta pendapat Shopia.

"Nggak tau, gue nggak perhatiin." Shopia mencari kesibukan sendiri, pura-pura fokus pada layar ponselnya.

"Jen, kalau Pak Natha benar suka sama lo. Jangan lupakan gue sebagai teman," peringat Mia.

"Jangan bikin gue kepedean dong, Mia," jawab Jenny

Dan entah kenapa Shopia merasa gerah sendiri. Otak Shopia seperti mendidih.

"Gue butuh udara segar!" Shopia memilih untuk melangkah pergi. Semua langsung menoleh padanya.

"Bukannya lo disuruh mantau IHSG pagi ini sama Pak Batara?" tanya Mia.

"Bodoh amat!" sahut Shopia. Dia benar-benar butuh udara segar sekarang. Shopia tidak ikut manaiki lift bersama kedua temannya, ia berjalan menuju tangga darurat. Pemandangan kota dari kaca jendela tangga darurat benar-benar cantik.

Shopia sampai di tangga lantai tujuh, sebelum benar-benar menikmati indahnya pemandangan kota mata Shopia terlebih dahulu menangkap sosok tegap yang tergeletak tak berdaya di lantai tangga dengan posisi tengkurap.

Hey Stupid, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang