Part 4 - Natha dan Jenny

12.8K 1.7K 305
                                    

Hai, hai semua aku balik lagi. Lagi super duper produktif nih 🙃

Yuk cek semangat dulu, say lalala yeyeye 👉

Spam nama kamu 👉

Spam judul dulu 👉

Jangan lupa doa dulu sebelum baca. Komen yang banyak di setiap paragraf 🤗🤗

Happy reading ♥️

Ku hadapi semuanya sambil nyengir.
_____

"Ya Tuhan, lemes gue lemes. Ganteng banget direktur baru kita!" Mia memasuki ruang finance and accounting setelah mengikuti acara penyambutan direktur baru. "Beruntung banget perempuan yang nanti jadi pasangan Pak Natha."

Kata-kata Mia sukses membuat pipi Jenny memerah. Kalau memang berjodoh, Jenny yang akan menjadi perempuan paling beruntung itu. Sementara Shopia coba untuk tetap fokus pada layar monitor, mengabaikan kehebohan Mia tentang direktur baru.

"Kalau gue dikasih kesempatan untuk dekat sama Pak Natha gue bakal ngadain acara syukuran tujuh hari tujuh malam," lanjut Mia melebih-lebihkan.

"Apa hebatnya sih Pak Natha itu?!" sela Shopia kesal.

"Nggak tahu barang bagus lo! Pak Natha itu definisi sempurna yang sesungguhnya," kata Mia.

"Nggak ada yang sempurna, kecuali Tuhan dan lagu milik Andra and the backbone," debat Shopia tidak mau kalah.

"Shopia, lo anting baru?" Anting Shopia berbentuk kupu-kupu kecil menarik perhatian Jenny.

"Bagus, nggak? Cuma ada satu di dunia ini. Gue desain sendiri. Beli costum." Shopia dengan sombong memamerkan anting kecil miliknya.

"Shopia, ke ruangan saya!" Pak Batara masuk tiba-tiba ke dalam ruangan finance and accounting, lalu beliau masuk ke dalam ruangannya sendiri.

Shopia merenggut. "Gue benar-benar bakal ganti nama jadi Albert."

"Woi, nama bapak gue itu!" pekik Jenny sebal.

Shopia masuk ke dalam ruangan Pak Batara yang duduk di kursi kebesarannya dengan gaya khas big boss.

"Duduk!" suruh Pak Batara.

Shopia mendaratkan bokongnya pada kursi empuk yang ada di hadapan Pak Batara, meja kerja Pak Batara jadi pemisah antara keduanya.

"Bagaimana?" tanya Pak Batara.

"Bagaimana apanya, Pak?" Shopia balas bertanya.

"Soal Jenny. Dia mau menerima anak saya yang tidak seberapa itu?" Pak Batara terlihat tidak sabaran.

"Jenny mau, Pak."

Gurat wajah Pak Batara menunjukkan rasa lega yang luar biasa. "Bagus! Sebagai bentuk rasa syukur malam ini kita adakan makan malam bersama tim. Pastikan Jenny hadir. Dan saya akan mengajak Natha untuk ikut."

Apa harus?

"Bagaimana perkembangan pencarian jodoh kamu, Shopia?"

"Jodoh saya belum keliatan batang hidungnya, Pak."

"Bukannya kamu lagi pendekatan weekend kemarin?"

"Saya kena ghosting, Pak."

"Kasihan." Pak Batara prihatin. "Cari yang baik dong. Tahun ini kamu umur dua lima, lho. Tahun depan dua enam."

"Tahun depannya lagi dua tujuh."

"Terus dua delapan."

"Dua sembilan."

Hey Stupid, I Love You!Where stories live. Discover now