Parr 42 - Rindu yang Tidak Tersampaikan

5.3K 742 2.1K
                                    

Aku balik lagi karena target di part sebelumnya target udah tercapai 🥳🥳

Spam lalala yeyeye 👉

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Jenny 👉

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Udah makan?

Jomblo mana suaranya?

Happy reading ♥️

Jangan lupa spam komen disetiap paragraf

Diam-diam aku mencintaimu tanpa alasan.
_____

Keesokan paginya Jenny masuk kantor dengan wajah yang terlihat pucat. Kantung mata Jenny menandakan bahwa dia tidak tidur dengan baik. Jika diperhatikan dengan seksama langkah kaki Jenny terlihat sedikit goyah.

"Jenny!" Arlan menghentikan langkah Jenny saat di lobi kantor.

"Arlan? Lo ada urusan apa di sini? Bukannya proses audit udah beres?" tanya Jenny heran.

"Gue ke sini bukan untuk audit. Gue nyariin lo," jawab Arlan.

Jenny menatap penuh tanya. Dia merasa tidak punya urusan apapun dengan Arlan selain urusan pekerjaan masalah audit keuangan kantor. Itu pun harusnya sudah selesai.

"Ini masalah Shopia." Arlan menjawab kebingungan Jenny.

Raut wajah Jenny berubah datar saat Arlan menyebut nama Shopia.

"Lo tahu di mana Shopia berada? Dia hilang tanpa jejak begitu aja. Gue... sedikit khawatir," ungkap Arlan dengan hati-hati.

"Gue gak tahu dimana dia," jawab Jenny singkat.

"Kalau misalnya lo dapat kabar mengenai Shopia tolong infokan juga ke gue." Kini Arlan benar-benar menunjukkan rasa khawatirnya.

Jenny tertawa hambar melihat kekhawatiran Arlan. Kenapa seluruh dunia merasa kehilangan atas kepergian Shopia? Perempuan itu begitu dicari.

"Seingat gue lo itu udah punya calon istri. Dan sekarang lo nyariin perempuan lain? Lo gak mikir gimana perasaan pasangan lo kalau sampai tahu hal ini?!" Jenny terlihat marah, secara tidak langsung ia mencurahkan isi hatinya.

"Gue gak bisa pura-pura untuk tidak peduli. Shopia resign, lalu besok paginya dia hilang. Lo tahu gimana paniknya gue?" Wajah Arlan terlihat frustasi.

"Shopia bukan siapa-siapa lo, Sialan!" kata Jenny geram.

"She's my first love!" Arlan setengah berteriak.

"Shopia gak worth it untuk diperjuangkan seandainya lo tahu perempuan seperti apa dia." Jenny tersenyum mengejek.

"Dia berharga," debat Arlan.

Mata Jenny menyorot tajam. Dia kembali memaki Arlan. "Kalian semua laki-laki sama saja!"

Tidak ingin mendengar kalimat tidak penting dari Arlan mengenai Shopia, Jenny memilih untuk pergi. Meninggalkan Arlan yang tampak tidak puas dengan hasil obrolan mereka.

"Ada urusan apa laki-laki itu?" Natha mencul dan berjalan di sisi Jenny.

Wajah Jenny semakin suram. Dia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Natha.

"Jenny, kamu dengar aku?" Natha merasa Jenny mengabaikannya. Bahkan saat mereka naik ke dalam lift tidak ada kata yang keluar dari bibir Jenny.

"Kamu pergi kemana kemarin?" Natha menekan tombol 7, lantai dimana ruangannya berada.

Hey Stupid, I Love You!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz