25.🌼 Pingsan

5.4K 291 24
                                    

Vote dan Komen...

Happy Reading

.
.
.



Pada jam pertama, kelas Alin ada pembelajaran olahraga. Seluruh murid segera mengganti seragam mereka dengan seragam olahraga, lalu berkumpul di lapangan untuk melakukan pemanasan sebelum mulai.

"Baiklah anak-anak, kita lakukan pemanasan dulu, sebelum memulai."

Setelah melakukan gerakan pemanasan, sesuai dengan instruksi guru olahraga. Mereka di perintahkan untuk lari keliling lapangan sebanyak tiga kali.

Dalam putaran kedua, Para gadis sudah ngos-ngosan. Sedangkan para pria masih semangat hingga putaran ketiga, menurut mereka itu hal kecil.

Alin berlari dengan pelan dari awal hingga selesai agar dia bisa menyelesaikannya tanpa membuang banyak energi nya. Percuma kalau terlalu cepat dan di pertengahan sudah kualahan untuk menyelesaikannya.

"Masih kuat kan dek?" Ganya Alden menghampiri adiknya saat semuanya menyelesaikan putarannnya.

"Masih kok, kak. Kak Al gak usah khawatir,  Ali kan kuat. " Alden terkekeh.

"Kalau sudah gak sanggup bilang ya dek, jangan sampai tumbang." Alin mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah silahkan latihan dulu selama 10 menit, setelah itu kita pengambilan nilai. " Jelas guru olahraga.

Para murid sudah mulai latihan boleh basket. Begitu pun dengan Alin. Dengan sabar Alden mengajarkan adiknya dengan hati-hati.

Hingga tiba saat pengambilan nilai yang di mulai oleh para laki-laki, lalu menyusul para perempuan nya hingga sele6dan berjalan dengan baik.

"Baik, pengambilan nilai selesai. Masih ada waktu setengah jam lagi. Kalian boleh main basket dulu sebelum kembali ke kelas."

"Baik pak!"

Setelah guru pergi merek mulai bermain bola basket kembali.

Alin menunggu teman-temannya yang lain selesai di pinggir lapangan. Tanpa di sadari sebuah bola melayang dan tertuju pada Alin!

"Alin, awas!"

Terlambat.

Buk.

Bola itu tepat mengenai kepala Alin.

Alin memegang kepalanya yang terasa pusing hingga ia tak sadarkan diri.

"ALIN!" Teriak Ririn.

Alden yang baru tiba dari mengambil minum, membuat asal botol minum itu dan segera berlari menghampiri kerumunan itu. "Minggir!"

"Minggir Bangsat!"

Mereka seketika membuka jalan. Ririn, Sari dan Bunga mengekori Alden. Ketiganya begitu khawatir dengan keadaan Alin.

"Periksa adik gue, cepat!" Persetangan dengan sopan santun sekarang! Dia hanya ingin adiknya segera di periksa.

Untung saja ada seorang dokter yang bertugas saat itu dan segera memeriksa Alin.

Posesif BrotherOnde histórias criam vida. Descubra agora