4.🌼 Salah cari lawan

13.8K 700 19
                                    

Happy reading
.
🌼
.

Bell jam istirahat berbunyi, menandakan berakhirnya perbelanjaan untuk sementara. Para murid SMA Bangsa berbondong-bondong ke kantin guna mengisi perut mereka.

Begitu pun dengan Alin dan Alden. Keduanya menunggu Bian di depan kelasnya, karena pria itu berpesan untuk ditunggu.

"Halo Alin." Sapa teman kelasnya yang kebetulan lewat hendak ke kantin juga.

"Halo juga." Sapa Alin dengan riang.

"Mau ke kantin bareng gak ra?" Tanya mereka.

"Alin tunggu bang Bian, maaf ya teman-teman." Jawab Alin, ia merasa tak enak dengan temannya itu.

Sedangkan mereka langsung menegang karena di tatap dengan tajam oleh Alden. Berani-beraninya mereka membuat adikku meminta maaf dengan mudah, padahal adikku itu tidak salah sama sekali!

"O-oh gitu ya, yaudah kalau gitu, kita dulu ya ra." Pamit mereka lalu berjalan terburu-buru pergi dari sana sebelum di makan oleh Alden.

"Iya, baiklah."

"Maaf Abang lama." Kata Albian yang baru saja datang.

"Tidak lama kok, bang." Jawab Alin menampilkan senyum manis nya.

"Yaudah, ayo ke kantin." Mereka memang selalu ke kantin walaupun mereka membawa bekal, mereka akan memakannya di kantin bersama para sahabat Bian dan juga Alden tentunya.

Para sahabat sudah menunggu mereka di kantin dan memesan makanan. Mereka melambaikan tangannya agar ketiga nya mengetahui keberadaannya, tanpa mereka melambai pun ketiga nya sudah tahu dimana mereka.

"Halo Alin manis/cantik." Sapa mereka pada Alin.

"Halo juga kakak-kakak tampan." Sapa Alin balik membuat Albian dan Alden membulatkan matanya mendengar pujian sang adik untuk para sahabatnya.

Sedangkan mereka semua sudah tersenyum penuh kemenangan mendengar pujian itu. Lantas Albian dan Alden menatap mereka dengan tajam.

"Alin bawa apa tuh." Tanya Dimas, sahabat Albian. Mereka berteman dari SD hingga sekarang.

"Bawa nasi goreng udang!" Seru Alin, dia paling suka udang dan juga lobster.

"Yaudah kalau gitu kita mulai makan." Ucap Deon sahabat Albian. Untuk sahabat nya Alden bernama Teguh dan Kendrick. Namun, Kendrick tidak satu sekolah bersama mereka karena ikut dengan orang tuanya.

Namun ada kabar, kalau Ken akan pindah karena urusan keluarga nya sudah selesai jadi memutuskan untuk pindah, ingin bersama dengan sahabat nya.

"Jadi, Ken kapan pindah?" Tanya Dimas membuka percakapan disela-sela makan mereka.

"Palingan Senin nanti sudah masuk bang." Jawab Teguh, Dimas mengangguk mengerti dan kembali menyantap makanan nya.

Alin tidak memperdulikan para pria itu, dia juga tidak mengerti dan tak mau ngerti apa yang mereka bicarakan. Yang paling penting itu dia menghabiskan nasi goreng udang nya!

Albian menoleh untuk melihat adiknya makan, dia tersenyum kecil melihat cara makan adiknya yang seperti anak kecil, belepotan.

Dengan penuh perhatian dia mengusap ujung bibir Alin. "Kok belepotan sih sayang." Yang lain sama sekali tidak heran mendengar panggilan sayang tersebut.

Menjadi sahabat mereka selama bertahun-tahun membuat mereka terbiasa mendengar nya. Bahkan dia juga sudah tau bagaimana sikap para Abang sahabatnya itu pada Alin.

Alin hanya menyengir lucu lalu kembali memakan nasi goreng nya.

Melihat makanan adiknya tinggal sedikit, Alden mengeluarkan satu kotak susu pisang dan juga satu bungkus marshmellow sebagai makan penutup sang adik.

"Et, minum air nya dulu." Albian menahan tangan Alin yang hendak mengambil susu pisang nya.

"Ehehe, Alin lupa lagi." Alin mengeluarkan cengiran lucu nya.

Dengan segera ia membuka tumbler nya dan meminum nya beberapa tegukan. Menutupnya dengan pelan lalu kembali menyimpan nya di tempat semula.

"Alin gemes banget sih." Ungkap Deon yang juga ikut memperhatikan Alin sendari tadi.

"Adik siapa dulu dong!" Kata Alden menepuk dadanya bangga.

Saat hendak memakan marshmellow nya Alin tiba-tiba berhenti lalu menatap kedua tangannya.

"Abang punya tisu, gak?" Tanyanya pada mereka semua.

"Aduh, maaf sayang Abang lupa bawa." Alin menggelengkan kepalanya lalu menepuk pundak Alden.

"Gak papa Abang, lagian Alin juga yang salah suka lupa bawa. Kalau begitu Ara mau cuci tangan dulu ya." Ucapnya, Alin berdiri dari duduknya.

"Abang temani ya." Albian ikut berdiri ingin menemani adik nya pergi mencuci tangan.

"No, Alin bisa sendiri. Abang tunggu sebentar, Alin gak lama kok."

"Baiklah, tapi hati-hati ya."

"Siap, kapten!" Serunya lalu berlalu dari sana.

Mereka semua lantas mengawasi setiap gerak-gerik Alin, hingga mereka mengerutkan keningnya melihat tiga perempuan yang berjalan menghampiri Alin.

Dan selanjutnya, mereka bersenggolan. Tidak, lebih tepatnya mereka sengaja menyenggol Alin membuat jus jeruk yang di bawa oleh perempuan itu tumbuh di seragam Alin.

Albian dan Alden mengepalkan tangannya, dengan kasar dia berdiri dan duduknya menghampiri sang adik.

"HEH, LO BISA NGELIAT GAK SIH!?"

"Maaf kak, Alin gak sengaja." Ujar Alin menunduk, dia sedikit takut mendengar bentakan dari perempuan itu. Baru kali ini dia di bentak seperti itu, dia di besarkan dengan penuh kasih dan cinta oleh keluarga nya.

"Alin sayang, kamu gak papa kan?" Tanya Albian memeriksa kondisi sang adik, saat dia mengangkat dagu Alin. Dapat ia lihat air mata yang meleleh keluar dari mata cantik adiknya.

Alden semakin mengepalkan tangannya melihat itu. Plak!

"Berani banget lo pada buat adik gue nangis, cari mati lo!" Teriaknya murka. Dan itu semakin membuat Alin ketakutan melihat kemarahan abangnya, walaupun buka dia yang di marahi.

Para siswi dan siswa hanya diam menyaksikan itu semua tanpa ada yang ingin ikut campur.

"Abang..." Cicit Alin. Badannya bergetar ketakutan.

Dengan segera Albian menggendong Alin membawa ke UKS meninggalkan Alden dan sahabat nya disana.

"Lo-"

"Bangsat!"

Bruk!

Alden menendang kursi yang ada di samping perempuan itu membuat mereka semakin gemetar ketakutan.

Alden tak mau mengurus mereka, Abang nya nanti yang mengurus nya. Lebih baik dia menyusul Alin, sepertinya adiknya itu akan takut bertemu dengannya setelah ini. Sialan!

"Lo salah cari lawan, setelah ini kalian harus hati-hati." Ujar Dimas lalu menyusul yang lain bernama Alden.

TBC.


Vote dan komen guys





Mawar Jk

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang