17.🌼 Monster

7.5K 432 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



🌼🌼🌼

Di sebuah ruangan yang gelap, yang hanya di terangi lampu kecil. Masuk di Lorong nya saja sudah se-menyeramkan ini, bagaimana dengan di dalamnya?

Tampak seorang pria yang diikat dengan tumbuhnya yang penuh luka, dan satu pria lainnya yang tampak menggoreskan pisau pada tubuh pria itu.

"Akh, to-long."

"Sa-kit."

"Em, em, em. Ini baru permulaan." Ujar pria itu seraya menggelengkan kepalanya yang ternyata adalah Albian.

"Kau monster, tidak. Kalian semua monster!"

"Oh, nama yang bagus. Gue suka." Ucap Albian tersenyum manis, tapi bukannya terlihat manis pada pria itu, tapi malah terlihat menyeramkan!

"Sepertinya kau sangat senang bermain Bian. Bagaimana kalau aku yang melanjutkan nya? Aku juga ingin memberikannya hadiah?" Ucap Afkan yang baru datang.

"Aku belum selesai bang, tunggu sebentar lagi." Alfan mengangguk mengerti lalu duduk di kursi kayu yang ada di sana.

Bian tersenyum kembali menatap pria itu lalu mengangkat tangannya yang memegang pisau lipat, memutar-mutar pisau itu lalu menyeringai.

Pria itu berdingik ngeri melihatnya. Tubuhnya kembali merinding. Dia menggelengkan kepalanya, tak mau menerima apa yang akan Bian lakukan lagi selanjutnya karena dia sudah tau apa yang akan di lakukan oleh Bian.

"Saya mohon jangan, ampun. Ampuni saya, saya sudah bilang kalau saya hanya di suruh untuk menabrak wanita itu." Jelasnya.

"Wanita itu?!" Emosi Albian.

"La-lalu siapa namanya?" Tanyanya takut-takut.

"Sialan!"

Pria itu menunduk ketakutan, tak tau harus apa lagi. Takut salah dan malah membuat nya mendapatkan siksaan lagi.

"ARGHHHH."

"BER-HENTI."

"ARGHHH... TOLONGGG."

Setelah puas, Bian menjauh menuju wastafel mencuci kedua tangannya yang penuh dengan darah. "Dia lemah sekali." Ujar Afkan yang melihat pria itu sudah tidak sadarkan diri.

"Tidak asik memberikannya hadiah jika tidak sadar, tak apalah masih ada lain waktu." Lanjutnya.

"Ingin ke rumah sakit?" Tanya Afkan.

"Aku ingin mandi dulu."

"Baiklah, abang tunggu di depan."

***

"Kita tidur rumah aja ya sayang, biar abang yang jaga Bunda di sini. Alin gak perlu khawatir banyak yang jaga Bunda di sini kok." Bujuk Aira pada Alin yang tak ingin pulang dan ingin bermalam di rumah sakit.

Posesif BrotherWhere stories live. Discover now