Rumi Girlfriend (III)

628 79 6
                                    

Semakin hari rasanya Rumi seperti mendapatkan sebuah teror dari Sheva, pasalnya Sheva selalu menghubungi hanya untuk sekedar dapat bertemu, namun rasanya Rumi seperti enggan untuk meluangkan waktunya menemui sang kekasih.

Padahal masih ada waktu dua hari sebelum keberangkatan Rumi dengan keempat istrinya untuk pergi ke Eropa. Namun dikarenakan Sheva yang tiada henti-hentinya menghubungi dan merengek kepadanya, membuat Tata pada akhirnya memaksa Rumi untuk menemui Sheva.

Maka dengan berbesar hati Rumi menemui Sheva di fakultasnya Sheva.

Jika boleh Rumi berkata jujur, dulu memang menemui Sheva adalah sesuatu hal yang paling menyenangkan sekaligus mendebarkan bagi Rumi, namun rasanya sekarang Rumi tidak lagi merasakan perasaan berdebar yang menggebu-gebu seperti sebelumnya.

Bahkan ketika Sheva telah duduk di hadapannya, Rumi hanya sibuk untuk menatap ke sekelilingnya. Memperhatikan para mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang hingga membentuk beberapa kelompok manusia.

Matanya menjelajah tak menentu arah hingga akhirnya netranya ia fokuskan kepada Sheva.

"Kak? Kamu kenapa sih?!" tanya Sheva, "aku ada salah?"

Rumi menatap tepat ke arah Sheva. Saat ini ia sangat yakin bahwa raut wajah tidak menunjukkan ekspresi dalam bentuk apapun. Hal ini sangat jelas tersirat dari raut wajah gelisah yang diperlihatkan oleh Sheva sekarang.

"Kamu ada salah atau aku yang salah?" tanya Rumi balik yang berhasil membuat raut wajah kebingungan dari kekasihnya ini

"Kamu ada salah ap--"

"Rasanya bukan kamu yang salah, tapi aku" potong Rumi, "kamu terlalu baik buat aku yang brengsek ini, aku ga ada baik-baiknya, aku egois dan ga pernah coba untuk mengerti posisi kamu"

"Kamu kenapa Kak?"

"Coba deh kamu pikir, terakhir kali kita kapan sih ketemu?" tanya Rumi, "seminggu yang lalu kali ya?"

"Seminggu yang lalu kita ketemu dimana?" tanya Rumi lagi

"Di kos aku"

Rumi mengangguk, "iya di kos kamu" jawab Rumi, "setelah aku pikir-pikir, kenapa kita selalu ketemu di kos kamu?"

"Kan memang dari dulu kita--"

"Iya emang selalu dari dulu kita kalau ketemu itu di kosan, entah itu di kos kamu ataupun di apartemen aku, selalu gitu selama dua tahun ini" potong Rumi, "dua tahun hubungan kita ga jauh-jauh dari sex Sheva, hubungan kita ini udah ga wajar"

"K-Kak, kenapa tiba-tiba kamu bahas ini?"

"Bisa dihitung pakai jari berapa kali kita ketemuan selain di kos kamu ataupun di apartemen aku, rasanya kayak kalau kita ketemu di luar dua tempat itu menjadi sesuatu hal yang nggak biasa bagi kita"

"Kita terjebak di zona nyaman yang udah ga sehat, kita sama-sama rusak, aku rusak dan kamu rusak karena aku"

"Stop Kak, stop! Aku mau ketemu kamu bukan untuk bahas hal kayak gini!" bentak Sheva, "dan ga ada yang rusak! Baik itu kamu ataupun aku! Kamu nggak merusak aku karena aku melakukan hal itu atas dasar sadar dan mau, karena aku melakukan itu sama kamu!"

[β] Four Wives | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang