57. BALASAN

5.7K 522 123
                                    

Let's Reading
Tandai Typo ya gaes..

-

-

Dua jam sudah terlewat namun lampu yang tepat berada diatas pintu ICU tidak kunjung padam. Semua orang sudah terlihat tidak baik-baik saja, terutama Agler yang terlihat sangat kacau karna merasa ialah penyebab adiknya terluka parah.

Beberapa menit kemudian lampu yang semula menyala berwarna merah, kemudian padam. Dan tak berapa lama dua dokter laki-laki keluar tanpa Barra. Semua orang pun langsung berkerumun.

"Bagaimana kondisi putriku?" Tanya Arsen dengan raut paniknya.

"Adikku pasti baik-baik saja kan?!" Ucap Agler dengan menuntut.

Kedua dokter terbaik Algazius pun menghela nafas berat bersamaan. Dari situ semua orang yang melihat pun langsung berfikiran negatif dengan dada bergemuruh.

"Kabar baiknya, kami berhasil menyelamatkan nyawa nona Zenaya. Tetapi ada kabar buruknya, kalau nona Zenaya saat ini dinyatakan, koma."

Seketika semua orang kembali mematung. Lagi dan lagi, gadis itu harus mengalamai hal seperti ini. Menorehkan luka kembali yang semula mulai tertutup.

"Tubuhnya sudah terdapat banyak luka dan terdapat banyaknya luka dalam. Organ dalamnya sudah terluka cukup parah dan akan semakin berakibat fatal jika harus mengalami seperti ini lagi untuk kedepannya. Hal itu akan menyebabkan pada kematian." Jelas dokter yang sebelumnya memeriksa Carlos.

Sudah lemas, kini mereka semua bertambah lemas setelah mendengar penjelasan dari dokter. Bahkan Arsen terkulai lemas dan berakhir duduk dikursi tunggu dengan tatapan kosong. Baru saja kemarin sore ia dan putrinya berbincang cukup seru dan kini ia harus menyaksikan putrinya yang kembali terbaring menjadi putri tidur entah sampai kapan.

"Sampai kapan?" Tanya Andreas dengan suara berat dan bergetar.

"Nona Zenaya dinyatakan koma sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Jika kondisi nona Zenaya semakin baik setiap harinya, ada kemungkinan beliau akan semakin cepat untuk sadar. Untuk saat ini kita hanya bisa berdoa, semoga nona Zenaya cepat sadar."

Tubuh Agler seketika luruh bersandar di dinding dengan kepala tertunduk dengan rambut yang dirematnya dengan kuat. Bodoh! Ia memang sangat bodoh sampai membuat adik kecilnya dalam kondisi seperti ini.

"ARRRRGGHHH!" Bugh! Pekik Agler frustasi sembari meninju dinding dibelangaknya beberapa kali. Bahkan kubu-kubu jarinya sampai lecet dan mengeluarkan darah.

"Bang!" Beberapa dari mereka terkejut melihat kondisi kakak tertuanya itu.

"Maaf... Maaf... I'm sorry baby girl." Lirih Agler yang menunduk bertumpu pada kedua lutut nya.

Arsen yang melihat putra sulungnya begitu kacau, ia pun menghampiri lelaki itu. Di peluknya sembari menepuk punggung nya untuk menenangkan. Meskipun Agler memang yang bersalah disini, tidak munafik jika disini dirinya pun ikut andil.

"Tenangkan dirimu. Doakan yang terbaik untuk adikmu, Agler."

Agler membalas pelukan Arsen, bahkan tak sadar air matanya pun kini menetes. "Ini salah ku Dad. Aku tidak becus menjaganya. Aku membuatnya terluka. Aku--" Agler tek mampu lagi melanjutkan ucapannya. Rasanya begitu sakit dan menyesakkan.

Mendengar Agler yang termasuk lelaki dalam kategori dingin dan kaku itu menangis, membuat semua orang yang melihatnya ikut berkaca-kaca. Para lelaki yang selalu tegar tanpa air mata itu, akhirnya menujukan sosok aslinya yang sebenarnya rapuh.

Ya, mereka rapuh tanpa adanya penguat yang tak lain malaikat tak bersayap dalam kehidupan mereka. Dan kini mereka malah membuatnya terluka dan hampir kehilangan untuk kesekian kalinya.

ZYANYA TRANSMIGRATION (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang