20 ; end

1K 92 18
                                    

Panjang euy chapternya.

_____________________________________

Malam begitu sunyi, rungan gelap itu kini hanya bertemankan satu lampu meja yang tak seberapa di ruangan yang bisa dibilang cukum besar itu, dentingan jarum jam setiap detiknya memecah sunyi.

Bunyi lembaran kertas yang dibolak-balik sesekali terdengar, meski dengan penerangan yang kurang, Seon mampu membaca setiap kata yang tertera di atas beberapa tumpuk lembaran di atas meja setinggi lututnya itu.

Dirinya terus sibuk memikirkan bagaimana dendamnya bisa terbalaskan, apapun caranya akan dia lakukan asal dia mendapatkan hal yang setimpal.

Dendam benar-benar membuat buta.

Dipandang dengan seksama selembar kertas dengan semua data tentang Nishimura Riki yang bisa dia temukan, beberapa foto lelaki itu juga terdapat di sana.

Informasi sekecil apapun akan Seon cari, bukan hanya karena ingin membalaskan dendam, tapi juga karena dia merasa sedikit janggal akan semua ini.

Mau digali sedalam mungkin tetap saja dia tak dapat menemukan catatan masa lalu si lelaki Nishimura itu.

Nishimura Riki selalu membuatnya teringat pada sang adik dahulu, Choi Riki. Bukan karena dia adalah pembunuh kedua orangtuanya, namun karena beberapa kemiripan antara kedua orang itu, buat dirinya semakin penasaran dengannya. Ia memang tak pernah tau nama Ni-ki sebelum keluarganya menyambutnya sebagai salah satu anggota.

Ingatan masa kecilnya mungkin memang tak sebaik itu, namun dilihat berapa kalipun pembunuh itu selalu memunculkan perasaan aneh dalam dirinya, seakan melihat sosok sang adik pada diri pembunuh itu.

Untuk kesekian kalinya Seon menggeleng pelan, menghilangkan pikiran tak masuk akal tersebut, mengingatkan dirinya sekali lagi bahwa lelaki Nishimura itu yang telah merenggut nyawa kedua orangtuanya.

"Sialan!" Umpatnya.

Tangannya membanting setumpuk kertas itu ke meja dengan kasar hingga berhambur. Helaan nafas berat itu terdengar sebagai penutup malam yang gelap nan sunyi.

"Apa anda bisa dengar saya, Tuan?" Sunghoon menurunkan note dan pulpennya, mengambil langkah mendekat pada lelaki Choi itu

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"Apa anda bisa dengar saya, Tuan?" Sunghoon menurunkan note dan pulpennya, mengambil langkah mendekat pada lelaki Choi itu.

Bertingkah seolah sibuk dengan pelanggaran kecil itu, sambil memberi langkah maju sambil goreskan ujung penanya pada note yang ia pegang seakan membuat catatan untuk seorang pelanggar di depannya ini.

Merasa sudah sampai di hadapan Seon, Sunghoon mengangkat pandangannya guna kembali menatap lelaki di depannya.

Tapi terlalu cepat, bahkan Sunghoon tak dapat melihat gerakan Seon yang mengayunkan tangannya dengan sebuah pena yang ujung runcingnya diarahkan padanya.

SPY | HeeKi • Enhypen[✓]Where stories live. Discover now