19

1K 105 21
                                    

Terhitung seminggu setelah hari itu sudah berlalu, selama itu Heeseung dan kawan-kawan sangat terbantu atas kehadiran Jake.

Tapi selama itu juga Seon tidak memberikan tanda kemunculannya, jelas membuat mereka merasa lebih waspada, menebak-nebak apa yang akan dia lakukan selanjutnya, yang pasti bukanlah sesuatu yang bagus.

"Masih belum ada pergerakan, Noo?"

Mendengar pertanyaan itu, Sunoo yang tengah mengotak-atik komputer di hadapannya melirik sejenak untuk menggeleng setelahnya.

"Ga ada, bang." Jawabnya singkat.

Helaan nafas lesu itu terdengar, Heeseung kembali menegakkan tubuhnya setelah sebelumnya membungkuk untuk ikut mengintip pada layar komputer.

Sungguh dengan tak adanya tanda seperti ini membuatnya jauh lebih merasa terancam, bukan untuk dirinya, tapi untuk Ni-ki dan teman-temannya. Mereka harus lebih bersiaga, mengantisipasi serangan tiba-tiba darinya.

Tepukan ringan di bahunya seakan mengembalikan pikiran Heeseung yang sempat berkeliaran dari tempatnya, membuat lelaki itu menoleh untuk mendapati Sunghoon sang pemilik tangan.

"Kata gua mending lu istirahat, ini udah larut banget. Yang lain juga, kok." Ucapnya pada yang lebih tua.

Melihat keraguan di wajah pemuda rusa itu membuat Sunghoon kembali berkata, "Ada yang lain, bang. Lu jangan maksain diri gitu." Sekali lagi untuk meyakinkan.

Setelah berfikir sejenak, dirinya setuju pada temannya itu, dia butuh istirahat. Akhirnya Heeseung memberi anggukan pada yang lebih muda, mendapat senyum dan tepukan dua kali pada bahunya sebagai jawaban.

"Gua minta tolong ya, Hoon. Duluan, Noo." Ucapnya sembari berjalan melewati Sunghoon, dengan gumaman Sunoo yang mengiyakan perkataannya.

Pandangannya dari ponsel teralihkan saat suara pin ditekan terdengar di sela suara televisi yang memang tak begitu keras, sesaat berikutnya pintu terbuka menampakkan sosok Heeseung yang melepas jaketnya untuk diletakan pada tiang gantungan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Pandangannya dari ponsel teralihkan saat suara pin ditekan terdengar di sela suara televisi yang memang tak begitu keras, sesaat berikutnya pintu terbuka menampakkan sosok Heeseung yang melepas jaketnya untuk diletakan pada tiang gantungan.

"Belum tidur? Udah malem banget ini." Tanyanya saat kedapatan Ni-ki yang menatapnya lebih dulu tengah terduduk di sofa.

Pemuda Jepang itu tak menjawab, malah mengalihkan pandangannya pada layar televisi yang menampilkan entah acara apa. Gapapa, Heeseung udah biasa dikacangin.

Lelaki bermarga Lee itu ikut bergabung di depan televisi setelah dia kembali dari mengecek kamarnya yang terdapat sang adik sudah terlelap dalam mimpinya.

"Aman?" Tanyanya yang tak butuh penjelasan lagi sudah dipahami oleh yang lebih muda, lantas Ni-ki mengangguk menghasilkan sedikit kelegaan pada Heeseung.

Ikut menatap pada layar televisi tanpa minat, dalam hening diantara keduanya Heeseung mendapati Ni-ki yang sesekali menoleh padanya. Meski hanya sebentar, tapi lebih dari dua kali, membuat pemuda rusa itu akhirnya angkat suara.

SPY | HeeKi • Enhypen[✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن