14

1K 176 21
                                    

Mobil melaju cepat sambil diguyur derasnya air hujan, hari yang sudah gelap pun mendukung kecanggungan diantara keduanya. Tak ada sedikitpun suara yang berniat mereka keluarkan, hanya suara butiran air hujan yang terus menetes di luar mobil

Sejak percakapan di danau tadi, kata-kata Ni-ki selalu terpikirkan oleh Heeseung

"Pembunuh bayaran itu gua..."

Heeseung terdiam membeku mendengar itu, beberapa saat hening diantara mereka. Terlalu sulit untuk Heeseung memercayainya, tapi raut wajah Ni-ki tak menunjukan kebohongan sedikitpun

"Kedua korban adalah orangtua angkat gu-"

"Jokes lu jelek, ah" potong lelaki itu segera

Helaan nafas terdengar dari antara bibir lelaki Jepang itu, "Gua serius" ucapnya. "Dan penyebab semua kekacauan yang di bikin Seon, itu buat gua, buat bales dendam" lanjutnya

"Udah cukup ya, Ki-"

"Karena gua bunuh orangtua dia"

Heeseung mengedipkan mata beberapa kali, menarik nafas panjang karena terlalu terkejut tentang ini. Mengalihkan pandangannya ke segala arah guna mencari perbincangan lain

Lelaki Jepang itu hanya bisa tertunduk menatap danau, dia hanya bisa berharap bahwa keputusannya untuk memberi tau Heeseung itu benar

"G-ga usah ngadi-ngadi lo. Mending kita balik karena udah mau gelap, keknya mendung dah" ucapnya berusaha tenang sambil menatap kearah langit yang makin abu-abu, melangkah pergi lebih dulu

Heeseung bahkan tak tau harus memberi respon seperti apa, tak mudah untuk percaya, tapi dia juga tak bisa membuktikan jika itu bohong

Nafas berat dihembuskan pemuda Lee itu

"Heeseung..." panggil Ni-ki

Lagi, Heeseung dibuat terdiam oleh kata yang dibuatkan suara berat itu. Apa Ni-ki baru saja memanggil namanya? Untuk pertama kali?! Edan

Di keadaan seperti ini bahkan bukan saatnya untuk merasa senang karena hal itu. Tapi Heeseung tak bisa bohong, dia benar merasa senang karena Ni-ki memanggilnya

"Hey, pak tua" panggilnya lagi

Oke, lupakan.

"Lu manggil gua apa tadi?" Tanyanya tanpa menatap si lelaki puma

Ni-ki menaikkan sebelah alisnya, "Pak tua?" Herannya

Lelaki Lee itu menggeleng kecil, "Sebelumnya"

Malah ketagihan nih bapak².

Mata Ni-ki memicing kearah yang lebih tua, melirik kecil lelaki di sampingnya, "Kenapa emang?"

Lelaki rusa itu dibuat kikuk seketika, bergumam beberapa kali mencari-cari hal untuk merespon, "A-ah ngga. Kenapa tadi, Ki?"

"Oh itu..."

Ni-ki terdiam kembali memandang jendela yang terus basah oleh air hujan, tak ada suara yang bisa dia keluarkan. Begitu juga Heeseung, dia tau apa yang hendak di bahas si bocah Jepang ini, untuk sekarang dia benar-benar tak mau memikirkan itu

Pemuda Lee itu menghela nafas pelan, "Lu utang penjalasan ama gua, bocah"

Pemuda Lee itu menghela nafas pelan, "Lu utang penjalasan ama gua, bocah"

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
SPY | HeeKi • Enhypen[✓]Kde žijí příběhy. Začni objevovat