Cengkram ditangan cessa semakin menguat, arsen seperti iblis sekarang.

Ia mendorong cessa ke sofa apartemen nya, berdiri di hadapan cessa yang menunduk.

"Murahan!" Setelah mengucap kalimat itu arsen pergi ke kamar nya menutup pintu kamar dengan kencang membuat cessa terkejut bukan main.

Cessa diam, nafas nya sangat sakit, air mata nya luhur, badan nya bergetar hebat, antara takut, dan sakit hati, cessa tidak pernah di perlakukan kasar, oleh keluarga nya dan sekarang ia di perlakukan seperti ini oleh arsen.

Hati nya nyeri, saat ia percaya jika arsen taakan menyakiti nya namun nyata nya?

Dengan tangan gemetar cessa mencoba mengambil ponsel nya, menghubungi seseorang yang ia yakin bisa membantu nya.

"A-abang huh t-tolong huh t-tolong a- de" nafas cessa tercekat saat mencoba bicara

"Ade, Ade kenapa Ade nafas nya kok gitu, Ade dimana disekolah?" Angga di seberang panik saat mendengar suara adik nya

"T-tolong, apartemen arsen" setelah kalimat itu hening tak ada lagi suara cessa jatuh pingsan dengan nafas yang masih sesak

Sedangkan arsen, ia sedang berdiri di balkon nya, menyesap rokok yang di selipkan di antara jari tengah dan jari telunjuknya, ia kalut, dan emosi ia menyesal saat sudah sadar tadi ia emosi, niat nya setelah habis satu batang ini ia akan meminta maaf pada cessa.

Arsen menghela nafas nya, dan keluar dari kamar, namun mata nya terkejut saat melihat cessa yang terbaring di lantai.

"Cessa!!!" Arsen berlari menghampiri cessa

Membaringkan kepala cessa di paha nya, menepuk nepuk pipi cessa.

"Sayang, cessa bangun" arsen kalut

Lalu ia segera mengendong cessa menuju mobil nya, membawa cessa ke rumah sakit.

Arsen menyetir dengan cessa dipangkuan nya, ia kelewat panik.

Setelah sampai rumah sakit arsen langsung memasukan cessa ke dalam rumah sakit, beruntung rumah sakit tidak terlalu ramai, dan cessa segera di tangani.

Arsen duduk di meja tunggu ruang UGD, arsen benar benar tak habis pikir, bagaimana bisa cessa pingsan dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Arsen menundukan kepala nya, ponsel nya berdering, nama Angga tertera disana, membuat arsen semakin gusar, tapi ia bukan pengecut.

"Halo" suara arsen pelan

"Dimana adek gua anjing!" Suara marah Angga terdengar jelas

"Gua serlok lu kesini aja" arsen mematikan panggilan sepihak lalu meng share alamat rumah sakit.

  Pintu ruangan terbuka, menampilkan dokter disana

"Keluarga cessa?"

"Saya dok" arsen berdiri

"keadaan pasien cukup serius, asma nya kambuh dan tak segera di berikan inhaler, meski sedikit telat tapi masih beruntung. sekarang pasien kelelahan dan di haruskan istirahat beberapa lama, kami juga sudah memberikan tindakan yang maksimal, pasien akan di pindahkan ke ruang inap, hanya satu hari, agar kami bisa memantau pasien."

Aku ngasal banget ges maap ya ^_^

Arsen menganguk "kamar vvip dok"

"Baik, administrasi bisa di depan ya kak" arsen menganguk, arsen berjalan ke ruang administrasi setelah itu kembali ke UGD dan melihat cessa yang masih dengan mata tertutup di pindahkan ke ruangan inap

CESSATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon