Melipat kedua tangan dan menutup matanya, Felix mulai merinding ketika Hyunjin mendekati ranjang di lawan sisi. Suaminya itu segera menaiki ranjang dan tidur menyamping membelakangi Felix.

Wajah Felix memelas, dia tidak ingin terbawa perasaan sedih di hari pernikahan. Untuk menghilangkan kacaunya hati dan pikiran, Felix mencoba untuk tertidur. Ketika alam bawah sadar tak berfungsi, tubuh otomatis mencari tempat untuk dipeluk.

Tak ada guling yang memisahkan tidur mereka di kasur, sehingga Felix yang terbiasa memeluk orang itu dalam tidurnya mendekap Hyunjin erat. Tidur pria manis itu amat tenang didukung dengan lelahnya tubuh seusai melaksanakan prosesi pernikahan.

Fajar menghampiri bahkan sampai matahari nampak jelas, Hyunjin bangun terlebih dahulu. Biasanya Hyunjin bukanlah orang yang terbiasa bangun pagi tapi kali ini dia bangun di pukul 08.43.

Dia terkaget ketika menyadari Felix ada disampingnya sambil memeluk erat tubuh atasnya. Ketika refleks tubuhnya hendak menghindar tiba-tiba pria manis di sampingnya itu mengeluh dengan suara lucu.

"Ngh.. masih ngantuk."

"Ap-?"

Hyunjin semakin dipeluk erat dan herannya Felix malah tersenyum bahagia dalam tidurnya. Siapapun pasti tak tega, termasuk Hyunjin yang akhirnya kembali menyangga kepala pada bantal.

Tak lama, suara alarm yang dipasang Felix berbunyi dengan kerasnya. Felix terbangun sampai terduduk. Dia menoleh ke arah jam dan mendapati dia lupa mengganti alarm bangun tidur lebih awal karena sekarang posisinya dia sudah menjadi seorang istri.

"Bunda.. maaf, Felix terlambat bangun. Istri macam apa aku ini." ujarnya sambil menyibak selimut dan berjalan cepat keluar kamar.

Felix tak sadar jika Hyunjin daritadi masih berada di sampingnya. Masih memilih untuk merebahkan tubuh, Hyunjin mengusap wajah lalu mengamati bagaimana kamarnya yang dipercantik sehari yang lalu kini ditempati untuk dua orang.

Ketika Felix sudah berhasil memasak satu menu, dia baru membasuh wajah di washtafel. Memikirkan menu selanjutnya untuk di masak, tak lama hendak menuju kulkas untuk mengambil bahan masakan.

Pria manis itu sudah tahu banyak tentang makanan yang disukai oleh Hyunjin dari Sam. Dia tersenyum membayangkan reaksi Hyunjin ketika mencicipi masakannya nanti. Felix cukup bangga dengan hasil masakannya.

Menghidangkan makanan dan jus di meja makan, selanjutnya Felix akan ke kamar untuk memanggil suaminya. Dia melangkah diiringi dengan senyuman lebar serta nyanyian kecil.

Pintu kamar terbuka lebar dan Felix melihat suaminya itu memakai pakaian santai dan terlihat segar. Sepertinya Hyunjin baru saja mandi dan berganti pakaian. Senyuman Felix tambah mengembang saat ingin menyapa sang suami.

"Selamat pagi." sapa Felix dengan semangat.

"Kamu belum mandi?" bukannya menjawab sapaan, Hyunjin malah bertanya.

"..elum." katanya malah melupakan huruf 'b' dan tersipu malu setelahnya.

Hyunjin menganga merasa sikap Felix terlihat berbeda, mungkin ini yang dinamakan lucu tapi biasanya Hyunjin akan bereaksi jijik.

Karena mereka masih setia berdiri, Felix yang awalnya menunduk itu menangkap sesuatu di tangan sang suami. Dia melihat kunci mobil tengah di genggam bersamaan dengan ponsel.

"Mau keluar?"

Felix masih berpikiran positif dengan mengira sang suami menanyakannya perihal mandi mungkin untuk mengajakmya keluar.

"Iya."

"Aku.." Felix menimang apakah dirinya harus menawarkan diri untuk ikut.

Sayangnya, Hyunjin langsung berjalan menuju tangga.

"Hyunjin.." panggil Felix sedikit putus asa.

"Aku kembali nanti sore."

Hyunjin berlalu menuju pintu ruang tamu tanpa menunggu ucapan Felix. Felix mematung di tempat. Kemudian berbalik arah. Dalam keheningan, Felix berusaha untuk sabar. Mereka belum saling mengenal jadi wajar saja sang suami bersikap seperti itu, pikir Felix.

Tapi dia tetap kecewa dan sedih.

"Padahal aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu." ucapnya penuh kesedihan.

Felix tak jadi sarapan. Dia tak ingin makan sendirian. Jadi memilih mandi dan mengurung diri di kamarnya. Tangannya menarik laci meja lalu mengeluarkan buku diary dari sana. Mengambil satu pulpen dan menggoreskan huruf dalam kata untuk mengukir kisah yang telah dilaluinya hari ini.

"Agar aku ingat bagaimana perjalanan kisahku bersamamu. Lee Felix, 16/09/****."

"Tuhan, aku tetap berusaha untuk melunakkan hatinya. Jika suatu saat takdir tak sesuai harapanku dan aku tak sanggup. Tolong beritahu aku untuk berhenti, agar tak sia-sia hati ini berlabuh."

Ini masih awal, dan Lee Felix tak semudah itu menyerah. Karena Felix percaya bahwa yang bisa memisahkan hubungan pernikahan seseorang, hanyalah takdir dari Tuhan.

🍁18/10/2023
🍁JUNE_GN 

Maaf ya..
Aku nulisnya pelan-pelan dan masih pendek. Updatenya juga menyesuaikan keiinginan.
Lihat responnya dulu

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now