Setelah selesai menyedu mie instan dan meletakkan makannya di meja yang di sediakan di minimarket tersebut, Jessa segera menuju Atm yang ada didalam minimarket dan menarik uang sebanyak mungkin karena mungkin saja setelah ini dia akan jatuh miskin karena mencoba melarikan diri dari rumah.

Tepat dia selesai menarik uang tunai, ponselnya berdering dan layarnya menunjukkan ada telepon masuk dari mamanya. Dengan berat hati Jessa mengangkat teleponya.

"Aku gak mau ma, aku udah punya pacar. Aku gak mau putus sama pacarku cuma karena perjodohan yang alasannya aneh."

"Kita bicarain di rumah nak, kamu pulang dulu."

"Enggak, Jessa udah 20 tahun. Gak bisa mama bohongin kayak gitu lagi."

"Nak gadis yang di jodohin kekamu cantik kata kakek. Dia juga lembut dan baik, setidaknya kalian ketemu sekali dulu baru kamu nolak."

"Pacar aku juga baik dan lembut ma. Apa mama gak mikir perasaan pacar aku? Pokoknya Jessa gak akan pulang sebelum semuanya di batalin."

Tut!

Napasnya menggebu setelah berbicara dengan wanita yang telah melahirkannya. Dia tak bisa membentak mamanya. Tapi rasanya sangat mengesalkan ketika mamanya seperti membandingkan Ananya dengan gadis yang akan di jodohkan dengan dirinya. Kenapa harus ada perjodohan dalam hidupnya, memangnya ini cerita wattpad apa.

Dengan sisa kekesalannya Jessa melahap mienya dengan perlahan karena masih panas. Lelaki itu sibuk memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya jika kakek dan ayahnya tetap kekeh dengan perjodohan ini. Tak terasa dia berkelana dengan pikirannya sampai mie nya sudah habis dan kini telah memakan roti terakhir yang dia beli.

"Gue kemana ya, Apa gue coba nge kos aja?"

Tiba-tiba Jessa menatap mobil BMW kesayangannya. Apakah jika dia menjual mobil itu tanpa surat-surat akan cukup untuk biaya hidupnya dan mulai merintis usahanya sendiri?

"Masa iya gue ajak Ana hidup susah." Kepalanya tertunduk, dia setidaknya harus bisa mencari usaha yang bisa berkembang dengan cepat. Dia tak ingin jika Ana menikah dengannya malah membuat gadis yang dicintainya menderita.

Asik dengan pikiran kacaunya, ponsel Jessa kembali berdering. Awalnya Jessa mengira bahwa itu adalah mamanya. Tapi ternyata itu dari Ana, dengan cepat Jessa mengangkat telepon itu.

"Halo sayang?" Tak ada sautan dari sebrang. Jessa masih menunggu sebelum 3 menit kemudian suara serak kekasihnya menyapa.

"Sayang, bisa kamu ketaman dekat rumah aku? Aku.. mau bicara sesuatu."

"Na kamu nangis?" Tentu dia cemas saat mendengar suara kekasihnya. Berusaha menerka nerka apa yang telah terjadi pada kekasihnya.

"Kalau mau tau kamu kesini ya kak, aku tunggu." Dan sambungan pun terputus.

Ada masalah apa lagi ini, belum selesai dia menghadapi masalah perjodohan dengan orang tuanya. Kali ini dia harus di hadapi dengan Ana yang meneleponnya dengan keadaan yang sepertinya tengah menangis. Pemuda itu segera merapihkan bekas makanannya dan memasuki mobil untuk segera meluncur ke lokasi Ana berada.

Dalam hati Jessa berdoa pada tuhan tentang segala kemungkinan buruk yang terjadi, jujur saja rasanya tenaga Jessa tersedot habis kala mamanya bilang akan ada pertemuan dengan orang yang di jodohkan dengannya.

"Tuhan semoga ini bukan masalah serius."

••••

"Sayang kamu kenapa, kamu habis nangis kan na? Bilang sama aku na kamu kenapa."

Kini Jessa sedang berlutut di hadapan Anastasia yang sedang duduk di bangku taman. Tadi sesampainya di taman belakang perumahan rumah Ana, Jessa segera keluar dari mobilnya dan mencari keberadaan kekasihnya. Dia sangat terkejut kala melihat mata sembab Ana dengan air mata yang masih keluar dari kedua mata kekasihnya.

Then I See You Again (Tamat)Where stories live. Discover now