23

3.4K 175 0
                                    

Hai guys, maaf aku gak bisa tepati janji buat tamatin TISYA di 2 minggu kemarin karena aku drop akibat sering begadang, baru enakan hari rabu tapi belum bisa update selain karena udah mulai masuk sekolah, aku belum ngelanjutin bonus part. 12 Bonus part itu bakalan di publish barengan  sama tamatnya cerita ini, makanya kalau belum selesai aku gak berani tamatin😭😭. Kalian juga jangan begadang dan sering minum kopi even kopi susu atau vanila latte.

Semoga kalian menikmati bab 23 setelah sekian lama..

Wajib vote sebelum membaca!!
Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini!
Happy reading😘

Wajib vote sebelum membaca!!Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini!Happy reading😘

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ana mendudukkan diri di kursi teras kos saat jam menunjukkan pukul 18.45 menit. Dadanya bergemuruh membayangkan tentang kencan pertamanya bersama Jessa. Biasanya orang lain melakukan kencan pertama saat mereka sedang ada di tahap pendekatan, namun untuk hubungan Ana dam Jessa berbeda, mereka baru melakukan kencan pertama saat sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Ana khawatir jika kencan pertama mereka tak berjalan dengan lancar. Ana berharap ini awal yang baik untuk hubungan mereka yang telah melalui lika liku rumit karena campur tangan orang ketiga. Dalam hal ini Kevin orang ketiga bukan? Jika pemuda tampan yang suka menggoda Ana itu tidak mengaku bahwa Ana adalah kekasihnya, mungkin sudah sejak bangku SMA Ana dan Jessa menjadi sepasang kekasih.

Tin Tin!

Segera Ana membuka dan keluar dari gerbang kos ketika mendengar suara Klakson motor Jessa. Rencanya di kencan pertama, mereka akan menonton bioskop lalu mencari makan malam.

"Hai pretty"

Jessa memakaikan helm saat kekasihnya sudah berada di dekat dirinya, dilihatnya ada semburat merah di pipi Ana. Gadisnya sangat cantik dan menggemaskan malam ini.

"Halo kak, aku naik ya."

"Pegangan bahu aku sayang, bisa?"

"Sebentar, okey bisa."

Jessa tak langsung menjalankan motornya, pemuda itu meraih tangan gadisnya sebelum menarik tangan mungil Ana agar melingkar dengan baik di perut pemuda itu.

"Kak.."

"Biar aman sayang."

Sepanjang perjalanan menuju mall, suasana keduanya terlihat hening. Padahal jantung kedua muda mudi itu sedang berisik, berdetak 2 kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Ana menyukai saat-saat seperti ini, pemandangan malam kota Bandung tak pernah gagal. Apalagi jika di nikmati bersama orang yang dicinta. Mereka berhenti karena lampu merah di persimpangan akhir sebelum belokan mall. Jessa menyempatkan mengelus tangan gadisnya yang setia melingkari pinggang pemuda itu.

"Dingin na?"

"Enggak kak, malah tangan kakak yang dingin."

"Kalau ini mah karena nervous di peluk cewek cantik."

Then I See You Again (Tamat)Onde histórias criam vida. Descubra agora