"Tenang aja, sebentar lagi dia bakalan berhenti." Ucap Jessa berusaha menenangkan rekannya.

"Lo dari kemarin-kemarin bilang gitu mulu Jes, emang lo lihat ada hal yang berubah dari dia? Enggakkan."

"Iya Jes, percaya banget lo cewek gila itu bakalan berhenti. Mentang-mentang dia orang rekomendasi dari Lead Programmer terus bisa bossy ke anak magang."

Sebenarnya Jessa juga kesal dengan ulah Nola yang semena mena, tapi dia harus tahan semuanya sampai minggu depan, tepatnya saat dia telah menyelesaikan kegiatan magangnya selama 3 minggu ini dan di perkenalkan sebagai direktur pelaksana dari Excorde corp.

"Kalian tenang aja, percaya sama gue dan tunggu 1 minggu lagi."

"Satu minggu lagi kan ulang tahun perusahaan, mau apa lo?" Anggara mengernyitkan keningnya, merasa rekannya sedang mengajaknya bermain teka-teki.

"Positif thinking aja ga, siapa tau Jessa Anaknya Ceo. Nanti pas ulang tahun perusahaan dia dikenalin secara resmi. Yang kayak di drama korea gitu." Meta menjawab sambil menatap Jessa datar, sepertinya Jessa ingin mengajak dia dan Anggara bercanda agar tak terlalu kesal dengan Nola,tapi sayang Meta sudah muak dengan sikap Nola.

"Udah gak usah di pikir banget. Kalian lanjut kerja aja, gue mau fotocopy ini. Keburu cewek freak itu nyariin."

"Hah, yaudah deh, gue tunggu 1 minggu lagi ya calon CEO."

Anggara berlalu sambil menepuk baju Jessa, sedangkan Meta tetap di sana sambil menatap Jessa dengan lekat.

"Kenapa, ada yang mau lo sampaikan nona Meta?"

"Lo hati hati sama Nola, tadi sebelum nyamperin lo gue papasan sama dia di toilet dan dia sengaja buka kancing kemeja bagian atasnya. Mungkin lo gak memperhatikan karena lo bukan tipe yang mesum kayak gitu. Tapi hati hati aja sama dia."

"Emang iya? Tapi thanks lo mau kasih tau gue. Met, sebenernya yang harusnya hati-hati dia gak sih?"

"Anjir! Semua cowok emang sama aja ya! Udahlah gue balik ke meja gue aja."

Jessa tertawa geli melihat reaksi Meta, memang dia tak memperhatikan kondisi baju yang di kenakan Nola, tapi dia harus berhati hati jika benar apa yang di ucapkan Meta ada benarnya. Jessa masih ingat tentang berita 1 bulan sebelum Nola hadir di perusahaan, walaupun masih simpang siur, media mengabarkan bahwa anak CEO excorde mulai bergabung di perusahaan milik ayahnya dan kata beberapa orang, yang membocorkan hal tersebut adalah karyawan. Sayangnya sampai saat ini masih belum di ketahui siapa yang membocorkan hal itu kepada media, lalu apakah nama Jessa sudah di ketahui atau belum oleh media.

Jessa berusaha fokus memfotocopy berkas-berkas seperti yang diminta oleh Nola. Setelah selesai, pemuda itu melangkahkan kakinya menuju ruang rapat di lantai yang sama seperti ruangan team programming divisi penempatan Jessa magang.

"Sudah datang?" Mendengar suara Nola, Jessa otomatis mengingat apa yang telah Meta sampaikan kepada dia sebelumnya, matanya mencuri pandang pada bagian kancing kemeja Nola yang memang terbuka dan agak menyembulkan buah dadanya.

'oh jadi beneran ada niat tertentu, atau sengaja tebar jaring ni cewek gila.' batin Jessa sambil berjalan menuju meja bundar.

"Iya mbak, ini saya taruh disini ya. Permisi mbak mau lanjut kerjain yang lainnya."

"Eh sebentar, bantu saya tata ini dulu."

"Tapi mba-"

"Udah cepetan Jes!"

"Iya mbak."

Diam-diam Jessa menghela nafas berat, jika ada Nola 1 minggu rasanya lama sekali. Perempuan itu sering kali berperilaku semaunya seolah perusahaan ini milik kakeknya. Ketika jadi direktur nanti Jessa harus mengusulkan pemecatan walaupun hasil kerjanya lumayan baik. Jessa masih ingat betul dia beberapa kali meminta Jessa dan Anggara mengantarnya dengan tujuan pribadi menggunakan mobil kantor yang mana hanya bisa di pergunakan untuk penunjang operasional kantor saja.

Then I See You Again (Tamat)Where stories live. Discover now