••••

"Makasih kak Sean udah anterin aku pulang."

"My pleasure princess. Sekarang kamu nongkrongnya di mie ayam depan kampus na?"

"Hehe iya kak, temen aku udah pada tau soal kak Jessa, mereka mau meminimalisir aku ketemu sama dia, salah satu caranya gitu."

"Bagus deh kalau gitu, pelan pelan aja na. Jangan terlalu maksain diri."

"Enggak kok, aku juga udah hampir sebulan gak ada komunikasi sama kak Jessa, walaupun ada rasa kangen pingin lihat kak Jessa, tapi aku masih bisa handle kok."

Sean tersenyum mendengar penuturan Ana, di usap puncak kepala Ana lembut. Pemuda itu menatap Ana dengan tatapan yang sulit di artikan.

"You did great Ana, i hope you keep smiling like this in the future."

"Thank you kak, padahal kita gak deket, tapi kak Sean selalu ada buat nenangin aku."

"Masuk gih, gue mau balik."

"Yaudah makasih ya kak, bye hati hati nyetirnya."

Sean tidak sanggup jika harus lebih lama melihat senyuman Ana, pemuda itu memastikan gadis di hadapannya menghilang di balik gerbang, lalu menyalakan motor dan melesat menuju kosnya. Bagi Sean tidak masalah jika harus menunggu lama, jika hasil penantiannya itu adalah Ana, pemuda itu rela menanti bertahun tahun. Tapi semoga saja itu tidak mencapai bertahun tahun.

••••

Jessa memasuki apartemen ketika mamanya sedang menyiapkan makan siang, lelaki 17 tahun itu menaruh tasnya di sofa lalu menghampiri sang ibu yang sedang berada di dapur.

"Masak apa ma?"

"Mama siapin beberapa masakan buat kamu di kulkas, besok siang kayaknya mama balik ke jakarta."

"Kenapa? Ada masalah disana?" Sebenarnya Jessa merasa bersyukur setelah tepat 6 hari mamanya kembali ke jakarta juga. Jujur dia sedikit tidak leluarsa untuk menemui Ana jika mamanya masih di bandung.

"Enggak, cuma papamu minta di temani business trip ke Jepang. Kamu jangan berantem, jaga kesehatan Jessa."

"Iya ma, Jessa juga udah dewasa, bisa jaga diri."

"Jaga diri apa yang sampai babak belur?"

Okay, Jessa kalah. Dia tidak akan pernah menang melawan argumen mamanya. Lebih baik dia membantu menata makanan di meja makan. Selama makan siang berlangsung, sesekali mama Jessa memberikan nasihat pada putra tunggalnya. Arini tentu tidak mau terjadi sesuatu pada anaknya, apa lagi saat dirinya maupun suaminya jauh dari sang putra.

"Mungkin besok kamu pulang kuliah mama udah berangkat ke jakarta."

"Iya ma, hati-hati. Bilang sama pak budi jangan ngebut."

"Harusnya mama yang kawatir sama kamu."

"Ma udah dong, jangan dibahas melulu."

Rasanya jengkel sekali, memang ya kalau kesalahan kita ketauan oleh ibu akan selalu di ungkit setiap ada kesempatan. Entah sampai berapa kali lebaran hal ini akan di bahas oleh mamanya. Kini Jessa hanya bisa pasrah dan memakan makanannya dengan cepat, ingin segera masuk kamar untuk menghindari ibunda tercinta.

••••

Dimas, Sean dan Matthew baru saja memasuki sebuah tempat dengan degup musik yang keras dan bising. Banyak orang yang berjoget menikmati alunan musik EDM. Dari kejauhan Dimas melihat seorang gadis yang dia kenal. Pemuda dengan jaket kulit itu memberi isyarat pada Sean dan Matthew tentang keberadaan seorang gadis.

Setelah mengetahui siapa yang di maksud Dimas, segera Sean melangkahkan kakinya menuju gadis yang sedang bergelayut manja kepada seorang pria.

"Bel, kebetulan kita ketemu disini. Ikut gue dulu bentar, mau bahas sepupu lo."

"Ck, apaan lagi sih. Bentar ya sayang aku mau ngobrol sama temen sepupu." Bella, gadis itu sedikit berteriak agar lelaki di sampingnya mendengar suaranya yang kalah dengan suara musik yang di putar. Setelah di angguki oleh lawan bicaranya, Bella mengikuti Sean menuju pintu belakang Club malam tempat mereka berada saat ini.

"To the point aja cepet, gue udah males ikutan permainannya Jessa."

"Lah, bukannya lo yang terlalu patuh ke bocah brengsek itu? Lagian lo kenapa mau ikutin dramanya Jessa?"

"Kok lo jadi nyolot gini, jangan mentang-mentang lo senior gue ya."

"Gue peringatin buat gak ikut permainan gila Jessa. Gue lagi berusaha buat ngambil hati Ana, jadi jangan ganggu jalan gue pakek drama sialan kalian."

"Jadi lo mau nikung sepupu gue? Heh denger ya, gue sama Ana sama-sama perempuan. Dan gue paham betul cewek itu gak gampang buat beralih. Coba sana lo tanya dia suka sama Jessa udah berapa lama." Walaupun Jessa menyebalkan, Bella masih sedikit peduli dan tidak suka jika sepupunya di usik. Bella sendiri belum pernah melihat Jessa melakukan hal bodoh karena tertarik pada perempuan. Bella juga menduga jika Ana sedikit banyak merubah sifat kaku Jessa, sebelum pemuda itu menginjak kelas 12 SMA sifatnya sangat dingin dan kaku. Jessa juga jarang sekali tersenyum hampir tidak pernah malah. Tampilannya selalu datar, menjawab pertanyaan seperlunya, pokoknya lelaki itu seperti robot hidup. Tapi entah karena apa saat sudah menduduki bangku 12 SMA, Jessa jadi lebih seperti manusia walaupun sifat dingin dan kakunya masih ada.

"Emang bang Jessa tau kalau Ana udah 3 tahun suka sama dia?" Matthew muncul di belakang Bella sambil memainkan rubik yang entah dari mana asalnya, karena saat berangkat dia tidak membawa apapun kecuali dompet dan ponsel.

"See? 3 tahun. Kita semua tau kalau Sean baru suka sama Ana 2 tahun."

"Gak ada yang tau masa depan, cara Jessa caper ke Ana kasar. Bisa aja Ana lebih milih move on dari pada ngejar Jessa."

"Kalau itu gue setuju, tapi gue tetap mau Ana buat Jessa."

"We will see, siapa yang lebih bisa dapatin Ana."

"Serius lo ngajak gue kesini mau ngomong hal kayak gini?"

"Iya, gue mau lo jaga Jessa biar jalan gue mulus."

Setelah mengatakan hal itu Sean beranjak masuk kembali ke club. Bella melihat punggung Sean dan Matthew dengan tatapan sulit di artikan. Ana sangat pantas bahagia dengan orang seperti Sean yang tidak pengecut terhadap perasaannya. Bagaimana ya, apakah Bella harus menyadarkan Jessa sebelum terlambat?

 Bagaimana ya, apakah Bella harus menyadarkan Jessa sebelum terlambat?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Support aku dengan...

•follow akun wattpad untuk tau notif dan Karya ku yang lainnya.

•tinggalkan Vote dan comment biar aku makin semangat menulis.

Thank you untu support melalui vote dan comment kalian, see you next part my readers🖤

🤍my readers🖤

Then I See You Again (Tamat)Where stories live. Discover now