34

1.9K 223 2
                                    


Seminggu kemudian, renjun bekerja seperti biasa dan tak ada gangguan sama sekali, hubungannya juga lancar-lancar saja bersama dengan jaemin tanpa ada siapapun yang mencurigai keduanya. Saat ini renjun sedang melihat pasien-pasien nya yang memang dia tangani secara langsung. Sedangkan Haechan tengah berada di taman rumah sakit karena sedang istirahat setelah memiliki beberapa jadwal yang padat.lalu diapun melihat salah satu pria yang memang sering ke rumah sakit tengah bertengkar dengan pria yang dia kenal sebagai pasien konseling salah satu koleganya itu lalu melihat pasien itu pergi menggunakan mobil. Haechan lantas mendekat dengan sangat canggung.

"Hai." Sang empu lantas menatap datar Haechan seakan-akan dia sedang malas menghadapi siapapun itu.

"Apa kau mengenal pasien tadi?" Ucap Haechan melompat begitu saja padahal dia sudah tau kau mereka berdua pasti saling kenal.

"Hmm."

"Mianhe, tapi kenapa dia pergi? Bukankah seharusnya dia ada konseling sebentar lagi?" Dan sang empu menatap datar Haechan.

"Maaf, aku bukan bermaksud lancang, hanya saja aku mengetahui langsung dari kolegaku. Ah iya, aku juga salah satu dokter disini, namaku Lee Haechan." Ucap Haechan tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Lee Jeno." Datarnya tanpa mengambil tangan Haechan. Haechan lantas menurunkan tangannya.

"Aaa, pasien tadi siapamu?" Ucap Haechan.

"Hyungku."

"Aaa, kalian sepertinya bertengkar tadi, apa memang selalu begitu?"

"Hmm, sejak dia ditinggalkan selamanya oleh wanita yang dia cintai.' Ucap jeno begitu saja.

"Aaa. Pantas saja. Memangnya sudah betapa lama?" Ucap Haechan penasaran dan jeno hanya menatap datar haechan membuat sang empu langsung terdiam.

"Mian, aku hanya penasaran saja. Maaf karena sudah melanggar batas."

"Tidak masalah. Lagian aku juga mengenalmu." Datar jeno.

"Benarkah? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Hmm."

"Aku tidak tau itu."

"Tentu saja, kita bertemu di acara pimpinan Kim"

"Aaaa, acara ayahku." Ucap haechan menganggukkan kepalanya.

"Hmm."

"Lalu bagaimana caranya kau akan pulang?" Bingung Haechan.

"Aku bisa menggunakan taxi."

"Eh jangan. Itu akan sulit karena banyak yang turun juga naik taxi di sini, bagaimana jika aku antarkan saja. Kebetulan jadwal kerjaku sudah habis." Ucap Haechan yang memang tidak berbohong karena jadwal kerjanya hanya setengah hari.

"Apa tak merepotkan?"

"Tentu saja tidak. Kau tunggu di depan lobby saja aku akan mengambil tas." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun pergi begitu saja. Sedangkan jeno langsung menyentuh bagian dada kirinya dimana jantungnya berdetak kencang sekali.
















Di lift,haechan tak sengaja satu lift dengan renjun dan Yangyang.

"Kau akan langsung pulang Chan?'

"Hmm.' angguk haechan.

"Tumben sekali."

"Hanya ingin saja." Ucap Haechan singkat.

"Padahal aku ingin mengajakmu makan siang bersama." Ucap Yangyang cemberut.

"Bersama renjun saja."

"Dia sudah ada janji." Ucap Yangyang.

"Dengan siapa? Jung woo Hyung atau Wendy imo?"

"Dengan kekasihnya, Presdir Na." Ucap Yangyang ketus, yah kedua sahabatnya telah tau karena mereka memergoki renjun dan jaemin yang berciuman dan meminta penjelasan lalu keduanya senang-senang saja lagian itu untuk kebahagiaan sahabat mereka yang memang pantas mendapatkannya kok.

"Aaa."angguk haechan mengerti sedangkan renjun hanya tersenyum. Lalu melihat ponselnya yang berbunyi dan mengangkat telponnya.

"Hmm?"

"...."

"Aku sedang di lift untuk mengambil mantelku dan tas."

"...."

"Aku mengerti. Aku akan segera turun setelah mengambilnya Nana."

"...."

"Hmm." Lalu panggilan berakhir begitu saja.

"Lihat?"

"Maaf Yangyang. Lagian aku memang sudah ada janji dengan nana dari kemarin."

"Hmm." Ucap Yangyang ketus.

"Sudahlah kalau kau merasa terbuang sebaiknya cari kekasih saja." Ucap Haechan.

"Kau?!" Tunjuk Yangyang.

Ting!

Lift terbuka dan Haechan langsung berlari menuju ruangannya membuat Yangyang mendengus kesal karena sahabatnya itu sangat jahil sekali.

"Sudahlah Yangyang, jangan ngambek begitu. Kau tau Haechan seperti apa bukan? Ayo." Ucap renjun lalu diapun berjalan lebih dulu membuat Yangyang mengikuti dengan wajah kesalnya karena merasa ditinggalkan sahabatnya saat ini, mungkin itu hanya perasaannya yang jomblo dan kesepian itu.







Beberapa menit kemudian, renjunpun berjalan kearah parkiran dan masuk kedalam mobil jaemin lalu memasang seatbell nya.

"Kenapa lama?"

"Biasalah Yangyang dan Haechan bertengkar dulu tadi."

"Aaa. Sudah siap kan?" Ucap jaemin sembari melihat renjun.

"Apa kau yakin tak masalah. Aku mendadak takut bertemu dengan pimpinan Na dan nyonya Na."

"Ayah dan ibuku orang baik. Gwanchana. Lagian hubungan kita juga untuk waktu panjang bukan main-main, ya kan?"

"Hmm." Angguk renjun lalu jaeminpun melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit itu. Disaat bersamaan mobil Haechan keluar dari parkiran dan diapun menuju pintu keluar utama rumah sakit lalu melihat jeno yang menunggu, dan membuka kaca pada sebelah kanannya.

Tin!

"Jeno-ssi!" Jeno lantas melihat kearah Haechan dan diapun masuk kedalam mobil itu.

"Apa aku lama?"

"Tidak.' Ucap jeno memasang seatbell nya.

"Baiklah, kau hanya perlu menunjukkan jalan kearah rumahmu oke?"

"Hmm." Angguk jeno lalu haechanpun mulai melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit itu. Sedangkan jeno hanya mencuri-curi pandang pada Haechan.
































See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Where stories live. Discover now