26

2.1K 249 1
                                    

Renjun dan Wendy sekarang berada di dalam kamar Wendy, lalu diapun hanya menunduk karena bingung akan memulai dari mana, dia tak mau kalau ibunya menjadi kecewa padanya, keputusannya.

"Ada apa renjun?" Ucap Wendy sembari melihat sang anak yang dia yakini menyembunyikan sesuatu saat ini.

"Mama?" Wendy melihatnya dan tersenyum.

"Mianhe."

"Ada apa sayang? Apa kau berbuat sesuatu kesalahan?"

"Aku—"

"Katakan saja sayang, Mama tak akan memarahimu, lagian kau pasti akan bertanggung jawab dengan apapun yang menjadi pilihanmu."

"Aku tidak jadi meminta pindah ke Canada ma." Ucap renjun menunduk. Wendy lantas menggenggam kedua tangan anaknya itu hingga membuat renjun menatapnya.

"Kenapa?"

"Renjun berkencan dengan seseorang ma."

"Siapa? Siapa yang berhasil memikat hati anak mama?"

"Namanya Na Jaemin ma. Dia adalah anak dari adik ipar mendiang pemilik rumah sakit tempatku bekerja. Tuan Na Siwon." Ucap renjun membuat Wendy kaget tapi dia menyembunyikan dengan cepat rasa kagetnya itu.

"Mama jangan marah, aku sudah mencoba menolaknya ma, tapi dia meyakinkan ku, dia memintaku menjadikannya alasan untuk aku bertahan selain mama, dia juga mengatakan akan membuatku merasakan keadilan dunia yang terenggut dariku ma, aku menolaknya dengan sekuat tenaga hiksss, tapi dia berhasil meyakinkanku ma." Ucap renjun menunduk dengan airmata yang mengalir begitu saja. Wendy lantas mendekat dan diapun memeluk anak sematawayang nya itu.

"Bukankah harusnya kau senang? Lagian Mama percaya kalau kau memilih keputusan ini karena kau mampu dan bersedia bertanggung jawab bersama dengannya." Ucap Wendy.

"Mama hiksss... Sebenarnya yang membuat aku menjadi seperti ini adalah dia." Ucap renjun dan wendypun melonggarkan pelukannya untuk menatap anaknya itu.

"Maksud kamu?"

"10 tahun yang lalu, aku hampir di lecehkan ma hiksss... Aku sengaja tak memberitahu Mama karena tak ingin Mama cemas hikss... Dan jaemin datang menyelamatkanku ma hiksss... Dia juga mengejek ku karena aku menangis saat mengobati luka di wajahnya hiksss... Karena itulah aku mengatakan aku akan menjadi dokter tapi dia tak percaya, akhirnya aku mewujudkannya ma hiksss... Aku melakukannya dan menjadi seperti saat ini karenanya ma hikss.... Dan sekarang aku ingin menjadikannya sandaran ma hiksss... Aku sudah mulai lelah hiksss..." Wendy lantas memeluk anaknya kembali dengan erat.

"Hmm, keputusanmu sudah benar sayang. Mama akan setuju dengan keputusanmu. Kau harus bahagia mengerti? Katakan pada Mama jika jaemin menyakitimu mengerti? Dan bawa dia bertemu Mama segera hmm?" Renjun melonggarkan pelukannya dan menatap ibunya itu.

"Mama tak marah?" Ucap renjun sembari sesegukan.

"Mama malah sangat bahagia sekali sayang. Karena Mama percaya kalau kau akan bahagia dengannya." Ucap Wendy sembari menghapus airmata anaknya itu.

"Makasih mama, injunie sangat menyayangi Mama." Ucap renjun lalu kembali masuk kedalam pelukan ibunya.

"Sama-sama sayang, Mama juga sangat menyayangimu." Ucap Wendy lalu mengecupi kepala anaknya itu. Dan berharap takdir anaknya tak seperti dirinya. Dia hanya ingin anaknya bahagia, karena selama ini dia sudah merasakan ketidakbahagiaan. Setidaknya dia hanya ingin melihat senyuman di wajah anaknya itu tanpa ada airmata sama sekali. Itu adalah keinginan terbesarnya, dan apabila dengan jaemin semuanya akan mungkin, dia akan merestuinya.










Kembali lagi ke mansion utama keluarga Na, jaemin melihat keponakannya makan dengan lahap ditemani oleh Yoona lalu diapun mendekat.

"Kau makanlah jaem." Ucap Yoona dan jaemin hanya mengangguk lalu duduk.

"Dimana daddy mom?"

"Di ruangan kerjanya."

"Aaa." Lalu jaeminpun mulai makan malam dengan sangat tenang.

"Jaemin?"

"Hmm?"

"Siapa sebenarnya kekasihmu?" Jaemin hanya menatap datar ibunya itu lalu melihat kedua keponakannya dan memberikan kode untuk tak memberitahu terlebih dahulu. Yang langsung diangguki keponakannya itu.

"Aku akan membawanya kemari jika sudah waktunya mom. Aku akan mengenalkannya langsung pada mommy dan Daddy. Aku juga sudah mengatakan pada Daddy."

"Apa dia orang yang baik?"

"Hmm, dia bahkan sangat baik." Ucap jaemin datar sedangkan Yoona hanya diam saja sembari melihat anak dan cucunya makan.

"Jaemin?" Sang empu lantas melihat ibunya itu.

"Bisakah besok kita ke makam Yeri dan Yong Hoon?"

*Ne." Ucap jaemin karena memang sudah lama dia tak berkunjung kesana.

"Kami ikut kan halmonie?" Ucap keduanya.

"Hmm, kalian harus menjenguk mommy dan Daddy kalian, karena mereka pasti rindu pada kalian."

"Ne."Ucap keduanya semangat. Sedangkan Yoona hanya tersenyum dan jaemin yang tetap dengan wajah datarnya.










At. KYH hospital.

Chanyeol berada di ruangan rawat sang ayah. Diapun memberikan sepotong buah apel pada sang ayah.

"Apa appa tak mau mengubah keputusan appa? Biarkan dokter lain melakukan operasi ini."

"Tak akan. Kalau bukan dokter Son, maka appa tak akan melakukan operasi. Biarkan saja appa tiada."

"Appa!" Kesal Chanyeol.

"Aku tau kalau aku salah Chanyeol. Aku tau semuanya, bahkan aku tau kalau ningning bukanlah anakmu dan rose. Mianhe. Appa benar-benar merasa sangat bersalah. Maafkan aku. Aku juga merasa bersalah pada cucuku itu."

"Sejak kapan appa tau?"

"Beberapa hari yang lalu. Aku memang salah Chanyeol. Kau bisa memarahiku, aku akan terima. Bahkan aku rela bersujud di kaki mereka berdua Chanyeol."

"Percuma appa, kau sudah terlambat. Bahkan aku sudah seperti orang asing dengan keduanya. Jadi percuma saja." Ucap Chanyeol.

"Tapi, Seung Hwan masih istri sah mu Chanyeol."

"Tidak lagi appa, dia sudah mengantarkan surat perpisahan sah padaku beberapa hari yang lalu. Bahkan sebelum aku kembali dari Dubai."

"Maafkan aku "

"Istirahatlah." Ucap Chanyeol lalu diapun beranjak dari duduknya lalu pergi dari ruangan rawat ayahnya itu.

Ceklek.

Chanyeol menatap sedikit kaget ningning yang datang.

"Baba? Apa halbojie sudah tidur?"

"Hmm, kau masih ada tugas? Bukankah dokter magang hanya sampai jam 17:00kst? "

"Aku mendapatkan shift malam baba, karena memang kemauan ku." Ucap ningning tersenyum.

"Aaa, kalau begitu biarkan halbojie istirahat. Kau juga istirahatlah kalau ada waktu."

"Oke baba, kalau begitu aku pamit." Ucap ningning lalu diapun pergi sedangkan Chanyeol hanya berharap semoga ningning tak sama dengan rose yang tega menghancurkan kebahagiaan orang lain. Saat dia akan berjalan diapun terhenti dan menatap datar rose.

"Aku sudah menyiapkan pesawat untuk kepergian appa besok ke Amerika oppa."

"Apa aku memintamu melakukannya. Ayahku adalah tanggung jawabku, jadi kau perhatikan batasanmu dengan baik rose Park. Atau aku akan menceraikan mu segera." Ucap Chanyeol lalu diapun pergi begitu saja.

"Sial. Aku tak bisa melakukan apapun, karena aku tak mau dia menceraikanku, aku tak akan berpisah dengannya sampai aku mati, lebih baik aku ikuti saja keinginannya dulu." Monolog rose.
















See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Where stories live. Discover now