9

2.3K 284 8
                                    

Jaemin akhirnya membawa kedua keponakannya pergi tapi kedua keponakannya tetap menarik renjun bersama mereka bahkan sampai kedalam mobil membuat jaemin hanya diam saja sedangkan yeji yang duduk di depan merasa sangat takut.

"Samchun? Kenapa kita pergi? Bukankah seharusnya kita masih disana?" Ucap lami.

"Samchun lelah." Datar jaemin. Lalu melihat kaca spion tengah untuk menatap renjun.

"Tuan Na, kau bisa menurunkan ku saja di jalan depan sana." Ucap renjun sedikit takut.

"Katakan saja alamatmu." Datar jaemin.

"Iya samchun cantik, biar kami antar." Ucap kedua anak kembar itu.

"Tak perlu sayang, aku bisa naik bus disana."

"Kau tak membawa kendaraan kesana tadi?"

"Ya, karena mobil saya mogok tuan Na."

"Tunjukan saja jalan ke apartemenmu, aku akan mengantarkan sampao di tempat karena hari sudah malam." Ucap jaemin datar.

"Baik tuan na.* Ucap renjun menganggukkan kepalanya.
















At.mansion Lee kai.

Haechan mencoba menghubungi renjun tapi ponselnya tak aktif sama sekali, membuatnya cemas saja.

"Tidak diangkat Haechan?" Ucap Yangyang.

"Hmm, kira-kira tuan Na membawanya kemana?" Ucap Haechan cemas.

"Aku tak tau soal itu Haechan." Ucap Yangyang.

"Aku sangat cemas padanya." Ucap Haechan.

"Sudahlah, tenang saja. Aku yakin tuan Na tak akan melakukan hal buruk dengannya." Ucap Yangyang mengelus punggung Haechan.

"Hmm." Angguk haechan sebagai tanda mengerti.

Sementara itu di tempat duduk yang berbeda karena acara belum selesai. Ningning benar-benar sangat kesal saat ini. Rose lantas mendekat pada sang anak.

"Kau tenang saja ningning, mommy akan melakukan apapun agar kau yang bersama dengan jaemin, bukan renjun. Karena dia hanya benalu. Mommy tak akan membiarkan dia menjadi benalu dalam hidupmu. Seperti ibunya menjadi benalu dalam hidup mommy." Ucap rose.

"Aku juga akan melakukannya mom, kau tenang saja. Aku tak akan biarkan renjun hidup bahagia apalagi sampai dekat dengan na jaemin." Ucap ningning dengan wajah datarnya.

"Hmm, mommy akan selalu mendukungmu.* Ucap rose tersenyum. Sedangkan Chanyeol terlihat berkumpul dengan para sahabatnya, Lee kai selaku pemilik acara, Do Kyung Soo, dan Lee Suho. Minus Na Siwon karena memang Siwon dan Yoona tak datang dan digantikan oleh jaemin tapi jaemin sudah pulang.

"Selamat kai cucumu benar-benar sudah besar." Ucap Chanyeol.

"Hmm." Ucap kai acuh.

"Kyung Soo bagaimana dengan proyekmu?"

"Berjalan lancar." Ucap Kyung Soo datar karena memang Kyung Soo sejak awal seperti itu dan semakin dingin juga datar pada Chanyeol setelah berhasil membuat wanita yang dulu dia relakan bersama dengannya malah menderita.

"Bagaimana kabarmu Chanyeol? Juga kabar pimpinan?*

"Aku naik Hyung, kabar ayahku mash sama."

"Aaa, aku akan mencarikan dokter terbaik untuk mengoperasi pimpinan Park." Ucap Suho.

"Makasih Hyung, tapi ayahku hanya mau di operasi dengan cucunya. Anak Perempuanku sudah magang di rumah sakit saat ini, mungkin dalam waktu beberapa bulan dia akan menjadi dokter."

"Baiklah, kalau memang itu keinginan pimpinan Park, aku bisa apa." Ucap Suho.

"Hyung benar, kita lihat saja kelanjutannya nanti." Ucap kai datar dan Kyung soo yang hanya diam saja karena dia malas berbicara dengan Chanyeol yang benar-benar membuatnya tak percaya pada sahabatnya itu lagi hingga saat ini.
















At. Apartemen renjun.

Renjun akhirnya turun setelah mengatakan akan setuju bermain dengan sih kembar saat akhir pekan dan bertemu di taman Han, dia bahkan melambaikan tangannya saat ini pada mobil jaemin yang berjalan jauh.

"Aku baru tau kalau keduanya adalah keponakan tuan Na. Mereka sangat menggemaskan."batin renjun. Dia lantas pergi masuk kedalam gedung apartemen itu, karena apartemennya dan sang ibu berada di lantai 5.

Tit..tit..tit...

Ceklek.

Renjun masuk dan melihat tak ada Wendy di ruang tengah lalu diapun berinisiatif untuk melihat Wendy didalam kamarnya, lalu diapun tersenyum karena ibunya sudah tidur cukup nyenyak.

"Mama, renjun janji akan bekerja dengan lebih giat agar kita bisa pergi jauh dari sini." Monolog renjun lalu diapun menutup pintu kamar ibunya secara perlahan lalu masuk kedalam kamarnya sendiri.

Di kamarnya.

Renjun mendudukkan dirinya didepan meja rias lalu diapun menatap pantulan dirinya dan melihat kotak kecil lalu membukanya dimana ada gelang disana.

"Karena kau yang ntah siapa aku memutuskan menjadi dokter, makasih." Batin renjun. Sembari memegang gelang itu dan mengingat kejadian saat dia masih berada di bangku kuliah itu.





Flashback.

Renjun menatap kaget perkelahian karena seorang pria menolongnya yang akan di perkosa saat itu. Dia bahkan menangis melihat pertengkaran itu. Hingga salah satunya pergi dan renjunpun mendekat pada pria yang duduk di jalanan itu dengan luka lebam yang sangat parah di wajahnya.

Pria itu lantas mendekat pada renjun setelah pria yang ingin melakukan tindakan tak senonoh itu pergi.

"Kau baik-baik saja?" Ucap pria itu, renjun lantas mendongak dengan masih sesegukan.

"Dasar bodoh, kau yang tak baik-baik saja sekarang hikss..."

"Ini hanya luka kecil, ayo." Ucap pria itu membantu renjun lantas merekapun duduk di depan swalayan setelah renjun menyuruhnya menunggu dan saat ini dia tengah mengobatinya.

"Makasih." Ucap renjun mengobati luka itu dengan masih sesegukan. Pria itu tertawa pelan membuat renjun menatapnya.

"Kenapa kau masih menangis, ini luka biasa untukku. Kau ini aneh sekali. Aku jamin kau tak akan bisa menjadi seorang dokter." Ucapnya.

"Kenapa?"

"Karena kau tak bisa melihat orang lain terluka. Jadi, akan terlihat aneh jika kau menjadi dokter, karena setauku tak ada dokter yang mengobati pasiennya sembari menangis. Kalau sampai ada pasti akan sangat lucu." Ucap pria itu.

"Aku akan membuktikan padamu, kalau aku pasti bisa menjadi dokter." Ucap renjun dengan sangat yakin.

"Hmm, lakukanlah. Aku akan melihatnya." Ucap pria itu tersenyum lalu mengelus kepala renjun begitu saja sedangkan renjun hanya menatap polos padanya.


Flashback end.

"Kau membuatku sampai dititik ini, tapi aku bahkan belum bertemu lagi denganmu. Makasih karena kau membuatku berada di titik ini, dengan begini aku bisa bahagia dengan ibuku." Monolog renjun.






























See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Where stories live. Discover now