3

2.6K 304 4
                                    

Kevin dan lami masuk kedalam mansion besar itu sembari berlari memanggil sang nenek sedangkan babysitter nya membawa cake dan berjalan dibelakang keduanya.

"Ada apa dengan cucu halmonie ini?" Ucap Yoona tersenyum karena tampaknya cucunya itu sedang sangat bahagia sekali.

"Kami mendapatkan cake secara gratis. Halmonie itu sangat baik pada kami halmonie." Ucap sih kembar. Yoona lantas menatap babysitter cucunya itu.

"Begini nyonya, tadi tuan muda dan nyonya muda ingin cake saat sampai mereka bertengkar dan pemiliknya menyarankan cake yang tak dijual olehnya karena itu cake favorit anaknya, dia langsung memberikan pada tuan muda dan nyonya muda dengan gratis." Yoona mengerti dan menganggukkan kepalanya lalu berjongkok agar sama tinggi dengan cucunya itu.

"Apa sudah mengucapkan terimakasih pada halmonie baik itu?"

"Ne." angguk keduanya tersenyum.

*Baiklah, bibi kwon!" Tak lama yang di panggil datang.

*Iya nyonya."

"Tolong bawakan piring, sendok dan pisau kue."

"Baik nyonya." Ucap bibi kwon lalu diapun langsung pergi ke dapur.

"Kau bisa letakkan cakenya disini, dan pergilah." Ucap Yoona. Babysitter itu langsung meletakkan cake diatas meja lalu meninggalkan ketiganya. Tak lama setelah itu bibi kwon datang dan memberikan semua yang di perintahkan oleh Yoona lalu pamit kebelakang lagi.

"Ayo kita potong " Ucap Yoona dan keduanya bertepuk tangan dengan riang.  Setelah memotong cake itu, Yoona memberikan masing-masing satu pada piring kecil untuk Kevin dan lami.

"Ini sangat lezat halmonie. Halmonie harus coba." Ucap lami menyuapi yoona dan mau tak mau Yoona langsung membuka mulutnya dan merasakan cake yang sangat lezat itu, sangat mirip dengan cake buatan seseorang.

"Kenapa cake ini sangat mirip dengan buatan Seung Hwan." Batin Yoona.

"Lezatkan halmonie?" Ucap keduanya dan Yoona langsung tersadar lalu menatap keduanya.

"Hmm, besok kalian mau kan menemani halmonie untuk membeli cake disana?"

"Ne." Ucap keduanya semangat.

"Apa ini kau seung hwan?" Batin Yoona.









At. Kim hospital.

Renjun saat ini tengah makan siang bersama dengan Yangyang dan Haechan.

"Kau kenapa njun?"

"Bukan apapun."

"Kau terlihat sangat kesal sekali."

"Tidak, aku hanya bersikap biasa saja." Ucap renjun datar.

"Oh iya, 2 hari lagi jangan lupa kalau kita akan kedatangan anak magang."

"Kau benar, dan aku sangat berharap semoga orang yang aku pegang ini tidak lemot."

"Aku juga sama."

"Aku juga sama."










Tak lama setelah itu, waktu bertugas renjun telah habis dan diapun langsung bergegas pulang karena sangat lelah. Setengah jam kemudian renjunpun sampai di apartemen yang dia tempati bersama sang ibu. Dia langsung masuk begitu saja.

"Mama, injunie pulang."

"Mama di dapur sayang." Teriak Wendy dari dapur dan renjun langsung mendekat menuju dapur dan meletakkan tas juga jas dokternya diatas sofa ruang tengah.

Dapur.

Renjun melihat Wendy tengah memasak makan malam untuk mereka berdua.

"Ada yang bisa injunie bantu ma?" Wendy melihat anak sematawayang nya itu dan tersenyum.

"Kamu tidak lelah sayang?"

"Tidak." Ucap renjun tersenyum lalu mengambil apronnya dan membantu Wendy saat ini.

Wendy hanya tersenyum dan membiarkan sang anak membantunya karena dia sangat menikmati kebersamaan mereka saat ini dan untuk selamanya.

"Renjun?"

"Kenapa ma?"

"Mama tadi ke kediaman ayahmu." Renjun seketika menghentikan acara membantu Wendy dan menatap Wendy dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan sama sekali.

"Kenapa Mama menemuinya? Bukankah Mama berjanji kalau kita hanya akan hidup berdua?"

"Mama ingin mewujudkannya renjun, Mama mengantarkan surat perpisahan padanya. Mulai malam ini, kamu harus mengumpulkan semua pemberian ayahmu agar kita bisa mengembalikannya."

"Aku bahkan tak pernah membuka apapun pemberiannya ma, aku selalu meletakkannya di dalam kotak saat dia memberikannya. Aku tak butuh apapun ma, dan mama tau itu."

"Hmm, sekarang kita akan hidup hanya berdua. Hanya ada kita." Ucap Wendy tersenyum dan renjun ikut tersenyum walaupun kecil.

"Oh iya, Mama tadi sudah membuatkan cake kesukaanmu tapi tadi ada pelanggan kecil yang ingin cake itu, jadi Mama memberikannya saja. Mereka sangat menggemaskan."

"Mereka?"

"Iya, keduanya anak kembar. Sangat cantik dan tampan. Mama berharap kau juga memiliki keluarga seperti itu nantinya. Bukan seperti saat ini." Ucap Wendy merasa sangat bersalah pada renjun.

"Jangan mengatakannya lagi Mama, walaupun keluargaku hanya ada Mama, tapi aku sangat bahagia bersama Mama. Aku mungkin tak akan mau hidup di dunia lagi kalau tak ada Mama. Jadi, Mama harus tetap bersamaku hmm."

"Iya sayang." Ucap Wendy sembari mengelus kepala anaknya itu dan renjunpun langsung masuk kedalam pelukan sang ibu.










At. Mansion Na.

Jaemin baru saja kembali dari rumah sakit milik mendiang kakak iparnya itu dan diapun langsung melihat kedua keponakannya yang tumben anteng dengan sepotong cake pada masing-masing piring kecilnya.

"Samchun!" Ucap keduanya. Jaemin hanya menatapnya dengan wajah datar.

"Samchun ingin mencobanya?" Ucap lami.

"Kalian saja, samchun ingin bersih-bersih dan istirahat." Ucap jaemin datar dan diapun langsung masuk kedalam kamarnya yang ada dilantai dua mansion besar itu.  Lami lantas menundukkan kepalanya merasa kalau jaemin memang tak pernah menyukai mereka berdua. Kevin yang tau adik kembarnya sedih langsung mendekat dan mengelus kepala adik kembarnya itu.

"Gwanchana."

"Apa samchun tak menyukai kita? Kenapa samchun tak pernah mau tersenyum saat bersama kita?"

"Bukan begitu lami, ingat kata halmonie, samchun memang seperti itu. Jadi tak masalah, mengerti? Lagian aku yakin samchun sangat menyayangi kita. Sudah jangan sedih lagi, ayo kita makan lagi." Ucap Kevin dan lami hanya menganggukkan kepalanya, walaupun mereka sering bertengkar tapi mereka juga saling menyayangi satu sama lainnya.
























See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang