"Tapi gue gak marah tentang itu kak, gue gak nangis tentang itu, gue gak menghindar karena itu. Cuma gue ada masalah sama diri gue sendiri. Tolong bersikap biasa"

Gadis itu berbicara tanpa berani menatap mata Jessa lama. Ada perasaan tercabik saat Juan menegaskan bahwa ada rumor tentang kedekatan Jessa dan Bella.

"Tapi kenapa menghindar Ana? Inget ulang tahun Matthew sebentar lagi. Kita ini team, jadi lo gak bisa menghindar kayak kemarin-kemarin. Gue sama Sean masih butuh lo buat misi birthday party ini."

Anastasia kira Jessa sedikit mengkhawatirkan dirinya, Anastasia kira Jessa menyadari sedikit perasaannya setelah semua interaksi mereka dn setelah pelukan yang ana beri di atas motor malam itu. Ya, mungkin memang Jessa tidak memperdulikan gadis itu karena Jessa tidak menyukai atau bahkan tertarik kepada Ana. Anastasia menatap Jessa, di paksa bibirnya tersenyum.

"Okay, maaf kak kalau sikap gue gak mengenakkan. Nanti jadi belanja kan, jam berapa kabarin di grup aja ya. Tolong Juan karena udah tau di ajak aja. Gue masih ada kelas kak, gue pergi dulu. Bye Juju."

Sepeninggalan Anastasia suasana menjadi hening. Hanya terdengar suara samar dari pengunjung kantin yang lainnya dan hela nafas berat milik Jessa.

"Jes, kalau lo enggak ada perasaan, mending kita berhenti." Dimas menasehati karena merasa kasian kepada Anastasia, entah karena alasan apa.

"Lagian apa tujuan lo ngelakuin semua ini, gue tau lo brengsek, tapi jangan Ana dude."

" gue enggak mau, dan tolong jangan bahas itu dulu. Lo nanti ikut belanja aja. Juan, lo juga ikut aja, Ana juga udah ngajak."

"Iya bang, tolong jangan sampek temen gue nangis lagi ya bang."

"Gue usahain, yaudah gue cabut dulu. Mau anter Bella ke gramedia."

Jessa melangkah pergi meninggalkan 2 temannya dan seorang juniornya. Pikirannya berkecambuk, ini tidak sesuai targetnya.

"Sial! Enggak gini yang gue ekspektasiin."

•••

Setelah menyelesaikan kelas di siang hari itu, Anastasia pulang ke kos dengan lesu. Dia menaiki tangga dengan pikiran berkecambuk sampai tidak sadar kalau british dan shevina menyapa di dapur. Dua gadis yang berada di dapur saling berpandangan bingung. Segera mereka menyelesaikan masakan mereka agar segera naik dan melihat keadaan sahabatnnya.

"Ana, lagi ngapain?"

"Oh hey guys, kalian udah pulang?"

"Iya kita kelas pagi aja, Ana lo okay? Wajah lo kenapa kayak gak bersemangat."

"Gue gak baik shevina, gue mau cerita kekalian. Tapi nungguin Aurel pulang dulu ya."

"Iya gapapa An, ayo makan bareng. Udah gue masakin sama British."

"Mmm gue lagi sedih, mau suap dong."

"Anjir jadi eneg gue lihatnya. Makan gak? Lo pikir sedih gak butuh tenaga?"

"Iya iya gue makan. Makasih ya udah di masakin bestie. Luv bangats."

"Lo beneran sedih ya? Kok najongnya keluar."

Anastasia yang di katai hanya cemberut, anastasia memang gadis yang lemah lembut dan kalem saat suasana hatinya sedang baik. Namun jika sedang sedih gadis itu bisa menjadi pribadi yang lebih alay dan menggelikan menurut sahabatnya. Tapi bagi Anastasia, itu adalah pertahanan dirinya agar dia tidak terlalu larut dalam perasaan sedih.

Ketiga gadis itu akhirnya makan dengan sedikit di selingi canda tawa. Sampai akhirnya setelah mereka mencuci piring dan duduk di ruang tv kos, Aurel datang dengan terburu-buru sambil berucap sesuatu yang membuat hati Anastasia seperti di remas.

Then I See You Again (Tamat)Where stories live. Discover now