exit

48 6 0
                                    

hosh hosh hosh.. hosh..

nafasnya terasa berat! apa aku tenggelam? yatuhan! sakit sekali!

darah terus keluar, susah dihentikan. "bagaimana ini?" Atha panik! panah menancap di ulu hati Rabba. darahpun deras keluar. bibir Rabba pucat pasi, bintik bintik keringat bermunculan di dahinya.

melihat kedua paman nya berlari mendekat, Atha langsung menunjuk si pemilik panah di atas bukit yg tak terlalu jauh. begitu kedua pria berlari melihat musuhnya, mereka yg sedang tak memegang panah langsung berlari menaiki bukit untuk membunuh pelaku! "AKU SAJA! KAU PERGI JAGA ANAK ANAK" titah Asad kepada Sa'ad. Sa'ad menurut meninggalkan Asad yg pergi melawan arah.

"PAMAN TOLONG!" teriak Atha terlihat pucat dengan wajah panik sembari menurunkan tubuh Rabba dari kuda. membaringkan Rabba dengan hati-hati. terlihat Rabba yg meringis menahan sakit dengan nafas tak beraturan. tangan nya mengepal kuat mencengkram baju Atha. "s-sakit!!" bisik Rabba di sela-sela nafasnya.

"apa yg kau lakukan bodoh!" kesal Atha mulai menangis! ia merasa bersalah karena Rabba malah melindunginya dari anak panah.

Sa'ad pun memucat melihat busur tertancap di perut Rabba. ia bergabung untuk menolong Rabba. dilemparnya pedang ke sembarang arah untuk berjongkok melihat keadaan Rabba. "kau k-kau?" Sa'ad panik hingga tak bisa berkata apa-apa lagi.

uhukk uhuk..

Rabba memuntahkan darah membuat pakaian nya lebih kotor. dan mengotori sekitar mulutnya. rasanya sakit! pendarahan ini tak hanya di luar tentu saja di dalam juga.

Atha dan Sa'ad semakin panik melihat darah dimana mana. Sa'ad sebenarnya terbiasa melihat darah karena medan perang. tapi melihat Rabba di kelilingi darah! rasanya hatinya pun berdarah!

"paman bagaimana ini?" Atha terus menangis panik. "apa harus cabut panahnya?"

"t-tidak tidak! akan semakin berdarah jika dicabut"

"lalu b-bagaimana??"

"pa p-a paman! s-sakit!!" bisik Rabba susah berbicara karena sakit yg luar biasa! ia kembali mencengkram baju Atha kuat kuat hingga membuat pemiliknya tertarik.

"ya! ya! aku tahu! aku tahu! tahan! tetap bersama kami!" ucap Sa'ad menatap wajah Rabba lekat. selanjutnya ia merobek jubah hitam nya dengan mudah. "atha! kurasa panah ini harus dicabut. kau ambil kain ini segera tekan lukanya setelah aku cabut"

"t-tidak!" Rabba memegang lengan atas Sa'ad kuat kuat memintanya untuk tidak mencabut panah! begini saja sudah sakit apalagi jika dicabut! Rabba ketakutan. ia menggeleng gelengkan kepalanya berulang ulang kali agar mereka mengerti.

"shh shh kau tenang ada kami bersamamu! kemari!" Sa'ad menopang badan atas Rabba memangkunya dan membekapnya. Rabba mulai menangis! nafasnya tersenggal senggal. ia menatap Sa'ad lekat lekat tetap berharap agar panah itu tak di cabut. tapi ia tak berdaya.

Sa'ad memegang busur dengan kedua tanganya bersiap mencabut panah. Sa'ad pun merasa gugup tapi ini harus dilakukan! tapi sebelum itu ia meminta Rabba hanya melihat ke arahnya saja.

Rabba panik terus saja menggeleng gelengkan kepalanya sambil menangis. "RABBA! hanya lihat padaku saja! lihat padaku! kau akan baik baik saja!" ucap Sa'ad menenangkan Rabba. Rabba pun menurut menonggak ke atas menatap wajah Sa'ad yg saat itu terlihat remang remang karena masih subuh.

Sa'ad beralih menatap Atha yg sedang bersiap dengan kainya sambil menangis. matanya mengatakan bersiaplah! "Allahuakbar!" ucap Sa'ad dan mulai menarik panah keluar.

"AAAGHHH!!!!" teriak Rabba tak terkendali. badanya menggeliat menolak terus di tarik keluar. "shh shhh" ucap Sa'ad mulai menangis tak tega melihat keadaan Rabba seperti ini.
Sa'ad pun pencabut panah sekaligus.

RabbaniOnde histórias criam vida. Descubra agora