patah hati

32 4 0
                                    

"APA SAJA YG KAU LAKUKAN? DIMANA SAAT SEMUA INI TERJADI?!" bentak Sa'ad marah besar!

"kau tak ada bersama Rabba, tidak mencegah ini terjadi" lanjut Asad.

"maaf ini salahku, aku tidak bersamanya!" ucap Atha dengan nada bergetar.

"apa kau tahu apa yg terjadi? Rabba pergi!!" Sa'ad marah besar sambil melototi Atha.

"paman jikapun Rabba tak datang ke ruang jamuan tadi, dia akan pergi!"

"apa?" tanya Asad merasa telinganya salah mendengar.

Atha menangis. "kami berdebat sebelum ini, katanya ia menyusahkan kita, katanya kita membuangnya. semakin banyak pengorbanan kita untuknya, Rabba tidak senang. jadi ia memilih pergi. sudah ku cegah, sudah ku rayu dia, tapi ia tak berbicara apapun lagi setelah itu. jadi aku meninggalkannya karena kecewa akan keputusannya"

"dia tetap tidak mengerti, kita berbuat sejauh ini karena menyayanginya"

Sa'ad dan Asad sedih! mereka pun ikut kecewa dengan keputusan Rabba! apakah Rabba tidak merasakan apa yg mereka rasakan? kami menganggap Rabba keluarga, tapi dia malah dengan mudahnya meninggalkan tanpa memikirkan perasaan kami!

sekuat tenaga, kami memperjuangkan Rabba, tapi ia memilih pergi.

kalau begitu "biarkan dia pergi!" ucap Sa'ad pergi meninggalkan Atha dan Asad di lorong itu. Atha terkejut dengan perubahan Sa'ad. tadi ia sangat marah karena ditinggal. sekarang? malah tidak peduli!

"paman Sa'ad?" tanya Atha pelan terkejut.

Asad menunduk sedih, mereka pasrah dengan keadaan. "biarkan dia" ucap Asad pada Atha seraya menepuk pundak kiri Atha.

PRANGG!!!!

"BIARKAN DIA PERGI SEJAUH YG IA MAU! KITA SIAPA? BAGINYA KITA BUKAN SIAPA SIAPA!"

Sa'ad teriak dari dalam kamar membuat terkejut saja! sebenarnya Asad benar benar terkejut dengan pemikiran bocah Sa'ad kali ini. ego dilawan ego. maka hasilnya akan buruk! Asad kira Sa'ad akan bersikap bijaksana. tapi mungkin emosi nya saat ini sedang berkecamuk, dan memang situasi seperti ini sangat membingungkan.

"Sa'ad benar benar marah, mari jangan ganggu dia" ucap Asad lalu menggiring Atha pergi bersama.


🦋🦋🦋

di dalam kereta, Rabba terus menangis. iapun sedih harus meninggalkan mereka! ini tak mudah baginya! kini Rabba harus bersiap dengan apa yg akan terjadi, kini tak ada Atha ataupun Sa'ad yg menemani. hanya dirinya sendiri.

Raja Qashr ada di kereta depan. mereka tak satu kereta. entah berapa jam atau hari yg akan mereka tempuh sampai sana, yg Rabba tahu ia akan merindu selama perjalanan.

yaAllah begitu sulitt hari ini

keluh Rabba dalam hati terus menangis. dalam hatinya ia benar benar rindu orangtua nya. tapi ia juga tak sanggup meninggalkan keluarga Atha. sangat dilema!

sepanjang jalan itu Rabba meneguhkan hatinya! terus berdzikir pada Allah. hatinya pun tenang, kini ia menikmati pemandangan gurun itu. menjulang luas dan begitu jingga! sore ini begitu sejuk.

yg kita tahu perjalan mereka tidak pendek satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari berlalu. dan tiap hari itupun membiru. tak hanya Rabba tapi keluarga Atha terutama Sa'ad!

Sa'ad mengalami patah hati, merasa kecewa kesal secara bersamaan, tapi pikiran nya menolak! ia harus sadar dan mengiklaskan perginya Rabba.

hal ini membuat suasana hati Sa'ad selalu marah. ia menjadi orang yg pemarah, mudah tersinggung, bahkan lebih lebih dari saat sebelum bertemu Rabba. jika Atha atau Asad berbicara tentang betapa rindunya kepada Rabba. ia akan pergi seakan tak ingin mendengar Rabba lagi.

mereka pun bingung! Sa'ad sebenarnya sudah sangat membenci Rabba? atau berusaha melupakan kesedihanya saja?

momen dimana Asad berkata "jangan berpaling dari Rabba" Sa'ad akan membentak dan pergi. begitupun seterusnya hingga keluarga Atha membiarkan Sa'ad terus seperti itu. mereka bingung apa yg harus di perbuat.

jadi, perlahan lahan hubungan mereka tidak seakrab itu lagi. seperti kehidupan sebelumnya, Atha dan Abia sibuk bersama dirumah yg dulu. Asad berkelana dan merawat ayam ayam nya. Abidzar yg hidup damai bersama kawanan sapi nya. dan Sa'ad menyimpan duka di hatinya, siapa yg akan melihat ternyata setiap malam ia menangis! setiap pagi matanya selalu sembab.

ke galauan Sa'ad melebihi Atha! betapa besar rasa ke-ayahanya.

kini mereka tak memiliki alasan untuk selalu bersama di rumah Abidzar. tak ada lagi Rabba yg buat mereka bersatu. kini masing masing menjalani hari biru.

Rabba yg sudah sampai di kota pusat pun sama. tiap hari yg ia jalani selalu biru. hatinya selalu menyesali perpisahan ini. "mengapa harus seperti ini?meninggalkan mereka dengan kasar". tapi sisi lain hatinya berkata "biarkan! ini untuk yg terbaik!" padahal yg tau apa yg baik dan mana yg tidak itu, tidak ada yg tau.

ia merasa kesepian yg dalam, seperti orang yg sedang sendiri dalam gua gelap. seperti itu keadaanya. pun di tempat sana, Rabba tidak di perlakukan dengan baik. tentu saja orang disana langsung membenci keberadaan Rabba.

tak jarang Rabba selalu mendapat makanan sisa, ia hanya diberi tempat kecil seperti kandang yg muat untuk tidur malam saja. ia tak akan tidur siang disana karena sangat panas. jika siang ia selalu tertidur ataupun melamun di bawah pohon yg jauh dari lalu lalang para orang istana.

Raja Qashr sudah pergi meninggalkan Rabba. kini Rabba terkurung disana, tak dapat melakukan apapun. katanya Sultan terlalu sibuk untuk mengurusi perpindahan Rabba ke nusantara apalagi situasi seperti ini. Sultan bijaksana tak mengeksekusi Rabba. jadi ia akan berangkatkan Rabba ke nusantara. tapi..

"butuh berapa lama?" kesal Rabba di tempat tidurnya mengerang kesal sambil menangis. ia sudah tidak sanggup tinggal disini! yg biasanya ia tidur di kasur enak tiap malam, kini hanya alas selimut tipis, makanan yg melimpah ia dapatkan dalam kulkas ataupun disediakan oleh Atha kini hanya makanan sisa para pelayan istana. cacian makian selalu ia dapatkan sekalipun ia sedang diam. Rabba tak berani melawan, tentu saja..

Rabba pun semakin pusing karena dalam sejarah peperangan antara mongol itu setahun lebih! apakah ia akan seperti ini dalam waktu sepanjang itu? tidak!

lagipula jika ia berhasil ke nusantara! ya nusantara! bukan indonesia!

Rabba semakin frustasi bagaimana caranya agar ia segera kembali ke masa depan! tapi ia buntu. ia memilih jalan pintas! bunuh diri.

pecahan kaca sudah ia dapatkan siap membelah pergelangan tangan nya. wajahnya pucat dan sembab. pakaian sudah kotor akan debu dan lusuh,jangan tanyakan aromanya. begitu berat ujian ini, jikapun ini dosa kepada tuhan, "semoga Allah memaafkan ku"

RabbaniWhere stories live. Discover now