Bab 26: Titipan Terindah Dari Allah

6 2 0
                                    

Saat aku sedang mengajar di kampus tiba-tiba aku merasakan perutku seperti teremas sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan rasa sakit ini perutku terasa keras dan kaku. Aku mencoba untuk menahannya tapi rasa sakit ini gak bisa aku tahan karena rasa sakitnya melebihi rasa sakit perut biasa aku pikir mungkin ini cuma kontraksi palsu saja karena biasanya menjelang persalinan memang selalu timbul kontraksi palsu akibat otot pwrut yang meregang. Sampai jam mata kuliah berakhir pun perutku masih terasa sakit sekali jantungkh berdetak sangat kencang.
Perlahan aku berjalan mendekati mejaku, tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang mebgalir di dua kakiku dan rasa sakit ini semakin terasa di bagian bawah perut hingga rasa sakit ini menjalar ke sebagian punggungku. Aku pun langsung menelpon Mas Zaki untuk menemui aku dikelas karena perutku semakin terasa sakit dan sepertinya air ketubanku pecah.
"Hallo, Assalamu'alaikum M-masss...,"
"Walaikumussalam, kenapa sayang?
"Sepertinya air ketubanku pecah Mas,"
"Astagfirullahaladzim! Kamu dimana sekarang?"
"Aku dikelas ECS Mas, cepet kesini perut aku sakit banget,"
"Aku kesana sayang tunggu yah,"
Zaki pun langsung bergegas menemui istrinya itu. Saat Zaki menemui Zahra di ruang kelas ECS ia langsung melihat kearah lantai dan aku pun mengikuti pandangannya kearah bawah. Dugaanku benar, cairan bening itu sudah merembes ke lantai. Ketubanku pecah.
"Kita ke rumah sakit ya, Sayang. Aku gendong kamu ke mobil yah,"
Mas Zaki telihat sangat panik ia pun langsung menggendongku menuju parkiran. Untungnya kampus sudah mulai sepi mahasiswa,mahasiswi pun sudah pulang dan para staff sedang di dalam kantor.
Saat sudah sampai di parkiran Mas Zaki pun membantuku untuk masuk kedalam mobil. Aku masih menikmati rasa sakit ini, sungguh luar biasa sekali. Tidak bisa diibaratkan dengan apa pun. Rasa takut, cemas,nyeri berulang-ulang, kram, kaku, dan sedikit bahagia karena sebentar lagi aku bisa berteku langsung dengan malaikat hidupku.
Saat dimobil Mas Zaki berusaha membantuku untuk bernapas dengan teratur saat otot-otot perutku menegang karena kontraksi datang. Mas Zaki pun berusaha menelpon Umi jika aku akan melahirkan. Saat mendengar aku akan melahirkan Umi langsung bergegas menyiapkan perlengkapanku dan langsung bergegas pergi ke rumah sakit bersama Abi dan Maryam karena kak Ryan sedang meeting jadinya ia akan menyusul

****
Setiba di Rumah Sakit Mas Zaki menggendongku masuk ke dalam Rumah Sakit dan meminta Suster untuk mbawakan brankar setelah brankar datang Mas Zaki membaringkanku di brankar. Brankarku didorong kuat oleh Mas Zaki ke dalam IGD.

Aku melihat Mas Zaki begitu cemas terhadapku, beberapa kali ia mencium keningku dan berusaha berzikir melafazkan kalimah Allah.
Ketika rasa sakit itu datang, aku mencoba mengatur nafasku dan melihat wajah Mas Zaki yang begitu cemas sekali.

Saat pembukaan kedelapan rasa sakit diperutku bertambah luar biasa sakitnya sampai aku tidak bisa menahannya
Ya Allah begitu nikmat rasa sakit ini ya Allah. Namun Mas Zaki tak ada hentik untuk berzikir melafazkan kalimah Allah tepat di telinga kananku agar aku bisa sedikit tenang.

Hingga waktu persalinan tiba aku ingin sekali mengenjan karena perutku memberikan rasa ingin mengenjan. Setiap kali aku mengenjan, Mas Zaki pun ikut mengenjan. Setiap kali aku menarik napas panjang Mas Zaki pun ikut menarik napas panjang dan terus melafazkan nama Allah. Tidak ada kata-kata yang mampu menjelaskan rasa yang begitu nikmat saat persalinan. Namun nikmat ini tidak semua wanita bisa merasakannya? Aku bersyulur karena Allag telah memberiku kepercayaan dan kesempatan untuk merasakan nikmat ini

Wallahi, aku terbanyang dan merasakan rasa sakit ini lah yang Umi rasakan ketikab beliau melahirkanku ke dunia. Aku merasa bersalah dan durhaka karena pernah menyakiti hati Umi. Umiii maafin Zah yahh..kali ini Zah merasakannya Umii.

Ketika suara azan Isya berkumandang, saat itulah aku juga mendengarkan tangis keras makhluk kecil yang aku nantikan. Rasanya campur aduk, lega, bahagia, terharu.
"Alhamdulillah..."
Aku mendengar ucapan rasa syukur dari Mas Zaki yang sedari tadi mendampingiku dari awal hinggal persalinan tiba.
"Syukron, sayang, kamu sudah mau berjuang buat anak kita," ucapnya sembari mengecup keningku dengan air mata yang seketika menetes
Alhamdulillah....terima kasih, Ya Rabb. Titipan surga terindah ini akan selalu hamba jaga dan hamba sayangi sebagaimna Engkau menyayangu hamba dan umat-umatmu lainnya.

Takdir From Allah (Revisi)Where stories live. Discover now