Bab 7: Pengharapan Yang Hampir Pupus

13 6 0
                                    

Air mataku terus menetes membasahi pipi. Ya Rabb, kenapa ini semua harus terjadi kepadaku. Jelas-jelas aku mencintai dia kenapa tidak dia saja yang melamarku bukan orang lain yang tidak aku cintai. Bisakah kau putar kembali agar aku tidak merasakan perasaan seperti sekarang.

Jelas-jelas sekarang aku sangat bingung. Hatiku tlah aku jaga untuk pria lain. Namun disisi lain aku tidak mau membuat seseorang sakit Karen terluka olehku. "Zahra mohon, beri Zahra petunjukmu Allah. Beri Zahra jalan yang terbaik menurutmu, hanya engkaulah Ya Allah yang Zahra punya sekarang. Yang selalu ada disetiap langkah Zahra." Batinku.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu diluar kamar Zahra. Namun Zahra enggan membuka pintu kamarnya, dan suara dari luar terus memanggil namanya suara itu tak lain adalah kak Ryan. Akhirnya Zahra pun membuka pintu kamarnya sebelum membukakan pintu kamarnya ia menghapus air mata dengan puggung legannya agar tidak kelihat jika ia menangis.

"Assalamu'alaikum tuan putri yang canti. Bolehkan sang pangeran masuk?" ucap kak Ryan yang berhasil membuatku sedikit tersenyum.

"Wa'alaikumussalam silahkan pangeran."balasku.

"Terimakasih tuan putri. Oh iya pangeran punya oleh-oleh nih buat tuan putri, mau tau ga apa hadiahnya?" tanya kak Ryan.

"Mau banget pangeran, memang apa hadiahnya." Ucapku.

"Tapi ini pangeran ga disuruh duduk nih, masa berdiri terus pegel nih." Ucap kak Ryan yang membuatku sedikit tertawa.

"Heheh. Oh iya lupa! Silahkan duduk pangeran tampan. " kataku

"Tutup dulu matanya yah. Dalam hitungan 3 boleh buka mata." Aku pun langsung menutup mata dengan kedua tanganku." Jangan ngintip yah, 1...2...3... buka matanya." Ucap kak Ryan yang sontak membuatku terkejut melihat hadiah yang ia kasih. Dan ternyata hadiahnya itu sebuah baju gamis yang dulu pernah aku incar di online shop. Aku pun tersenyum bahagia.

"Suka hadiahnya tuan putri?" tanya kak Ryan.

"Suka bangett, makasih kak." Balasku sambil memeluk kak Ryan dari samping.

"Sama-sama. Syukurlah kalau kamu suka dek." Ucap kak Ryan membalas pelukannku.

Kak Ryan memang orangnya dingin sama semua cewek. Tapi bagiku kak Ryan adalah pria yang paling romantis dan perhatian, apalagi kak Ryan selalu memperlakukanku dan Maryam seperti seorang ratu. Apa yang aku dan Maryam pingin selalu ia kabulkan. Sosok kak Ryan memang sangat berarti untukku sama seperti Abi. Mereka berdua adalah sosok pria yang paling aku sayangi.

Bagiku tak ada pria lain yang bisa menggantikan sosok Abi dan kak Ryan didalam hidupku. Meskipu mereka tegas tapi aku sangat yakin hati mereka sangat lembut. Ya Allah taka da kebahagian lain untukku selain keluargaku.

Tiba-tiba lamunan ku terbuyarkan oleh kak Ryan yang menepuk pundakku." Kok ngelamun sih. Kenapa? Ada masalah?"

"Engga kok kak. Makasih yah kakak udah jadi pria yang terbaik setelah Abi." Ucapku sambil tersenyum.

"Ini udah tugas kakak untuk bahagain dan jaga kamu dek." Balasnya

"Sayang kakak."ucapku.

"Sayang kamu juga dek."balasnya.

"Kamu habis nangis yah, mata kamu sembab banget gitu," tanyanya lagi.

"Engga ko kak ini kelilipan ajah tadi." Bohongku.

"Kamu gabisa bohongin kakak dek. Kakak udah tau kamu seperti apa. Aku kakak kandungmu jadi aku tau apa yang terjadi sama kamu. Jujur sama aku kenapa dek?" kata kak Ryan.

"Kak! Aku bingung banget sama semua ini."

"Bingung kenapa?"

"Sebenarnya aku sedang menyukai pria lain kak. Sebelum kak Sandi datang melamar , dari dulu hati aku sudah aku simpan untuk pria lain kak. Dan sekarang aku bingung harus jawab aku. Disisin lain aku gamau bikin kak Sandi terluka dan disisi lain juga aku gabisa karena aku ga cinta sama kak Sandi. Karena kak Sandi itu kakak tingkat aku di kampus dan aku udah anggap kak Sandi itu kakak aku sendiri ga lebih. Aku harus gimana kak?" jelasku.

Takdir From Allah (Revisi)Where stories live. Discover now