Bab 17: Benarkah Ini Rencana dan Takdir Darimu,Ya Allah?

21 6 0
                                    

Sesudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Zaki bersemangat untuk mengajar di kampus. Senyuman yang terus berkmbang di bibirnya, membuat para mahasiswi di kampus terpesona melihat senyuman manis dari Zaki. Banyak sekali mahasiswo yang suka kepadanya. Namun di hati Zaki hanya ada nama gadis yang selam ini ia sebut dalam do'anya yaitu Zahra.

"Selamat siang pak Zaki ganteng,"

"Assalamu'alaikum Pak,"

"Siang Bapak kece,"

"Siang calon Imamku,"

"Siang my future husband,"

Sapaan dari pada mahasiswi-mahasiswi membuat Zaki menggelengkan kepalanya dan hanya membalasnya dengan senyuman saja. Dia tidak menaggapi mereka dan terus berjalan menuju ruangannya.

Saat menuju ruangannya yang terletak di dekat perpustakaan. Tiba-tiba Zaki berpapasan dengan Zahra yang sedang membawa beberapa buku di tangannya. Kehadiran Zahra disana membuat langkah Zaki berhenti begitupun Zahra. Ingin sekali Zaki memberitahu Zahra jika malam ini dia akan datang ke rumahnya untuk melamarnya, tapi biarlah ini akan menjadi kejutan buat special Zahra, apalagi hari ini adalah hari ulang tahun Zahra. Zaki ingin memberikan suprise untuk Zahra di hari ulang tahunnya dengan hadiah yang mungkin membuat sebagian orang bahagia, namun ntah dengan Zahra. Zaki ragu, ia takut Zahra menolak lamaran darinya.

"Assalamu'alaikum permisi pak Zaki," hanya perkataan itu saja yang mampu Zahra ucapkan dari mulutnya. Kemudian Zahra berlalu pergi meninggalkan Zaki. Zaki pun kembali melanjutkan langkahnya ke dalam ruangannya.

🌼🌼🌼

Mungkin menjauh darinya adalah cara terbaik untukku. Saat ini aku hanya tidak ingin mengingatnya lagi. Aku sadar jika aku hanya sekedar mahasiswi biasa yang tak pantas bersanding dengan seorang Dosen yang sangat dikagumi dan disukai para mahasiswi-mahasiswi di kampus ini.

Aku memilih berlalu pergi meninggalkannya dengan sekear menyapanya saat kami berpapasan di koridor kampus. Dengan bersikap cuek dan dingin kepadanya mungkin lebih baik daripada terus berharap kepada dia yang mustahil bersatu dengannya.

"Zahhh!" panggil seseorang yang tak lain adalah suara dari sahabatnya yaitu Nisa. Aku membalikan tubuhku menghadap arah suara itu.

"Wa'alaikumussalam ukhti," jawabku.

"Eh iyah lupa, hehehe... Assalamu'alaikum ukhti!"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa Nis?"

"Kamu mau kemana Zah? Ke Kantin yuk! Laperr nihh,"ajaknya

"Emhh.. aku mau ke perpus Nis balikin buku!"kataku.

"Ohh oke, aku ikut yah! Tapi habis dari perpus ke kantin yah, cacing-cacing di perut aku udah pada demo nih minta makan,"ucapnya terkekeh.

"Okee dehh,"balasku. Lantas kami pun menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku.

Selepas itu aku dan Nisa pergi ke kanin. Silvia langsung mencari tempat duduk yang kosong karena seperti biasa kantin jika siang sangat ramai. Sementara itu aku memesan makanan dan minuman untukk dan Nisa.

Saat aku sedang memesan nasi dan ayam bakar, aku menengok ke arah samping dan apa yang aku lihat? Kak Zaki berada di sampingku, dia sang memesan nasi goreng. Tiba-tiba dia menatapku naun aku langsung membuang pandanganku. Oh Allah, kenapa dia selalu ada di dekatku dan kemana aku pergi?

Setelah nasi dan ayam bakar pesananku jadi , aku pun langsung buru-buru meninggalkan kak Zaki dan menghampiri Nisa ke yang telah menungguku di meja makan kantin sembari membawa 2 piring nasi dan ayam bakar pesananku dan juga Nisa.

Takdir From Allah (Revisi)Where stories live. Discover now