Bab 4: Rasa Yang Terpendam

22 7 0
                                    

Biarlah aku pendam rasa ini sendiri, Biarlah Allah dan aku yang tahu tentang perasaan ini. Sampai waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya, namun entah kapan kamu akan mengetahuinya. Aku harap secepatnya kamu akan mengetahui semua ini agar hanya tidak aku yang selalu merasa dilema akan semua ini.

~Jodoh From ALLAH~

🌼🌼🌼

Sepulangnya dari panti asuhan. Aku pun bergegas ke kamar untuk istirahat karena hari ini sangat lelah sekali meskipun hari ini juga hari yang membuatku bahagia. Aku pun masuk ke kamar dan aku tidak langsung membersihkan badan karena sangat cape aku pun langsung merebahkan badanku diatas kasur sambil mendengarkan lagu favoritku. Aku pun tak sadar ada yang memanggilku karena aku tertidur dengan lelap. Tak lama kemudian ada yang masuk ke kamarku dengna berteriak-teriak sambil menggoyangkan tubuhku " Kak Zahhhhhh, bangunnnn. Aku panggilin Umi nih." Teriaknyanya dengan nada sedikit kesal. Dan ternyata itu Maryam adik perempuan satu-satunya yang paling nyebelin.

" Umii,umiii,umiii." Teriaknya lagi.

"Ada apa sayang, jangan teriak-teriak gitu ga baik tau gimana kalau ditetangga dengar nanti disangka kamu kenapa-napa." Jawab Umi.

"Ini nih Mi, kak Zahra aku panggil-panggil ga bangun-bangun."

"Kak Zahra kan baru pulang sayang, mungkun dia cape. Kamu banguninnya pelan-pelan jangan sampai teriak-teriak gitu. Anak Umi gaada yah yang teriak-teriak gitu Umi sama Abi gapernah ngajarin kaya gitu."

"Iyah Mi, maaf Maryam salah."

Umi pun membangunkanku dengan sangat lembut sehingga aku pun terbangun dari tidurku. "Astagfirullahaladzim, aku ketiduran. Jam berapa ini?" ucapku sambil menyalakan layar hpku. Saat aku menyalakan hp ternyata waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, aku pun beranjak dari kasur dan langsung bergegas kekamar mandi namun Maryam menahan tanganku.

"Kak anterin aku dulu yu." Ucapnya

"Anterin kemana dek?" jawabku.

"Ke Mall kak, aku mau beli buku kan besok hari pertama aku masuk sekolah lagi." Ucapnya.

"Aduhhh dekk, kakak mau mandi udah itu kakak mau ngerjain tugas kantor sama kuliah." Jawabku.

"Umiii... lihat kak Zah gamau anterin aku." Rengeknya.

"Udah-udah sama Umi ajah yah beli peralatan sekolahnya." Ucap Umi sambil mengelus rambut Maryam.

"Gamau, maunya sama kak Zah titik." Rengeknya lagi.

"Tapi kakak mau mandi dekk, sama Umi ajah yah dekk.." jawabku dengan kesal.

"Gamau" jawabnya dengan wajah cemberut.

"Yasudah Zah, kamu anterin adik kamu dulu, daripada dia nangis." Ucap Umi.

Kalau Umi yang meminta aku tidak bisa menolaknya. Mau tak mau aku harus mengiyakan.

"Iyah Mi. Yaudah kak Zah cuci muka dulu yah." Tuturku.

"Jangan lama, aku tunggu yah kak."

"Iyah bawellll." Jawabku dengan nada bt.

Aku pun pergi kekamar mandi untuk mencuci muka dan langsung ganti baju. Setelah selesai aku pun menghamiri adikku Maryam yang tengah duduk diatas kasurku sambil membaca buku yang sering aku baca.

"Yaudah ayok berangkat." Ucapku.

"Ayokk berangkat," ucapnya dengn girang.

Jujur sih aku tidak terlalu suka ke Mall apalagi untuk berbelanja. Paling yang sering aku kunjungi yaitu supermarket biasa atau pasar karena aku selalu menemani Umi untuk berbelanja kebutuhan rumah. Kalau soal belanja-belanja aku tidak terlalu suka apalagi mengikuti trend anak zaman sekarang yang menggunakan style-style yang ketat atau jilbab yang memperlihatkan dadanya pun tidak sama sekali menarik perhatianku untuk mengikuti trend itu. Karena itu akan mengundang perhatian banyak orang terutama kaum Ikhwan.

Takdir From Allah (Revisi)Where stories live. Discover now