Bab 10: Amerika City

7 4 0
                                    

Tak lama kemudian sebuah mobil Merci bewarna merah pun sampai di sebuah hotel tempat Zahra tinggal. Seseorang yang berada didalam mobil pun keluar bersama anak laki-laki yang berumur sekitar 5 tahun, dan ternyata itu adalah Erina.

Erina pun masuk ke hotel itu dan menuju ke lobi. Sesampainya di lobi Erina menghampiri Zahra yang tengah membaca majalah. Erina pun memastikan dahulu bahwa wanita yang sedang duduk dan membaca majalah itu adalah Zahra.

"Excuse me! What's your name Zahra?" tanya Erina.

"Yes. I'm Zahra, who are you?" ucap Zahra.

"I'm Erina. Ahhh I'm so happy to meet you Zahra." Ucap Erina sambil memeluk Zahra.

"I'm also happy to meet you Erina. MasyaAllah! You're now wearing a hijab. Are you really a convert Erina?" tanya ku yang terkejut sekaligus bahahia melihat Erina memakai hijab.

"Yes. I'm now a convert to Zahra. This is thanks to you who used to awalys talk aboutbthe religion of Islam. That's where I tried to study Islam and I intend to convert to Islam and become a convert." Jelas Erina.

"MasyaAllah. I'm so very happy." Balas Zahra sembali memeluk dan perlahan air mata Zahra menetes karena bahagia.

"Thank's you Zahra." Ucap Erina.

"Don't thanks to me Erina. Thaks to Allah for giving you guidance." Balas Zahra.

"By the Way, who is thus boy Erina." Tanyaku kepada Erina.

"This is my son Zahra, his name is Muhammad Ali." Balas Erina.

"MasyaAllah Tabarakallahu Erina.You're married! Why didn't you tell me that you wanted to get married."

"Sorry Zahra. No I don't want to invite you. Because at that time it was very difficult for me to call you, every time I called you were always busy." Balas Erina.

"It's okay Erina. Sorry if I'm always busy, because at that time I was busy with work and also my college." Balasku lagi.

"It's okay Zahra. Oh yeah, where are we going now?" tanya Erina.

"We go to a restaurant nearby for breakfast. You haven't had breakfast, have you, Erina?" ucapku.

"It's a coincidence that I haven't. because I was in a hurry here." Balas Erina.

"Oke we go now. Oh yeah, I forgot that haven't met you yet. Aunt Zahra's name, what's your name dear?" tanyaku kepada Cristian.

"My name is Muhammad Ali Aunty."

"MasyaAllah what a nice name Ali. Nice to mee you." Ucapku.

"Nice to meet you to Aunty." Balasnya dengan malu.

"Can I have one request Ali."

"Sure."

" Aunty want to hug you. Can you?"

"Sure Aunty."

Aku pun memeluk Ali dengan erat. Aku merasakan kasih sayang ini kepada Ali, meskipun ia bukan adik atau anakku tapi aku merasakan sentuhan hangat di hatiku. Hatiku merasakan tenang setiap aku bertemu dengan Erina.

"ok let's go have breakfast." Ucapku sembari berusaha menggendong Ali dan mengangkat sebelah tanganku.

"Let's go Mom and Aunty." Ucap Ali.

Aku pun memasuki mobil Erina. Aku duduk di depan bersama Erina dan juga Ali yang duduk dipangkuanku. Tak lama kemudian kami pun sampai disebuah restaurant yang tak jauh dari hotel tempatku tinggal. Aku pun keluar dari mobil sambil menggendong Ali yang tertidur pulas. Erina pun membawa Ali dalam gendonganku karena ia tak mau membuatku kerepotan.

Takdir From Allah (Revisi)Where stories live. Discover now