Ø2: 08 BERAPA?

394 40 22
                                    

Dulu, seharusnya jarak umur si kembar dengan adiknya itu lima tahun, sebab sebenarnya kehamilan Hugo nggak pernah direncanain oleh Raka dan Ghea. Mereka sama-sama sepakat buat punya anak lagi kalau si kembar sudah berusia lima tahun, tapi ternyata Ghea kecolongan, gara-gara lupa minum pil kontrasepsinya.

Dan karena hal itu, Ghea juga nggak sadar sewaktu di dalam perutnya sudah ada Hugo, sebab telat sadar itu Ghea hampir saja keguguran, tapi untung masih bisa terselamatkan.

Mereka sama-sama kaget waktu itu, tapi karena sudah terlanjur, jadi mereka terima saja, lagipula mau diapakan juga, namanya juga rezeki.

Masa itu adalah masa-masa terberat bagi Ghea, karena harus hamil lagi disaat si kembar masih kecil dan aktif-aktifnya. Ghea sering kuwalahan, dia sering sakit, ditambah morning sickness dan hormon yang membuat nafsu makan serta suasana hatinya berubah-ubah. Bahkan nggak jarang Ghea nangis kalau si kembar mulai rewel dan tantrum.

Untungnya sebagai suami, Raka sangat pengertian, di tengah kesibukan dan lelahnya bekerja, dia masih sabar buat ngurus si kembar dan istrinya. Sebelum berangkat kerja, dia selalu sempatin bikin susu hamil buat Ghea, sekalian mandiin si kembar dan nemenin mereka sarapan.

Kadang, kalau Raka ada keperluan perjalanan bisnis di luar kota yang nggak bisa ditinggal, Ghea bakal pergi ke rumah orang tuanya membawa si kembar, jadi Ghea bisa istirahat sebentar ketika si kembar sudah dibantu momong oleh mami dan papinya.

Kelahiran Hugo disambut dengan bahagia oleh mereka juga si kembar, mereka berdua senang memiliki adik, tapi dilain sisi Ghea merasa bersalah pada si kembar sebab kini perhatiannya dan Raka bukan hanya untuk mereka tapi juga untuk adiknya, padahal mereka masih kecil, masih butuh banyak waktu dan perhatian dari orang tuanya.

Tetapi kadang, apa yang direncanakan memang nggak selalu sesuai dengan kenyataan.

Meskipun begitu, Raka dan Ghea tetap berusaha untuk berlaku adil pada anak-anaknya, tanpa membuat mereka iri satu sama lain. Itu pula sebabnya, kenapa jarak umur Elvano dan Elkano dengan Hugo hanya dua tahun, sedang Hugo dengan Reon enam tahun.

Dan satu fakta lagi, kalau sebenarnya, Hugo nggak pernah mau punya adik. Dia nggak mau berbagi abang dengan adiknya, juga nggak mau perhatian orang tuanya kian terbagi lagi, itulah sebabnya kenapa Hugo kalau sama Reon jarang akur.

Walaupun sekarang Hugo sudah nggak pernah mempermasalahkan tentang hal itu, tapi kadang dia masih susah akur dengan adik bungsunya, sebab ada saja hal-hal yang Hugo lakukan hingga membuat adiknya itu menangis.

Contohnya adalah saat ini, ketika Reon sedang asik menonton televisi di ruang tengah, tiba-tiba Hugo datang dan dengan jahil mematikan televisi, membuat adiknya berteriak protes.

Tapi bukannya menghidupkan kembali televisi, Hugo malah lanjut jahil, dengan berkata, "Re, mau tau sesuatu nggak?"

Reon yang sudah dasarnya polos dan gampang ditipu malah nimpalin, "Tau apa?"

"Sebenernya, kamu bukan anak kandungnya Mama sama Papa, dulu kamu ditemuin nangis di depan gerbang, terus sama Mama dipungut, diasuh sampe sekarang," ujar Hugo dengan nggak berperikemanusiaannya, dan dari situlah pertengkaran dimulai.

Sampai akhirnya Reon kesal dan berteriak, "Anjing! Bang Go Anjing!" sambil ancang-ancang mau nangis.

Hugo kaget dengar adiknya tiba-tiba ngomong kasar, tapi bukannya berhenti jahil, dia malah lanjut part dua. "Heh! Hayoloh, ngomong kasaarr, aduin Mama nih, Maaa, Reon ngomong kasar, Maaa," teriaknya menggoda sang adik.

"Siapa yang ngomong jelek tadi?" Bukan Ghea tapi Raka yang datang sambil bawa secangkir kopi, nggak sengaja dengar teriakannya Reon sewaktu berjalan ke mari.

When The Sun Is ShiningWhere stories live. Discover now