19. Occurrence

35.2K 5.5K 1.8K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2400 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, klo ada penulisan yang salah mohon diingatkan 😊

SELAMAT MEMBACA!



Jadwal kuliah pertama baru saja usai. Masih ada waktu satu jam lagi sebelum perkuliahan selanjutnya, Electra dan Teresa memutuskan untuk pergi ke food court. Di sela langkahnya, Electra bercerita pada Teresa tentang kekonyolannya yang tergesa-gesa karena salah liat jam. Electra juga bercerita tentang pertemuan serta obrolannya dengan Juan saat di lift.

"Apa semua pria dewasa selalu bersikap blak-blakkan seperti itu saat tertarik pada perempuan?" Tanya Teresa mengomentari Juan yang mengajak Electra makan malam, dan juga langsung mengatakan jika pria itu tertarik pada Electra.

"Kedewasaan seseorang tidak bisa dilihat dari usianya saja, Teresa. Tapi kebanyakan pria dewasa akan malas membicarakan hal-hal tidak penting yang membuang-buang waktu. Karena basa-basi hanya perkataan yang tidak memiliki makna dan mengulur waktu saja," balas Electra menanggapi.

Electra paham mengapa Teresa bertanya demikian. Sebab kebanyakan pria muda yang berusia sama seperti Teresa, akan berbasa-basi terlebih dahulu dalam melakukan pendekatan melalui chat. Setelah mendapatkan respon positif, barulah si lelaki berani mengajak keluar bersama.

"Ini Juan, Electra. Pebisnis sukses dan berparas rupawan, banyak wanita yang mengidam-idamkannya, tapi kau justru menolaknya. Ngomong-ngomong, bukankah menjadi pelakor itu lebih menantang?" Kekeh Teresa, perkataannya setengah bercanda.

"Bagaimana seandainya aku mendapatkan pria dari hasil melakor, di kemudian hari pria itu juga menyambut baik pelakor lain? Pria yang sudah berkomitmen dan mudah berpaling, tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti pria itu kembali mengulanginya."

"Jika posisi Juan dan Poppy sudah menikah, kau bisa menerapkan cara berpikirmu barusan." Teresa menjeda perkataannya karena langkah mereka sudah tiba disalah satu counter di food court, ia memesan makanan terlebih dahulu.

"Mereka baru bertunangan dan kau tidak mengetahui kisah hubungan mereka. Jika seseorang yang sudah berkomitmen namun mencoba untuk berpaling, itu menandakan jika hubungan mereka sedang bermasalah, tidak bergairah atau yang lainnya. Karena menurutku, pria yang mencintai pasangannya tidak akan tertarik pada perempuan lain karena hal itu akan menyakiti perasaan pasangannya. Jadi mungkin saja jika kau dan Juan menjalin kedekatan dan kebetulan kalian cocok, maka kau bisa menggeser posisi Poppy," lanjut Teresa.

"Lalu setelahnya apa? Aku mendapatkan predikat sebagai pelakor?" Electra mendengus kesal. "Juan dan Poppy bukan berasal dari kalangan biasa, sedangkan aku baru saja mulai meniti karier. Stigma buruk akan mendatangiku dan itu akan merugikanku. Bahkan dalam suatu komunitas masyarakat yang paling sekuler sekalipun, pelakor mendapat tempat yang rendah secara sosial," lanjut Electra.

Sadar bahwa pembahasan mereka terlampau omong kosong, Electra memilih membawa langkahnya untuk memesan makanan ke counter lain. Lagipula bisa saja Juan mendekatinya hanya karena penasaran dan mungkin ketertarikannya itu sejenis dengan ketertarikan para lelaki yang selama ini berusaha mendekatinya. Yaitu hanya memerhatikan fisik dan aspek lain dari penampilannya. Kebanyakan pria kaya demikian, tidak cukup dengan satu wanita karena berpikir akan ada banyak wanita yang bersedia dengannya. Begitulah pengalaman Electra di dunia nyata, di dunia fiktif ini ia akan lebih selektif dalam memilih pasangan.

Hard to Believe (Hiatus)Where stories live. Discover now