19

50 9 0
                                    

Jika kalian menduga kalau Abel dan Harry sudah melakukan hubungan suami istri, maka kalian kurang beruntung.

Semalam mereka memang bercumbu lebih intim dari yang sebelumnya. Abel berhasil mengalihkan pikiran Harry dan pria itu menjadi gencar untuk mencicipi tubuh Abel lebih lagi.

Beberapa bekas biru di leher dan dada Abel adalah tanda hawa nafsu Harry yang membuncah saat gadis itu memulai permainan mereka.

Abel tidak dapat berbohong. Ia menyukai itu.

Manisnya, Harry meminta ijin sebelum ia membuka kancing piyama Abel dan menyentuh apa yang ada di dalamnya.

Salah satu tambahan alasan mengapa Abel semakin jatuh pada Harry.

Pagi ini Abel enggan meninggalkan ranjang karena pelukan Harry terlalu nyaman untuk disia-siakan.

Iapun berbalik badan untuk menghadap suaminya. Tangan Abel menyapu beberapa helaian rambut yang menutup wajah Harry ke belakang telinga. Wajah tampan dan damai Harry terpampang jelas di mata Abel.

Waktu ini Abel gunakan untuk menganggumi kesempurnaan fitur wajah yang Harry punya. Jari Abel terus menyusuri ke bagian alis, pelipis, pipi, hingga bibir Harry yang semalam memanjakannya.

"Isa."

Abel terkejut, bahkan matanya mengerjap beberapa kali atas suara Harry yang tiba-tiba. Pun Harry tertawa kecil karena reaksi lucu istrinya. Abel terlalu asik memuja wajah Harry, tepatnya bibir pria itu, sampai tidak sadar kalau Harry sudah membuka matanya.

"Kamu mau lagi?" Harry menaikkan satu alisnya sambil tersenyum miring.

"Harryyy.." Isa merengek dengan sensasi panas di pipinya.

Tanpa menunggu jawaban Abel, Harry memajukan wajahnya dan mengecup panjang bibir Abel, sampai gadis itu kini berposisi telentang dan Harry mengambanginya.

Abel pun tidak ragu untuk melangkah lebih jauh dengan menggunakan lidahnya, membuat Harry juga melakukan hal yang sama.

Tubuh Abel bereaksi kepada Harry dengan membuka kedua kaki dan membiarkan Harry lebih dekat dengan Abel, di antara kakinya.

Berhubung mereka sama-sama menggunakan pakaian berbahan tipis, Abel dapat merasakan aset Harry bersentuhan dengan miliknya di bawah sana. Sangat tegang dan terasa.

"H-Harry.." Suara Abel ringkih, bersamaan dengan darahnya yang berdesir karena kontak seksual itu.

Harry bertopang pada sikunya, memerhatikan wajah yang dihias akan gairah milik Abel. Ia tau betul apa yang Abel maksud. 

Secara usia dan juga status, pantas saja jika Harry melakukannya dengan Abel. Namun Harry selalu menahan diri. Ini belum saatnya.

Tak lama setelah itu, Harry mengangkat pinggulnya yang tadi menindih Abel dan merubah ekspresi wajahnya, dari sayu menjadi serius. 

"Salah satu klien lama saya hari ini menikah. Saya mau kamu dateng buat temenin saya."

Abel termenung. Kenapa Harry tiba-tiba berubah? Dan untuk apa Harry mengajak Abel? Apa ini saatnya Abel akan diperkenalkan sebagai istri? Atau, lagi-lagi, keponakkan?

Gadis itu tidak diberi kesempatan untuk berpikir saat Harry sudah berbicara lagi.

"Nanti siang Aubree jemput kamu buat shopping gaun, sepatu, aksesoris, dan semacamnya. Saya udah panggil tukang rias yang waktu itu dandanin kamu waktu kita nikah. Ok, Isa?"

Seolah terhipnotis, Abel mengangguk dan Harry langsung beranjak dari atas tubuh Abel. Sebenarnya pria itu juga sedang menghindar dari kontak tubuh yang seksual. Ia sendiri tidak ingin termakan hawa nafsu setiap bersentuhan dengan Abel. 

Arranged//H.S.Where stories live. Discover now