16

88 13 5
                                    

Wajah Abel masih berseri-seri mengingat kejadian semalam saat Harry mencium bibirnya untuk kali yang pertama. Gadis itu bahkan tidak menolak sedikitpun. Walau dia sedikit terkejut, detik berikutnya Abel langsung memejamkan mata bersama Harry.

Sentuhan lembut di bibir Abel terasa seperti pelukan yang nyaman. Ia bahkan tak berhenti menyentuh bibirnya sendiri sambil tersenyum malu. Abel sangat senang dengan kedekatannya dengan Harry yang semakin naik level.

Harry sangat mahir membuat Abel nyaman hingga Abel merasa memiliki koneksi yang dalam dengan lelaki itu. Entah apa yang Harry lakukan dan bagaimana caranya. Intinya Abel tidak merasakan keasingan lagi dengan Harry.

"Jangan dipegangin terus,"

Abel terperanjat di tempatnya, tak sadar Harry sudah berdiri di belakang bahunya dan jaraknya sangat dekat. Jarinya yang tadi sibuk menyentuh bibirnya, kini pindah untuk fokus memotong telur rebus di depannya.

Harry terkekeh, "Mau saya cium lagi? Suka ya?"

"Harry.. apaan sih!" Abel menyiku perut Harry, membuat pria itu pura-pura meringis.

Abel menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya yanh sudah pasti memerah. Nyatanya ia masih malu untuk mengakui kalau Harry berhasil membuatnya tersipu.

Harry kemudian memeluk pinggang Abel dari belakang, menempelkan dada telanjang Harry dan kaus kutang Abel yang sedikit mengekspos punggungnya.

Gestur manis itu membuat Abel gugup sampai potongan telornya tidak porposional.

"Harry, gue lagi bikinin sarapan. Jangan ganggu dulu." Abel merasa geli saat hidung Harry menggelitik di lehernya.

"Hm? Nanti aja lanjutinnya. Saya mau ulang adegan semalem." Harry merampas pelan pisau dari tangan Abel dan memutar tubuh gadis itu dengan mudah.

Saat sudah saling berhadapan, Harry menatap sejenak bibir polos Abel. Ia baru menyadari bentuknya yang sempurna walau nampak segaris putih di ujungnya. Kemudian Harry mencium bibir Abel tanpa bertanya. Abel juga tidak menolak dan menerima ciuman Harry dengan senang hati.

Harry kemudian mengangkat Abel dari pahanya dan menempatkan Abel di atas meja pulau, sementara Harry berdiri di tengah kaki Abel. Kedua tangannya berada di pinggul gadis itu dan merambat ke samping bokong Abel, meraba kulitnya dari dalam celana pendek Abel.

Lelaki itu mulai menggunakan lidahnya sedikit demi sedikit dan Abel mulai membuka mulutnya untuk melakukan hal yang sama.

Ingat bagaimana Abel berkata dia ogah berciuman dengan Harry? Kini gadis itu dibuat melenguh saat Harry meremas bokongnya sambil memperdalam ciuman mereka, dan Abel tidak menolak sedikitpun. Ia justru suka dengan apa yang ia dan Harry lakukan sekarang.

Lama kelamaan, kedua tali tanktop Abel sudah turun sampai ke lengan akibat tangan usil Harry, namun pria itu tidak melewati batas dan menyentuh area privat Abel. Harry hanya ingin berkontak langsung dengan kulit lembut gadis itu.

Ini adalah hal paling jauh yang pernah Abel dan Harry lakukan sebagai sepasang suami dan istri.

"Harry--"

Panggilan Abel tidak dihiraukan. Harry mengira gadis itu hanya mendesahkan namanya saja. Iapun menarik Abel lebih dekat sampai kedua tubuh mereka saling bertemu.

"Harry, ad--"

"Hmmm." Harry menggumam, menghentikan ocehan Abel ditengah ciumannya.

Abel juga tidak ingin menghentikan kegiatan pagi mereka jika tidak ada orang yang menekan bel rumah.

Akhirnya Abel mendorong bahu Harry hingga bibir mereka terpisah.

"Kenapa, Isa? Saya terlalu kasar ya?" Harry menyentuh bibir bawah Abel yang ia sempat gigit beberapa kali.

Arranged//H.S.Where stories live. Discover now