18

59 9 2
                                    

Beberapa hari telah berlalu sejak Abel mendengar percakapan singkat Harry dan Rebecca yang tidak mencerminkan percakapan antara bos dan asisten. Hanya saja, Abel bersikap normal seolah ia tidak mengetahui apapun.

Gadis itu masih sering bercanda dengan Harry dan berlaku selayaknya Abel yang biasa. Harry pun tidak curiga dan ia kelihatannya sudah lupa dengan kejadian di mobil itu. Entah dia lupa atau pura-pura tidak ingat.

Semenjak Ruby dijemput pulang oleh
Aubree, Abel mulai kembali pada rutinitasnya dulu; ikut Harry ke kantor.

Bosan sih bosan, tapi Abel punya tujuan jelas untuk ikut Harry bekerja. Ia ingin mengobservasi lebih dalam soal kedekatan suaminya dengan asisten suaminya.

Namun sayang, Abel tidak melihat hal-hal yang mencurigakan. Harry dan Rebecca berlaku selayaknya bos dan asisten yang professional. Mungkin karena Abel selalu ada di sekitar Harry.

Hari ini Abel punya janji makan siang dengan Bastian. Katanya Bastian akan menjemput Abel di kantor Harry sekitar pukul setengah 11.

'Nanti kalau udah nyampe, lo tunggu di lounge lantai 5 aja ya.'

Itulah pesan yang Bastian dapatkan dari Abel. Namun bukan Bastian namanya kalau menaati peraturan. Berhubung Bastian sudah tau letak ruangan Harry, pria itupun langsung berjalan menuju ke sana.

Niat hatinya ingin bertemu asisten Harry yang katanya sudah punya pacar.

Sayangnya, Bastian tidak melihat wanita itu di meja kerjanya, sedangkan pintu Harry tertutup rapat.

Baru saja ingin mengetuk, Bastian tidak sengaja mendengar suara perempuan dan laki-laki yang kedengarannya sedang bertengkar.

"Harry sama Abel berantem?" Gumam Bastian pada dirinya sendiri.

Ia yakin betul kalau suara laki-laki itu adalah Harry, namun ia merasa Abel tidak memiliki suara seperti itu.

Tau ada yang tidak beres, pun Bastian menempelkan telinganya pada pintu Harry. 

'Sejak keponakan kamu ikut ke kantor, kamu gak pernah anggep aku lagi, Harry!'

'Aku harus gimana, Becca?! Yang dia tau kita ini hanya sebatas bos dan asisten!'

'So what?! Apa salahnya kamu kenalin aku ke keluarga kamu?!'

'Kamu tau aku belum siap.'
Suara Harry terdengar melemah.

'Belum siap, huh? Apalagi yang aku harapin dari kamu sekarang? Kamu menjauh. Kita udah gak kayak dulu lagi. Kapan terakhir kali kita bisa habisin waktu layaknya orang normal? Hampir seminggu lalu, waktu kita makan di kantin dan itupun gak nyampe 1 jam.'

Tiba-tiba Bastian mendengar suara langkah kaki yang seolah mendekat ke arahnya. Iapun langsung menegakkan tubuh dan mendapati Abel yang menghampirinya dengan wajah heran.

"Bukannya gue suruh tunggu lounge? Kok lo tau ruangan Harry?" Ujar gadis itu.

"O-oh.. ehm--gue bosen aja di lounge. Jadi gue nanya karyawan sini biar sekalian keliling kantor. Bagus juga ya kantor Harry."

Abel memperlihatkan senyuman bangganya. "Laki gue gitu loh, tajir."

"Hahaha iyaya." Bastian tertawa canggung. "By the way, lo dari mana?" Bastian sengaja menahan Abel untuk tetap bersamanya dari pada masuk ke ruangan Harry dan menemukan suaminya sedang bertengkar dengan si pacar simpanan.

"Oh, abis dari pantry sebentar buat nyuci sama ngisi botol minum Harry."

Bastian mengangguk sebagai respon.

Arranged//H.S.Where stories live. Discover now