17

49 15 0
                                    

Please always leave your comments/thoughts yaa! Feedback dari kalian itu beneran bisa bikin aku semangat nulis lhoo🤭

Enjoy reading!




Kali ini Harry kembali pulang lebih malam dari biasanya. Ia bahkan yakin kalau Abel sudah tertidur pulas, namun tidak tau bagaimana dengan Ruby.

Seluruh lampu rumah sudah redup, berarti Abel sudah di kamar. Pun Harry berusaha untuk tidak menimbulkan suara saat ia bergegas ke kamar.

Begitu membuka pintu kamar, Harry disuguhkan dengan pemandangan yang begitu melelehkan hati.

Dengan pencahayaan lampu nakas, Harry mendapati Abel tertidur pulas menghadap ke kanan. Tangannya terulur sebagai bantal untuk Ruby yang tertidur menghadap Abel.

Keduanya terlihat sangat tenang dalam tidur mereka. Harry tidak akan tega memindahkan Abel maupun Ruby agar ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Sofa lagi, sofa lagi." Gumam Harry sembari melepas atribut kantornya dan masuk ke kamar mandi.

Usai beberapa saat membersihkan badan, Harry keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggulnya. Ia langsung beralih ke lemari untuk mengenakan celana dan juga mengambil selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

Namun saat Harry siap tidur di sofa ruang tamu, suara bisikan Abel memanggilnya.

Pria itupun menoleh, melihat Abel yang perlahan meloloskan tangannya dari kepala Ruby.

"Kenapa kamu bangun?" Tanya Harry dengan nada lembut. Ia menghusap kepala Abel saat gadis itu telah berdiri di depannya.

"Lo mau tidur di mana?"

"Di sofa. Kamu sama Ruby biar di ranjang aja, nanti sempit kalau saya gabung."

Abel menoleh ke arah balita di atas ranjang single itu. Ruby tertidur sangat pulas dengan posisi menyerupai bintang laut. Dot yang tadinya dihisap sampai terlepas dan menciptakan pulau kecil di bawah pipi anak itu.

Kalau dilihat-lihat, memang tidak tega rasanya membangunkan Ruby atau membuat anak itu tidur di antara tubuh orang dewasa. Yang ada malah Harry dan Abel akan terganggu nantinya.

"Isa..." Harry menarik dagu Abel dengan jari telunjuknya seraya tersenyum. "Kamu pengen dikelonin saya, ya?" 

Sial! Harry tau maksud Abel. 

"K-kok--"

"Muka kamu keliatan gelisah. Saya pikir kamu bingung mau ikut saya tidur di sofa atau tetep jaga Ruby di sini." 

Abel menggigit bibirnya, menunduk malu sambil menautkan jari-jarinya. Tak lama setelah itu dia mengangguk, membenarkan spekulasi Harry. Melihat itu, Harry terkekeh gemas. Ia merasa senang saat Abel membutuhkannya.

"Ya udah, gapapa. Untuk malem ini, kita pisah ranjang. Besok saya ambil crib-nya Ruby di rumah Aubree, supaya kita gak keganggu. Gimana?" 

"Emmm..."


***


Pada akhirnya, Harry dan Abel menggelar beberapa lapis selimut di lantai, tepatnya di sebelah ranjang. Abel membujuk Harry untuk tetap menemaninya tidur dengan cara berbaring di lantai dan memberikan ranjang sepenuhnya untuk Ruby.

Untung saja ada banyak stok selimut yang bisa dijadikan alas tidur agar tubuh Harry dan Abel tidak sakit karena keras dan dinginnya ubin. Sementara itu, di sekitar Ruby diletakkan bantal dan guling agar anak itu tidak jatuh dari ranjang yang cukup tinggi.

Arranged//H.S.Where stories live. Discover now