Part 42

14 6 1
                                    

Jangan lupa Vote nya.

Btw, untuk part 42 dan selanjutnya sepertinya udah gak ada konflik besar.

Part 42 dan seterusnya akan di isi oleh kisah Arsyila dan Shakel serta di tambahi dengan kedekatan anggota inti.

Untuk pembaca setia, makasih banget udah baca sampai sejauh ini.

Dan untuk yang Vote, Rin mau mengucapkan makasih sebanyak-banyaknya.

•••××ו••

Bangun!!

Suara teriakan di luar markas tidak membangunkan manusia yang menghuni tempat itu.

Tempat tidur mereka saat ini berada tidak jauh dari markas utama. Tempat ini di khususkan untuk anggota inti Omorfos.

Arsyila mengucek mata nya. Teriakan itu membuat dia terbangun dari mimpi indah. Netra nya melihat sekilas ke arah Skya yang tertutupi selimut tebal, lalu berpindah pada jam dinding.

Menunjukkan pukul 06.00

Meregangkan otot-otot tubuhnya. Dia beranjak turun dari kasur dan memakai sendal jepit nya.

Arsyila akan memasak terlebih dahulu, kemudian membangunkan yang lainnya.

Membuka kenop pintu. Dia menyalakan lampu ruang keluarga yang terhubung dengan kemar nya.

Mata nya langsung di sajikan dengan keadaan tidur anggota inti Omorfos itu.

Dua sofa panjang yang di tiduri oleh Alanza dan Regan.  Sedangkan meja kaca yang selalu berada di tengah sudah di singkirkan di sudut ruangan. Karpet berbulu di lantai di tiduri, Arlen dan Fathan, dengan kaki Arlen di naikkan di atas perut Fathan sedangkan Fathan tidur menutup muka nya menggunakan lengan. Dia sudah terbiasa jika tidur dengan banyak orang, takutnya muka nya malah di paparazi.

Shakel berada di depan televisi, tertidur langsung di lantai dingin tanpa di alasi apapun.

Naufal, pria itu tidur paling jauh di antara mereka semua. Pria berkulit putih susu itu merebahkan dirinya di atas meja kaca dengan kaki yang dia pangku di kursi plastik.

Sesekali pria itu memukul badan nya sendiri untuk mematikan nyamuk yang dengan tega nya memakan darah.

Athar pria itu tidur di samping Naufal, tapi beda nya dia berada di kasur kecil yang hanya memuat satu orang.

Rigel, pria berambut gondrong berada di bawah kaki Shakel. Dia tidak perduli lagi dengan udara dingin dan nyamuk.

Arsyila lalu berjalan masuk kembali ke dalam kamar, dia membuka lemari  mengambil satu selimut tebal dan mendekat ke arah Shakel. Berjongkok dan menggeser tubuhnya agar lebih dekat.

Selimut tebal itu menutupi tubuh Shakel dari telapak kaki hingga bahu.

Lalu Arsyila mengambil obat nyamuk yang berada di laci meja televisi. Dia membakar nya kembali dan menggantikan obat lama yang sudah habis menjadi abu.

Melanjutkan niat awalnya. Arsyila melangkah ke arah dapur. Membuka kulkas langsung di sajikan dua butir telur. Dia membuka pintu laci yang berada di atas tidak mendapatkan apapun.

Arsyila memutus kan memasak nasi terlebih dahulu di rice cooker.

Saat sedang mencolok kabel rice cooker. Sosok gadis yang memakai kaus hitam di padukan dengan celana legging panjang, tidak lupa rambut yang acak acakan itu mampu mengagetkan Arsyila.

"Skya...," sapa Arsyila.

"Syil, udah masak belum... Hoam." Skya merentangkan tangannya ke atas, satu tangan menutup mulut yang menguap karena di landa kantuk.

SHAKELWhere stories live. Discover now