Part 20

30 9 2
                                    

Baca jam brp?

Btw jangan lupa follow akun Rim yah, Amigo.

Biar nanti kalian dapat notifikasi dari aku.

•••××ו••

Membaringkan tubuhnya yang lelah. Husna memandang langit langit kamar berwarna krim itu. Dia masih terbayang bayang kisah percintaannya dengan Shakel. Menyesal? Tentu saja. Jika boleh mengulang, dia akan menolak keras perjodohan ini. Seharusnya posisi Arsyila itu, miliknya.

Mengingat papa nya,  Husna bangun dari rebahan nyenyak. Ini waktu yang tepat untuk bertemu sang papa dan melaporkan semua sifat Rigel, setelah itu dia akan merebut Shakel dari Arsyila.

Mumpung Rigel beberapa Minggu tidak ada kemunculan sama sekali. Mengambil tas dan memasukkan handphone serta dompet. Membuka kenop pintu dan keluar, ruang keluarga terpampang di depan mata, tidak ada orang sama sekali.

Melirik tangga. Apakah dia harus meminta izin dulu dengan Arsyila? Tapi, malas. Memikir berulang kali, sepertinya dia harus izin kepada istri mantan nya itu. Jika Shakel pulang dan tidak terdapat dia, pasti akan khawatir dan menghebo kan teman temannya. Mengingat itu, dia jadi senyam-senyum sendirian.

"Bodoh malah ngehalu." Rutuk nya pada diri sendiri, memukul kepala pelan agar menyadarkan isi pikiran.

Menaiki tangga perlahan dan berpegangan erat pada gagangan tangga. Kilasan kejadian Rigel yang menarik paksa dia sampai terjatuh di tangga, membuatnya sedikit takut. Tapi berkali kali, Husna mengucapkan bismillah agar lebih baik.

4 tapakan lagi dia akan sampai ke lantai dua. Notifikasi dari handphone, menghentikan langkah kaki Husna. Berhenti dan membuka penutup mengeluarkan benda pipih dan melihat satu pesan masuk.

[Kita akan bertemu di Hotel siang ini. Aku sudah tungguin kamu]

Mengernyitkan keningnya. Dia seperti tidak asing dengan nomor ini. Membuka aplikasi WhatsApp dan nomor itu sama dengan laki laki yang mengirimkan pesan sewaktu Minggu lalu.

Mengabaikan itu semua, mungkin saja orang salah sambung. Menarik nafas panjang dan menghembuskan kembali. Notifikasi kedua muncul lagi, dengan ragu Husna membuka pesan berikutnya.

[Jangan mengabaikan pesan ku, apa kamu lupa sama kejadian dua tahun lalu]

Tubuh nya bergetar hebat, genggaman pada gagang pintu semakin kuat bersamaan tubuhnya yang hampir ambruk, pandangannya yang samar dan rasa sakit menerjang kepalanya membuat Husna terduduk di tangga itu.

"Husna!" panggil Arsyila dari lantai dua.

Belum sempat Arsyila menuruni tangga, tubuh Husna sudah berguling-guling dari tangga yang tinggi itu hingga dasar lantai.

Darah merah bercucuran mengotori lantai bersih itu. Kepala Husna terbentur tepat di bawah sepatu sniker putih yang baru saja tiba.

Arsyila mendekap mulutnya, matanya membulat dan ikut berlari. Walaupun sempat membenci gadis itu tapi dia khawatir jika keadaanya seperti ini.

Samar samar Husna melihat pria berkulit putih mendekap tubuhnya. Tangannya berusaha menggapai wajah itu, tapi malah tangan kekar menggenggam tangan mungil yang penuh darah.

"El...," gumamnya sebelum kesadaran di renggut paksa.

"HUSNA!!"

•••××ו••

Zayn sedari tadi berjalan bolak balik seperti setrika, sesekali mendekatkan handphone ke telinganya berharap panggilan segera di angkat.

Mohon maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

SHAKELWhere stories live. Discover now